part 2

2.5K 163 0
                                    

Hari demi hari berlalu.. Tingkah mereka sama sekali tak berubah terhadapku. Sampai suatu saat sepulang aku sekolah, aku menemukan segerumbulan orang , yang sedang heboh melihat sesuatu dijalan. Ini mencurigakan bukan?

Aku segera kesana dan betapa terkejutnya aku. Tau kenapa? Ayahku kecelakaan dengan darah dikepalanya yang begitu banyak berlumuran di jalan. Air mataku tak segan untuk menetes .

"Sayang, ayah tidak kuat lagi. Jaga dirimu baik baik ya". Ujar ayahku dengan nafas ter engah. "Tidak ayah, tidak. Jangan tinggalkanku yah, aku tidak punya siapa siapa. Bagaimana dengan sekolahku yah?" jawabku. Tanpa berkata apapun ayahku menghembuskan nafas terakhirnya. Dengan tangisan aku pulang dan berkata dalam hati akan segera menemukan siapa yang berani nya merebut nyawa ayahku dari pelukanku.

***

Keesokan harinya, Sinta mengejekku depan pintu. Ia mengucapkan selamat padaku. Ya, dia bersukacita atas meninggalnya ayahku.

Aku memutuskan akan ikut tante ku. Walau tante ku sedikit menjengkelkan, its OK lah daripada aku hidup sendiri? Aku tidak pny pilihan lain. Untung saja tante ku menerimaku dengan baik.

"Tante, tante.." "oh kamu. Kenapa kesini sayang?" ujar tanteku. "Bolehkah aku tinggal disini?" "tentu. Tante juga baru tau bahwa ayahmu meninggal. Kamu boleh kok tinggal disini. Tante bakal biayain kamu. Tapi.. " "tapi apa te?" tanyaku..

"Kamu siap ya untuk mencuci piring dan mengikuti apa yang kupinta?" pinta tanteku

"Ya tante tentusaja"

"Masuklah, kamarmu yang sebelah sana" kata tanteku sambil menunjukan kamar

"Terimakasih tante."

***

Kamarnya cukup luas. Aku bersyukur diberi kamar ini hahah..

Aku pun menonton tv di sela-sela sedihku. Dan, ada berita tentang ayahku. Dendamku melunjak.

"Ayah, tenanglah disana. Akan aku cari siapa yang berani merengut ayah dariku,"

I'm Psychopath.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang