Episode 1

28 2 0
                                    

Namaku Erisca Yellena. Aku bad girl jadi-jadian, penampilanku emang urakan tapi hatiku enggak (asikasik). Oh ya! Panggil saja aku Erisca. Aku bersekolah di SMA Garuda Bangsa dan sekarang menduduki kelas 2. Sekolahku kepopulerannya sudah lumayanlah, dibanding dengan sekolah SMP ku -bisa dibilang masa-masa SMP itu masa-masa tersuram huft karena peraturannya ketat banget astaga- yang peraturannya ketat banget najong tralala, lokasinya juga terpencil. Aku ini cewek normal, tapi penampilanku yang sedikit tidak normal, aku malas berdandan, apalagi mandi, sampai-sampai mamaku berkata ;

"Kamu itu sebenarnya cantik Erisca, tapi penampilanmu yang membuatmu seperti gembel"

Begitu kira-kira ucapan mamaku sembari geleng-geleng kepala. Entah aku ini terjangkit syndrom apa sampai penampilanku jadi urakan seperti gembel-itu kata mamaku- begini.

Aku ingin tampil girly kayak temen-temen ku yang lain, tapi entah mengapa itu terasa sangat sulit untukku. Hah, mungkin aku ditakdirkan menjadi cewek yang kecantikannya tertutup oleh keurakannya, pokoknya intinya cewek jadi-jadian, eh tapi bukan begitu--- tapi ada benarnya juga! Eh tapi masa aku jadi-jadian?! Sudahlah lupakan Erisca.

Oke, aku ingin berubah jadi cewek yang girly!!! Berpakaian modis dan ketat ke sekolah --- bukannya pake kemeja yang dibuka dan memperlihatkan pakaian dalam yang longgar--- memakai rok pendek mungkin 5 centi diatas lutut --- bukannya memakai jeans robek-robek sana sini dan kata mama itu kayak orang gembel--- pake make up tebel-tebel udah kayak ibu-ibu mau kondangan --- bukannya pake pupur tipis yang luntur diterjang angin plus tidak mandi--- mungkin itu semua cukup untuk membuat penampilanku jadi girly dan tidak mempermalukan mama lagi saat ke acara nikahan.

Okayyy!!! Ganbatte Erisca!!!

***NeedMe,Weeps***

Tanganku mulai gemeteran. Hari ini hari senin, dan upacara 3 menit lagi akan dimulai, sementara sekarang aku baru saja turun dari rumahku. Astaga kenapa juga harus sampai kebangun telat begini?! Weits, ingat biarpun penampilanku ini bad girl jadi-jadian alias penampilannya urakan ---sebenarnya aku tuh cocoknya bukan bad girl tapi GEMBEL---

"Non udah nyampe nih" suara pak Broto menyadarkanku dari lamunan.

"Iya makasih pak" ucapku.

Aku langsung menutup pintu mobil lalu berlari pontang-panting ke gerbang.

Syukur. Hari ini gerbang dibuka lebih lama karena upacara sedang tidak diadakan. Aku segera berlari menuju kelasku yang berada dilantai 2 sekolah.

"Hai!" Sapaku pada mereka semua.

Mereka semua tampak menahan senyum ketika melihatku. Oh ternyata tidak sia-sia aku ingin jadi girly buktinya banyak orang yang tersenyum melihatku.

Nia, sahabat sebangkuku menarikku untuk keluar kelas. Ada apa?

"Kamu gak panas kan Ris?" Nia meraba-raba pelipisku dengan punggung tangannyan

"Ih gak, kenapa sih?" Tanyaku penasaran.

"Kamu gak ngaca sebelom kesekolah Ris? Coba liat deh, make up kamu udah kayak ondel-ondel yang lagi diiringi buat lamaran itu loh, sementara baju kamu, keliatan gak pas buat kamu, keliatan lebay, ada renda-rendanya gituh, lah trus coba balik belakang! --- Astaga Erisca!!! Rets rok kamu kebuka!" Nia segera berteriak histeris setelah mengoceh panjang lebar tentang penampilanku, ia membantu menutup rets rokku yang sempat terbuka.

Dan kurasa kekacauan ku dalam berpenampilan ini karena aku yang terlalu terburu-buru berangkat ke sekolah, sampai-sampai lupa akan rets yang masih terbuka ini.

"Hue aku harus bagaimana Niaaa"

Aku udah pasrah sekarang. Mau nyoba jadi girly lagi kamu Erisca? Astaga! Sudah cukup hari pertama jadi kacau balau begini. Penampilanku semakin jadi gembel rupanya.

"Sepulang sekolah kau ada waktu kan Ris?" Tanya Nia.

"Hm, kurasa iya. Kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Sebentar kita ke mall yah" pinta Nia.

Tidak biasanya dia mengajakku ke mall. Yang ada dia mengajakku ke tempat latihan olahraga apapun, contohnya basket, voli, bulu tangkis, karate, dan lain sebagainya. Nia menggilai olahraga sejak kecil, aku yang diibaratkan curut kecil yang terdampar karena ditinggal ibunya ini hanya bisa sok mengikuti Nia, yah walaupun kemampuanku dalam bidang olahraga dibawah-bawah-bawahnya Nia -kecuali basket, bulu tangkis, dan tolak peluru-

"Tumben" ucapku tersenyum meledek.

"Ish, yah, bukan begitu hehe- maksudku..."

"WOOIII GAEESS REO TANDINGG WOYYY!!! LIAT LIAT" Galang yang berada di pintu sedari tadi berteriak histeris.

Reo Winata. Calon CEO diperusahaan papanya. Jago basket dan selalu mewakili sekolah dalam pertandingan basket, tapi ia paling jago di anggar, karate, pokoknya olahraga bela diri lainnya.

"Erisca!!! Buruan!!! Cepet liat calon suami gue" fix itu Nabila, bisa dibilang udah deket banget, nempel mulu sama aku kalau urusan makan. Nabila terobsesi banget jadi istrinya Reo. Sejak melihat Reo yang abis main basket --- Nabila terobsesi banget sama keringat cowok astaga. Katanya keringat cowok tuh ---

"ERISCA BURUAN!" Nia menarik tanganku secara paksa.

"Iya iya bentaran"

Suasana disini semakin heboh saat gerombolannya Reo memasuki arena lapangan. Fix ini pasti kerjaan sekolah sebelah yang hobinya ngajakin berantem mulu ke sekolah kita.

"REO REO REO!!! REO REO REO!!! REO REO REO!!!" cewek centil-centil membahananya itu mengeluarkan suara emas nan cempreng ala emak-emak yang mau lahiran.

"Brisik banget sih" Nia menggerutu. Sementara aku terus memandangi lapangan basket dan sesekali melirik ke arah Reo yang juga melirikku. MELIRIKKU?!

Astaga astaga. Most wanted itu akhirnya melirikku astaga naga.

Prrrttttttt...

Peluit tanda pertandingan dimulai dibunyikan. Semua penonton bersorak memberi tepuk tangan+suara gila-gilaan menggelegar. Astaga. Ini udah kayak di gelora bung karno tahu gak.

***NeedMe,Weeps***

"Huft! Asli tadi itu seru banget gila" Nia mengatur napasnya sembari tertawa geli.

Kami sekarang sedang jam istirahat.

"Iya asli seru banget!!!" Tambah Nabila.

"SERU DARIMANA?!" Seruku tiba-tiba.

Yup. Aku tadi kepeleset. Sehingga lututku berdarah, tapi dikit sih. Nia dan Nabila sudah membelikanku plester yang bermotif love-love.

"Ris, kamu juga pake acara jatuh-jatuhan hahaha" Nia tertawa. Sementara Nabila tidak memperdulikan itu, ia tetap bersikeras pada makanannya.

"Ku gorok juga kau ya Ni" gerutuku memanyunkan bibir bawahku.

"Eh udah bel masuk yuk" sehabis menghabiskan baksoku, aku, Nia, dan Nabila segera balik ke kelas.

***NeedMe,Weeps***

"NIA NIA!!!" Nia berbalik dan menghampiriku yang sedang lari dengan tergopoh-gopoh sambil membawa tas.

"Kenapa Ris?" Tanya Nia.

"Kamu lupa yah mba?" Tanyaku.

"Ohiya, ke mall kan?"

"Bukan. Ke pasar minggu" ucapku datar.

"Iyalah ke mall" sambungku datar.

"Hehe iyayah. Yaudah yuk! Naik mobil aku aja" Nia melingkarkan tangannya dipunggungku menggandengku hingga ke gerbang. Kami pun berangkat ke Mall ditemani pak Saipul, supir pribadi Nia.

***NeedMe,Weeps***

To Be Continued...


Need Me, WeepsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang