Part 1

1.5K 51 4
                                    

Author POV

TEEETTTT... Bunyi bel SMA Pembangunan Jaya, dan hari ini kelas 10 akan melaksanakan MOS.
"Buat peserta MOS segera berkumpul di lapangan" Teriak Dani, sang ketua osis.

Peserta MOS segera berlari dan berbaris di lapangan. Tapi, berbeda dengan Dinda..

DINDA POV

"Dindaaaaaaaaaaa" teriak seseorang ditelinga ku. Oh god, sungguh sakit telinga ini mendengar teriak mencekamkan itu.

"Apa mah?" Sahut gue dengan nada malas.

"Ayo bangun, ini udah jam 6.30 kamu kan ada MOS sekolah" bentakan mamah yang mengguncang rumah

Eits, jam 6.30? WHAT

"EH IYA MAHHHH"

Author POV

Dinda dengan cepat nya mempersiapkan diri ke sekolah, menyiapkan peralatan MOS, dan berhias layak nya remaja.

Citttttt.... Dinda memberhentikan motor scoopy nya di parkiran. Meskipun dia belum mempunyai SIM, namun Dinda tetap nekat membawa motor ke sekolah.

"Mampus gue telat, bye dunia.. Pasti gue bakal digantung sama senior, bye mama.. Papa.. I love you" oceh Dinda yang sedang panik melihat peserta MOS sudah berbaris rapi dan ternyata sudah jam 7.20

"Duhh, masuk ga ya? Tapi kalo dihukum gimana? Duh.. Masuk nggak masuk nggak" gerutu Dinda yang bingung sambil bolak balik parkiran.

"Masuk aja deh, bismillah" ucap Dinda meyakinkan dirinya.

"Kalian haru patuh dan hormat sama kakak senior! Kalian wajib mematuhi peraturan yang ada di sekolah ini!" kata Dani yang sedang membaca tata tertib sekolah.

"Hei elo!!" Teriakan Ririn,sang wakil ketua osis. Ia melihat salah satu peserta MOS sedang berlari

"Sini lo!" Ririn menyuruhnya untuk ke lapangan.

Dinda POV

"Mungkin gue bisa sembunyi di dalem kelas, bismillah deh semoga ga ketauan"

Pelan pelan gue jalan dibalik peserta MOS yang lagi baris.
Eh tapi gue gatau gue kelas mana, tapi tau deh. Tiga..Dua.. Hampir sampe kelasss.. Sa..

"Hei elo!!" Ucap seseorang yang membuat ku kaget. Ketika gue menoleh, DAMN!!! mampus gue ketauan.

"Sini lo!" Yahhh siap siap dihukum deh. Duh sumpah ya gue takut banget.

"Iya elo! Junior belagu!" dag dig dug. Gue harus gimana?

Dengan perlahan lahan gue menuju ke Lapangan. Oh shit! Gue jadi perhatian semua orang! Senior nya wajah nya galak dan sinis ke gue.

Eh tunggu.. Siapa tuh? Kok ganteng banget? Postur tubuh nya cowok gentle, hidung mancung, bibir tipis, mata yang indah, alis yang tebal, pipi tirus. Omg so perfect boy!

"Eh lo! Berani berani nya mandangin Dani?" Teriakan kakak senior membuyarkan lamunan gue.

"Eum.. Maaf kak" ucap gue dengan nada menakutkan. Aduh belum ada sehari udah kayak gini, gimana kalau 3 tahun gue sekolah disini?

"Lo tuh ya! Udah telat, mau sembunyi,sekarang lo berani berani nya natap Dani?" Ucap senior gila yang ingin gue jambak rambut nya habis habisan.

Gue diem. Kalo gue lawan, pasti tu nenek lampir bakalan marah lagi. Apalagi status gue sebagai junior, you know lah. Dimana mana adik kelas salah, kakak kelas yang bener.

"Udah lah rin, gausah pake emosi. Kasian kan" ucap teman si nenek lampir itu, temen nya baik kok. Mungkin dia aja yang terlalu posesive.

"Salsha, tapi dia udah keterlaluan tau ga! Dia berani banget sa.."

"RIRIN STOP! Lo ga boleh semena mena sama junior! Mereka juga punya hati yang harus dikasiani, mereka juga punya salah yang harus dimaafin, mereka juga lagi belajar! Harusnya lo bimbing mereka supaya bisa jadi lebih baik lagi, bukan nya kayak gini!"

Wowww demi apa? My perfect boy belain gue? HAHAH sukurin lo nenek lampir! Kicep kan!!! Ohh, jadi namanya Ririn. Bodo ah, udah nyaman manggil nenek lampir.

Author POV

"Dani, sorry banget.. Gue ga maksud kayak gitu, gue.
.." Kata Ririn gugup melihat Dani sedang marah.

"Yaudah, buat semua junior.. Harap masuk ke kelas masing masing, pembagian kelas sudah dapat diliat di mading" ucap Dani menyuruh junior nya

Semua junior pun berlarian ke mading untuk melihat hasil pembagian kelas. Namun Dinda masih enggan untuk berpindah tempat. Dia seperti sangat malu atas kejadian tadi.

"Sorry ya, temen gue tadi udah bentak dan malu maluin" ucap Dani yang sedang senyum manis dan menatap Dinda.

"Ha? Eh? Hm oiya kak gapapa kok. Aku yang salah, maaf ya kak"
Sahut Dinda yang gugup.

"Lo bisa ke mading buat lihat pembagian kelas"

"Oke ka"

Note untuk hari ini : Hari pertama di sekolah yang memalukan

The Story of GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang