Aku menatap salju-salju yang berjatuhan,membawa hawa dingin sekaligus pemamdangan yang apik pada bulan desember ini.Orang mengatakan jika musim dingin adalah musim yang paling menyedihkan,dan memang pada kenyataanya hal itu ada benarnya.Bukan tanpa alasan mengapa aku mengatakan hal tersebut,aku pernah merasakannya.Jika mengingat kejadian itu membuatku ingin tertawa dan menangis secara bersamaan.
Aku menyesap kopi hitam yang sudah kupesan untuk menemani waktu luangku yang sangat berharga.Rasa pahit langsung mendominasi mulutku,membuatku entah mengapa langsung tersenyum kecut.Inilah yang kurasakan selama beberapa
belakangan ini,pahit.Namun juga hangat..Baru saja aku kembali akan menyesap kopiku,aku menghentikan aktifitasku.Ketika mendegar suara seorang laki-laki yang sangat familiar bagiku,dengan suara lembutnya ia memanggil nama masa laluku,nama yang bahkan sudah tak ingin lagi kudengar.
"Youngie"
Aku tak segera menoleh,aku ingin mempersiapkan hatiku untuk melihat kembali seseorang yang ku hindari selama ini.Rasanya aku ingin lari,tapi kutahu itu hanya sebuah tindakan sia-sia.Aku mulai mengumpulkan kekuatan dan hatiku,setelah kurasa cukup aku menoleh ke sumber suara.Seraya menarik sudut bibirku membentuk sebuah senyuman(terpaksa)
"Kwangmin"
Pria itu-Kwangmin-tampak sangat berbeda dengan Kwangmin yang dulu.Ia tampak dewasa dengan balutan jas formalnya.
"Bolehkah aku duduk disini?tempatnya sudah penuh"ucapnya sembari menatap sekeliling dan benar saja cafe sudah penuh,aku mengangguk pelan sebagai jawaban.Kulihat ia tersenyum kecil dan mengambil posisi duduk dihadapanku.
Tak ada yang membuka suara,membuat keadaan menjadi canggung dan dingin.Kami sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Sejujurnya aku tak pernah suka keadaan hening,sebisa mungkin aku akan membuka suara berbicara ini dan itu.Namun mulutku seolah terkunci,kata-kata yang ingin kuucapkan hanya tersendat di tenggorokan.Otakku kembali berfikir,mencari topik yang bisa kami bicarakan.
"Apa kabar?"tanya Kwangmin dengan intonasi yang terbilang canggung,bagai orang yang tak saling mengenal.
"Baik"jawabku pendek.
"Terakhir kali kudengar kau melanjutkan study mu di inggris"
"Ya,aku memang kuliah di inggris.kau sendiri?"
"Aku kuliah di Korea"
Lagi-lagi keadaan kembali hening,jika aku boleh memilih aku ingin cepat pulang daripada harus menjadi orang bisu sekarang.Tapi,bagaimanapun juga Kwangmin adalah temanku semasa sma bahkan bisa dikatakan dia adalah sahabatku.
Aku,Jeongmin,dan Kwangmin melakukan segala sesuatu bersama-sama.Persahabatan kami dimulai saat kami duduk di bangku kelas 10.Kwangmin yang terkenal sebagai ice prince entah mengapa justru memilih bergaul denganku dan Jeongmin.
Memang,dulu aku dan Kwangmin lah yang paling dekat.Tetapi hal itu berubah ketika kami duduk dikelas 11,Kwangmin lebih dekat dengan Jeongmin.Aku tak ingin munafik,hatiku sakit dan aku tak suka dengan situasi ini.
Aku menyukai Kwangmin
Aku cemburu dan selalu ingin mengungguli Jeongmin dari segi manapun.
Tapi dewi fortuna tak berpihak kepadaku,mereka berpacaran dan selalu menebar kemesraan di depan mataku.Mataku seolah iritasi,namun hatiku jauh lebih sakit.Aku selalu mencoba terlihat baik-baik saja dan tak menunjukkan kelemahanku.
Namun semakin lama mereka semakin jauh dariku,mereka mulai melupakanku dan membangun dunia mereka sendiri.Dunia yang hanya berisi Kwangmin dan Jeongmin.Aku hanyalah bagaikan mahluk kasat mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
december
Randomsebuah cerita klasik dia akhir tahun,akhir dari sebuah cinta segitiga dan cinta pertama. -Youngnaa-