Jangan remehkan apapun, hmm?

4.8K 113 9
                                    

Nicholas Huang : 31 tahun
Kevin Wu : 24 th
Bruno H : 9 bulan


Jam menunjukkan waktu pukul 16.30 waktu setempat, itu artinya sore sudah menjemput, cuaca yang cerah disertai angin yang berhempus pelan ditambah hari ini adalah weekend membuat suasana sore makin indah dinikmati untuk jalan sore, bermain ataupun sekedar duduk-duduk minum segelas teh hangat dan beberapa camilan, seperti yang dilakukan oleh Nicholas, Ayah muda berumur 31 tahun ini sedang menikmati tegukan terakhir tehnya, sembari menunggu bayi kecilnya selesai dimandikan oleh ibunya- well, itu kalau suaminya tidak melulu menggerutu disebut ibu-.

Tak berapa lama kemudian, ocehan serta pekikan kecil yang mulai terdengar memasuki ruang tamu, itu berarti bayi kecilnya sudah siap ia ajak main. Nicholas bangun dari duduknya dan hendak menghampiri mereka-

"diam disitu Nic." Kevin, suaminya menghentikan gerakannya dan membuat isyarat agar tetap ditempatnya

"huh?!" Nicholas bingung, tetapi kemudian menyadari jika isyarat tersebut agar si kecil saja yang merangkak menuju dirinya.

Kevin lantas menurunkan Bruno dari gendongannya dan meletakkan bayi tersebut dilantai agar merangkak menuju Ayahnya. "Papa mau buat maem dulu ya, Bruno sama daddy dulu " ujar Kevin

Bruno kecil senang dan langsung merangkak menuju Ayahnya.
lucunya, tiap hentakkan tangannya pasti disertai dengan pekikan kecil dari bibir mungilnya
"ta..ta..ta.."

"ayo kesini, Sayang" Nicholas yang sudah melihat si kecil merangkak menuju dirinya pun segera menghampiri dan menggendong Bruno.
"nah, Bruno main sama Daddy, papa sedang buat maem" yang dijawab Bruno dengan cengiran, seperti paham apa yang dikatakan kedua orangtuanya.

Rutinitas sore seorang Kevin Wu atau semenjak menikah dengan Nicholas, yang merubah namanya menjadi Kevin Huang itu dalam 3 bulan belakangan ini ialah membuat makanan untuk si kecil Bruno, ia turun tangan sendiri dalam mengurus anaknya, mulai dari membuat susu, mengganti popok (Nic selalu tidak bisa dalam bagian ini), memandikan, dan ini itu lainnya.
Maklum, sifatnya yang selalu ingin perfect membuatnya tidak puas kalau tidak dikerjakan oleh kedua tangannya sendiri.

Bahan-bahan yang ada di dalam lemari es pun ia keluarkan; bayam, ikan tuna, jagung. Ia bersihkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam blender, tidak lupa juga nasi yang sudah direndam dan hancurkan bahan-bahan tersebut dengan blender.
Setelah semua bahan sudah dipastikan bertekstur halus kasar, ia pun menuang makanan ke sebuah piring mungil --khusus untuk Bruno-- dan membawanya ke ruang tamu, siap untuk menyuapi bayi kecilnya.


------------------------------------

"Ayo buka mulutnya aaaaaa..." Kevin menyuapi Bruno dengan sabar, padahal ia sudah jengkel sekali tiap ia menyodorkan sendoknya pada Bruno, Bruno bandel melengoskan kepalanya ke samping, sibuk tertawa dengan lelucon yang diberikan Daddy nya.

'Anakmu sedang makan, bodoh! Jangan diajak bercanda' dalam hati Kevin hanya bisa menggerutu. kalau saja ia tidak didepan anaknya, ia sudah daritadi memaki laki-laki didepannya.

"Nic, kau tak lihat Bruno sedang makan huh?!, jangan mengajaknya bercanda atau kau yang kusuruh menyuapinya!" ancam Kevin kesal

"Haha jangan marah, Sayang.. Lihat~ Bruno saja senang denganku, lagipula apa susahnya menyuapi bayi kecil begini?" ujar Nicholas tertawa tanpa melihat Kevin yang kaget atas jawabannya tadi,

'Apa dia bilang? Apa susahnya?!' Geram Kevin, ia menghentakkan piring makanan Bruno ke meja
'Ttak...'

Kevin menggembungkan pipinya, ekspresi yang biasa ia keluarkan saat ia kesal.
" Kau pikir menyuapi anak kecil itu gampang? Kalau menurutmu begitu aku mau piring ini kosong dalam setengah jam!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang