fifth day's in October's

78 2 0
                                    

"Kau sudah siap?" Tanya Glenn pada Audrey yang masih menerawang jauh.

"Aku tidak yakin bahwa aku  siap ..." Audrey ragu.

"Ini tidak semengerikan yang kau bayangkan Audrey. Percayalah padaku" Glenn menarik Audrey dalam pelukannya.

"Akan aku coba." Audrey meyakinkan diri. Ia percaya sepenuhnya pada Glenn.

"Pintar, pegang erat tanganku jika kau takut." Glenn tersenyum mengecup sekilas pucuk kepala Audrey.

Aku akan selalu melindungimu, Audrey. Kau adalah surga tak tersamarkan dalam hidupku.

"Ayuh kita masuk kedalam."

Audrey mengangguk, ia berjalan di sisi Glenn.

Wellcome everyone in Halloween halls
Enjoy with us guys.

Glenn menepuk pelan punggung tangan Audrey. Kini mereka sudah duduk di kereta kecil yang akan membawa mereka menjelajahi Halloween halls.
Gerbong penuh misteri, dengan boneka yang mengerikan.
Membayangkannya saja sudah cukup membuat Audrey mual.

Di mohon kepada para pengunjung untuk mengenakan sabuk keselamatan.
Dalam hitungan mundur kereta yang kita naiki akan mulai meluncur. Terima kasih.

5

4

3

2

1

Go ....!!!!!

Audrey meremas tas tangan merah jambunya. Sesekali Glenn melirik dan menyimpan dengan baik setiap perubahan ekspresi wajah cantiknya.

"Kau tidak perlu takut, Audrey. Di sini ada superhorror ..." Glenn berbisik geli di telinga Audrey yang melototinya lucu.

"Kau menyebalkan sekali, Glenn ... peluk aku!" Audrey senyum kambing menatap Glenn.

Glenn tersenyum kecil. Namun tetap ia turuti permintaan kecil Audrey.

Audrey meletakan kepalanya di pundak lelaki tampan yang ia kenal 2 bulan lalu. Lelaki yang menjaga dan memberinya rasa aman setiap saat berada di sisinya. Audrey memejamkan mata menikmati moment mereka berdua. Ia tidak menghiraukan keadaan sekelilingnya yang berteriak kaget karena ulah hantu Halloween halls.

Glenn mengelus lembut jemari tangan Audrey yang kini telah menyatuh mengisi kekosongan setiap jemari tangannya.
Hatinya terasa hangat. Desiran perasaan aneh yang ia rasakan setiap saat bersama Audrey mulai kembali merayapi dadanya.
Ia tau ini terlalu cepat bila ia mengutarakan perasaannya sekarang.
Glenn takut Audrey malah akan menjauh. Sehingga ia membiarkan semuanya mengalir seperti seharusnya. Hubungan tanpa status. Berada di samping Audrey sudah cukup bagi Glenn. Meskipun tidak bisa di pungkiri rasa cintanya semakin besar dan dalam saja pada anak majikannya itu.
Glenn memiringkan wajahnya ke kiri, menatap wajah teduh Audrey.
Mata yang indah bila terbuka. Hidung yang kecil tetapi mancung. Bentuk alis yang tertata rapi. Bulu mata panjang yang lentik. Pipi yang selalu merona. Mata intensnya berhenti tepat di bibir ranum Audrey yang tipis berwarna merah menggoda. Glenn menyimpan dengan jelas setiap inci bentuk wajah Audrey. Dorongan untuk melumat bibir Audrey sangat kuat dalam diri. Glenn menelan saliva nya untuk ketiga kalinya. Pandangannya masih tetap berada di sana. Pelan namun pasti. Glenn mendekatkan wajahnya. Hanya tinggal beberapa centi dari wajah Audrey yang masih belum menyadari.
Degupan jantung Glenn tak beraturan.
Keringat dingin mulai menggelincir dari dahi mulusnya.

Audrey tersenyum dalam hayalannya.
Tentram dan damai. Hingga ia terhanyut dalam pelukan hangat Glenn. Suara bisik di telinganya tak menjadi pengganggu. Ia anggap sebagai nyanyian dalam dawai kesunyian. Penyempurna kebahagiaan sesaatnya.

