Sebuah koper bergambar hello kitty dengan berbagai keperluan selama dua bulan sudah siap didepanku.
Mulai dari pakaian, buku, perlengkapan mandi, perlengkapan makan, mukena hingga sandal jepit benar2 tertata rapi didalamnya.Kalau boleh memilih aku akan membawa mama sekalian kedalam koperku. Karena mama itu paket komplit yang bisa segalannya. Asal ada mama, aku tentu tak akan membutuhkan boneka pandaku. Karena saat tidur aku butuh sesuatu yang bisa aku peluk, biasanya sih mama.
Jangan heran, meskipun sudah sebesar ini aku masih tidur dengan mama saat papa sedang dinas luar kota.
Ini adalah kali pertama aku meninggalkan rumah dalam kurun waktu yang teramat sangat lama.Hiks..
Dua abad.
Cek.
Dua bulan.
Meskipun begitu, melihat senyum diwajah mama yang penuh harapan dan doa membuatku tak urung ingin balas tersenyum hingga menangis. Agar mama tau aku sedang menangis bahagia dan beliau tak enggan untuk melepasku.
"Jangan makan sambal nanti sakitmu kambuh. Disana nggak ada mama, dijamin deh kamu bakal nangis sambil meratapi nasib. Siapa coba yang tahan sama sikap manja kamu"
"Bella mandiri ma.." jawabku menahan genangan airmata yang siap melumer jika saja aku tak mati2an menghisapnya kembali. Membayangkan sakit di negara orang tanpa mama. Meskipun ini hanya beda kota. Tapi bagiku seperti beda negara.
Sungguh tersiksa. Jangan doakan aku sakit dong ma.
"Jangan lupa pakai lotion anti nyamuk. Kulit putihmu kalau digigit nyamuk udah kayak luka bekas cacar." petuah lanjutan dari mama yang entah sudah keberapa kalinya sejak aku menyeret koperku kedepan rumah yang tepat berada ditepi jalan raya.
Padahal lima menit lagi seharusnya bus yang akan aku naiki akan segera lewat."Mama ih kenapa gitu banget sih ngeledeknya."
"Jangan lupa sisir rambutmu sendiri ya nak, mama nggak bisa bantuin nyisir" suara mama mulai terdengar parau, wajahnya menunduk dan ada getara dibahunya.
Aku yakin seyakin-yakinnya mama pasti sedang menangis.
Padahal tadi sok tegar banget, sampek bikin aku malu kalau harus nangis duluan.
Ini kenapa mama yang nangis duluan sih."Maklum deh.. Anak bungsu.. Dramanya maksimal. Dulu pas Priska tinggal tugas kantor di sumatra 5 bulan nggak gitu banget ma nangisnya?" ledek priska kakak perempuanku yang kini sudah bekerja disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang property.
"Jangan gitu deh kak, kasian mama. Cup cup cup panda besarku" ucapku menghibur mama dan disambut gelak tawa dari mama, kak priska dan juga kak pras yang kebetulan ikut mengantarku.
Kak pras adalah kakak tertuaku.
Saudaraku berjumlah dua orang, didalam rumah yang kami tinggali bersarang 3 perempuan cantik dan dua pria tampan.
Pria tampan yang satunya adalah papa, beliau saat ini sedang dinas luar kota jadi tidak ikut mengantarku.TINTINTIN
Bunyi klakson mengakhiri acara live yang baru saja kami gelar.
Bus bergambarkan logo kampusku telah berhenti tepat didepan rumahku.
Aku Bergegas pamitan dan salah satu temanku turun untuk membantu menaikan barang bawaanku. Berat rasanya melepas keluarga cemaraku.
Sampai jumpa dua bulan lagi mama dan kakak..
I will be missing you..........
"Bell.. Bangun udah sampai. Mau tidur disini sampai bsok lo?" suara aira membuatku geragapan dan terjatuh dari kursi bus yang aku tempati..
"Aww.."
"Hahahahahahaha.." tawa puas dari teman2 satu angkatanku..
"Sakit?" seseorang mengulurkan tangannya padaku untuk membantuku berdiri.
Mataku berbinar begitu mengcloseup senyum pepsodent milik haikal. Cowok yang secara terang2an aku kagumi sejak semester satu.
Aku mengangguk manja dan meraih uluran tangannya untuk membantuku berdiri.
"Huuuuuuuuuuuuuuu" berisik banget sih mereka. Tadi diketawain rame2. Sekarang disorakin.
Awas aja kalau ada yang nangis2 minta tukar sift pas jaga nanti. Nggak bakal aku kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Sejati
RomanceBella gadis semester akhir yang kuliah dijurusan ilmu keperawatan sedang menjalani masa praktek klinik disebuah rumah sakit swasta yang cukup terkenal dan jauh dari kotanya. kelompoknya kebetulan bertemu dengan kelompok mahasiswa kedokteran yang jug...