Parakosma Satu - Bab 1

325 18 4
                                    


Cermin Tingkap Wad Sakit


Merengek-rengek si anak kecil

Si sulungnya Aina, si bongsunya Imran

Ibu terlantar, mencekau leher

Dimamah barah, menjalar ke pundak

Si ayah menatap dengan hati yang sayu

Doktor dan jururawat hanya menekur

Mengerti usaha sudah ternoktah

Usai menekur mereka beransur

Penghormatan diberi buat si ibu

Yang kuat melawan biarpun lemah

Akhirat memanggil, dunia melambai

Sedaya upaya bahagia digubah

Di detik masa yang kian singkat

Kucupan di dahi menoktah segala

Nafas yang berat dihembus lama

Mata kini pejam selamanya

Cermin pada dinding bagai memaku

Memori duka keluarga itu


Cermin tidak melakar pantul

Bahkan dibaliknya takdir, diputarnya sayu

Ibu terlantar menguntum senyum

Barah menjalar sudah dilupus

Si ayah menghulur jambakan mawar

Disambut deraian airmata penghapus dosa

Si Aina dan Si Imran melonjak gembira

Ibu tersayang bakal meneman

Hidup sekeluarga kembali bahagia


Dia, si pemutar cermin hanya menekur

Membalik wajah ke kiri ke kanan

Melihat dua dunia antara satu dinding

Mencatat memori itu dalam kertas

Yang digumpal lalu ditelan

Untuk santapan malaikat yang ragu,

Maut yang melahu,

Qada' & Qadar melonggo

Menanti wayang gambar diputar

Dengan debar jantung

Dan kelipan kelopak mata

Mengharap tragis & gembira

Diulam serata


ODESI PARAKOSMA (Preview)Where stories live. Discover now