Glenn melihat Audrey tersenyum manis dengan mata yang masih terpejam.

Apakah kau bahagia bersamaku sekarang, Audrey?

Pandangan Glenn kembali ke bibir Audrey yang kini merekah.
Seolah lampu hijau untuknya. Glenn memajukan kepalanya. Hingga bibirnya sedikit lagi menempel.
Glenn pun ikut memejamka matanya. Meresapi setiap detiknya.

Bruukkkkk ....!!!!

Sontak tubuh Glenn terhempas ke belakang. Begitupun dengan Audrey yang sontak membuka matanya.
Pandangan bodohnya melirik sekeliling. Ternyata kereta yang mereka naiki menabrak kereta yang berada di depan.

" Kau tidak kenapa-kenapa, Audrey?" Glenn cemas.

"Aku tidak apa-apa, Glenn."

Glenn memeriksa keadaan Audrey. Gadis cantik di depannya menatap dirinya bingung. 

"Kau tidak perlu berlebihan seperti itu Glenn, seperti yang kau lihat I'm Okey"

Audrey meyakinkan lelaki tampan di depannya.

Glenn menghembuskan nafas lega.
Dalam hati ia bersyukur karena hampir saja ia melakukan hal yang bisa saja membuat Audrey menjauhi dirinya. Ia tidak bisa jika sampai hal yang ia takuti terjadi terlalu cepat.

Glenn menarik tubuh Audrey dalam dekapan tangannya. Audrey mengernyitkan alisnya, bingung. Namun ia juga enggan untuk bertanya pada Glenn.


¤¤¤¤¤¤¤¤


Malam kini telah larut. Entah sudah berapa lama Audrey membolak balikan tubuhnya yang enggan untuk tertidur dengan lelap.
Sudah beberapa kali ia menguap menahan rasa kantuk.
Cahaya bulan bersinar terang di atas sana. Audrey berjalan ke arah balkoni menggunakan sandal bulu-bulunya.
Tangannya membuka pintu kaca besar kamarnya. Mendongakan kepala menatap bulan yang seolah mentertawakan kebodohannya. 
Kebodohan karena ia terlalu berani menumbuhkan perasaan untuk Glenn. Sedangkan ia sendiri tidak yakin dengan perasaan Glenn.
Secara ia tau jika lelaki itu selalu di kelilingi banyak wanita yang lebih cantik dan dewasa dari dirinya.

Kehidupan Glenn yang tertutup dan misterius darinya. Audrey hanya tau Glenn adalah orang suruhan ayahnya. Namun bagaimana pun ia hanyalah gadis normal yang sama seperti gadis lain pada umumnya. Yang sudah mulai tertarik pada lawan jenisnya apalagi sikap dan perhatian Glenn pada dirinya membuat Audrey semakin susah untuk mengontrol perasaannya sendiri.

Stop Audrey.  You can't love him.

Audrey menggelengkan kepalanya.
Wake up ... wake up  Audrey ....!!!



"Kau belum tidur?"


Suara yang tidak asing mengagetkan Audrey.
Audrey mencari sumber suara yang ia yakini itu suara laki-laki.

"Glenn ...!!!! Baa gaaimmanna kau berada di situ?" Audrey melongo.


Glenn terkekeh geli dengan ekspresi Audrey yang berlebihan.

"Kau tidak suka aku menjadi tetangga barumu, Audrey?" Glenn berucap sedih.

Audrey melambaikan tanganya, protes. "Tidak ... tidakk ... bukan seperti itu maksudku, Glenn. Aku hanya terkejut saja. Hanya itu .... yah hanya itu ..." Audrey tersenyum salah tingkah.

Glenn mengangguk-angguk. "Masuklah, nanti kau sakit."

"Baiklah, aku masuk dulu. Good night Glenn."

"Good night ..."

sayang  ...

Lanjut Glenn dalam hati.

Glenn tersenyum kecil begitu Audrey sudah menutup rapat pintu kaca balkoni kamarnya.

Di dalam selimut, Audrey berusaha memejamkan matanya.

Good night my prince ....







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Autumn In TOKYOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang