bab 8

21.4K 849 11
                                    

Masih lanjutan dari pov nya aina ya....
Jangan lupa voment....
Love you...

****
Aina pov

Mungkin aku memang tidak punya baju-baju yang bagus tapi kalau hanya sekedar ke club aku pikir pakaian ku masih layak. Sudah lama sekali semenjak terakhir kali aku memakai rok jeans biruku.dengan memadukan atasan tied crop top.sedikit sesak memang diarea dadaku sepertinya sedikit membesar akibat kehamilan ini. Dulu ini sedikit terlihat longgar dipinggangku dan area dadaku sekarang mengetat dan mencetak pantat ku dengan sempurna, mungkin juga karena efek dari kehamilan badan ku mulai naik beberapa kilo. Tapi kehamilanku masih belum tampak pada bagian perut. Hanya badan ku menjadi sedikit lebih gemuk. Roknya bahkan menjadi lebih pendek dari yang kuingat terakhir kali. dan sepatu bootsku pemberian ibuku, Aku senang bisa memakai nya saat ini.

Revan pergi sedari pagi tadi saat aku kembali dari Cafe dan dia belum kembali hingga sekarang. Pergi sebelum revan kembali artinya aku tidak tahu sama sekali apa saja kegiatannya seharian. Apa dia hari ini pergi menemui kathrine? Memikirkan dia sekarang sedang bersama kathrine membuatku sedih. Mungkin juga karena hormon kehamilanku. Perasaanku jadi gampang berubah. Dan yang lebih gilanya aku mudah terangsang bila berdekatan dengannya. Tampaknya aku harus benar-benar mengontrol semua ini.
Ketika kakiku menyentuh anak tangga terbawah, pintu depan mengayun terbuka dan revan sedang berjalan masuk kedalam. Ketika tatapannya menemukanku dia membeku, perlahan matanya menelusuri penampilan ku. Aku berpakaian seperti ini bukan untuk membuatnya terpesona tetapi memang hanya ini yang kupunya. Lagipula aku hanya ingin menemani shia. Itu saja tidak lebih.

"wow,"dia bergumam dan menutup pintu dibelakangnya.

Aku tidak bergerak. Aku mencoba mencari tahu kemana dia pergi hampir seharian ini.

"kau, uh, mengenakan baju itu untuk clubbing?"tanyanya.

"hanya ini yang kupunya." Jawabku.

Revan menjalarkan tangannya ke rambut undercut nya dan mengeluarkan desahan pendek yang terdengar seperti antara agak frustasi dan agak geli.jika dia hendak mencemooh penampilan ku, aku mungkin akan melempar sepatu bootku padanya sekarang.

"bisakah aku ikut kalian malam ini? Aku pikir akan sedikit bosan dirumah ini sendirian."

Apa? Apa aku baru saja mendengarnya bicara untuk ikut?

"kau ingin pergi bersama kami?" Aku bertanya dengan kebingungan.

Revan mengangguk dan matanya menelusuri tubuhku sekali lagi.
" yeah,aku ingin sekali ikut."

Kupikir dia bisa ikut juga. Jika kami berteman maka aku harus mulai terbiasa bergaul bersamanya. Bahkan pergi ke pub bersama.

" oke jika kau ingin ikut. Kita harus berangkat dalam sepuluh menit. Shia ingin aku menjemputnya."

"Aku akan siap dalam lima menit," katanya dan melompati dua anak tangga secara bersamaan.

Ini bukanlah sesuatu yang aku sangka akan terjadi. Dan ini sedikit aneh.

*****

Tujuh menit kemudian revan turun dari anak tangga. Dia memakai jeans yang nyaman serta memakai kaus hitam lengan pendek serta membawa jaket kulit hitam ditangan sebelahnya. Dia terlihat sangat seksi. Kaus hitam itu semakin memperjelas Bahu dan otot tangannya. Dia memakai cincin pernikahan kami di jari manisnya dan untuk pertama kalinya sejak seharian ini aku kembali merasa terangsang hanya melihatnya seperti ini. Aku membayangkan bagaimana rasanya bila jari-jarinya masuk kedalam inti....ya tuhan hormon ini benar-benar membuatku gila.bahkan Bulu mata hitamnya semakin mempertegas mata hitamnya yang tajam dan itu hanya semakin mempertegas ketampanannya.

"not your baby... just my baby"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang