Halloo!! Sebelumnya saya mau bilang. Ini itu FF pertama yang saya posting. FF ini alurnya terinspirasi dari salah satu cerbung yang pernah saya baca tapi alurnya gak terlalu mirip juga sih dan tenang saja saya sudah minta izin ke Author cerbung itu kok dan Authornya memberi izin :-).
Oh ya sebelumnya terima kasih juga buat kak VIT yang udah ngasi ide untuk peran seseorang di cerita ini :-D.
Cukup sekian pidato saya :-D
And.....
Happy reading !!!》》》》》》》
Tit Tiit Titt
Suara yang berasal dari pendeteksi detak jantung (elektrokardiograf) menemani ruangan yang sepi ini.
Ruangan yang serba putih.
Ruangan yang beraroma obat-obatan.
Rungan yang di isi oleh seorang pasien.Disana terlihat seorang Perempuan yang sedang menatap miris wajah seorang anak kecil yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan berbagai macam alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.
"Andai saja Mami yang menjemputmu. Kamu tak akan seperti ini" Perempuan itu berkata sambil menatap wajah Anak Kecil itu.
Flashback
"Hari ini kamu ada meeting?" Tanya seorang perempuan lewat telefon dengan seseorang diseberang sana.
"Hari ini aku gak ada meeting. Memangnya ada apa?" Balas seorang yang diseberang sana.
"Aku gak bisa menjemput Stefi di sekolahnya, apa kamu bisa menjemput dia Nin?" Kata Perempuan tadi kepada seseorang di seberang sana yang di panggil Nin atau lebih dikenal Nino Hamids Djuhandar.
"Emmm sepertinya bisa Gre" balas Nino kepada perempuan yang di panggil Gre atau lebih dikenal Shania Gracia Tanumihardja.
"Ya sudah Nin. Kamu inget ya jemput dia Jam 12.30 jangan sampe telat" kata Gracia ke Nino.
"Iya Gre kamu tenang aja. Aku gak bakal lupa jemput dia kok" balas Nino ke Gracia.
"Oh ya tumben-tumbenan kamu gak bisa jemput Stefi? Dan Pak Asep (sopir) kemana?""Ini Nin, Ry lagi rewel, dari tadi gak berhenti nangis dan Pak Asep tadi izin mau ke rumah Mami sama Papi, katanya ada yang penting" kata Gracia sambil mencoba menenangkan Ry atau lebih tepatnya Ryshaka Dharma Djuhandar.
Oek oek oek
Terdengar suara tangisan bayi diseberang sana.
Nino tersenyum dan
"Gre kamu bisa gak meng loudspeaker panggilan ini biar Ry tau? Aku mau bicara sama dia" Pinta Nino ke Gracia. Tanpa membuang-buang waktu Gracia langsung meng loudspeaker panggilannya dengan Nino."Hallo Ry, kamu jangan rewel-rewel ya, kasian Mami kamu. Nanti kalau kamu rewel, terus Mami kamu sakit kan gak ada yang ngurus kamu entar" tutur kata Nino lembut. Gracia yang mendengar penuturan Nino hanya bisa tersenyum sementara Ry dia langsung berhenti menangis.
"Ampuh Nin, Ry langsung diem gak rewel lagi" jelas Gracia takjub.
"Iya dong Nino gitu loh" jawab Nino bangga di seberang sana.
"Ya sudah Ry, Papi mu yang tampan menawan ini mau kerja dulu ya sayang, kamu di rumah jangan rewel-rewel ok?" Lanjut Nino."Ok Papi Ry gak rewel lagi kok" kata Gracia mengimut-imutkan suaranya biar sama seperti anak kecil.
"Hahahaaaa kamu ini Gre. Ya udah aku tutup telfonnya dulu ya, mau kerja Bye" kata Nino.
"Bye" balas Gracia dan menutup telfonnya.
》》》》》》》
Saat ini Nino lagi berada di sebuah restoran bersama seorang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan Terdalam
RandomPerpisahan itu memang sangat berat dan susah untuk kita terima, namun ketika hati ikhlas maka semuanya akan terasa lebih ringan dan membuat orang yang meninggalkan kita bisa pergi dengan tenang.