Matahari beranjak terbenam perlahan. Ya, hari memang sudah sore.
Aku menekuk lutut ku di bawah pasir-pasir menakjubkan ini.
Alicia menepuk pundakku perlahan, aku tersentak dan menatapnya dengan garang."APA?!" Ku pelototi dia, mata Alicia menyorotkan rasa lslah yang teramat sangat. Gigi depannya yang tanggal membuatku selalu tertawa.
"Mom bilang kita harus pulang, Ienn." Ali hanya terkekeh kecil. Tangannya membopong sebuah ember kecil dan diisi kulit kerang yang sudah memudar warnanya.
"Astaga. Kita baru disini 3 jam.
Bilang Mom. Aku belum mau pulang.""Tapi Ienn ...... aku tid-"
"Cukup, Ali. Akan ku bilang mom. Aku muak. Aku ingin menghabiskan liburan ku. Itu saja."
Mom menatapku. Ya. Sial betul.
Dia disana. Menatapku seakan-akan aku akan memakan Ali. Oh menjijikan!Aku hanya menatapnya balik. Ku sunggingkan senyum kecil ku ke arahnya. Di tangannya, ia memegang sebuah gaun halus sutra nan mahal.
Gaun.
Tidak mungkin.
Aku menatap mom sekali lagi.
Ini bahkan bukan mimpi.
Dad menyentuh bahu ku perlahan. Tangannya yang besar dan kuat terasa hangat."Sayang. Adrianne ku tersayang.
Kita harus pergi ke acara makan malam keluarga Payne. Mereka ya, cukup berkelas.
Jadi, tolong tunjukkan attitude terbaik mu." Dad hanya tersenyum simpul ke arah ku yang sedang mengangguk-angguk bingung.Aku mengenakan gaun tersebut.
Aku merasa seperti putri.
Ya, keluarga ku memang bukan keluarga kelas atas. Namun gaji dad masih sanggup untuk keperluan kami.Ali tersenyum, memamerkan gigi depannya yang tanggal. Aku hanya tertawa kecil.
Ini haruslah menjadi acara makan malam yang bagus.
Setidaknya, aku harap.
***************************
Harus aku akui, keluarga Payne memang kelas atas.
Mom menggenggam tanganku dengan lembut. Dad juga menggandeng Ali.
Kami terlihat seperti keluarga bahagia kan?
Seorang pelayan muda, kurasa 21 ke atas. Kulitnya masih lembut dan terlihat halus.
Dia mempersilahkan kami masuk.
Rumah keluarga Payne sangat lega. Oke. Juga besar.
DAN MEWAH.Tertera nama "Suze" di papan nama sang pelayan. Suze membawa kami menuju ruang makan.
Ruang makan rumah ini terlihat seperti ballroom. Megah dan gemerlap kemilau.
Disana sudah tersedia beberapa hidangan yang sungguh menggugah selera.
Ayam panggang, kentang tumbuk, salad, Daging iga yang telah dipotong , kelihatannya medium rare, semangkuk penuh krim keju dan roti atau bagelen entah lah. Ada pula beberapa mangkuk besar sup ayam (sepertinya) yang harum nan lezat. Ada pula beberapa gelas untuk wine dan jus jeruk yang sehat kaya kalsium.
Seseorang menatapku dengan pandangan jijik. Yang lebih parah lagi, dia adalah seorang pria.
Hey guys! Don't be a silent reader. Give comment, dan juga vote ya! Thanks.
Xoxo ~ aurel.
YOU ARE READING
Over Again [ Niall Horan and Liam Payne fanficition]
FanfictionDia memang tampan. Dia memang menarik hati para wanita. Termasuk aku. Dia memang sangat menakjubkan. Bahkan keluarga kami sudah bersatu. Aku juga menyukainya. Tapi dia tidak. Aku harus menguatkan diri, menghadapi semua cemooh yang mau tidak mau haru...