Warning!! 19+
Harap bijak dalam membaca. Bersisi kata kata dan adegan adegan dewasa dan erotis.Saat ini aku sedang membersihkan tubuhku dibawah guyuran shower.
Aku mendengar suara pintu yang terbuka. Tak lama kemudian aku melihat R yang sudah berdiri didepanku dengan senyum iblisnya.
"My sexy wife." Kata R sambil berjalan kearahku berdiri. Dan tiba tiba saja bibir sexy R sudah nengulum bubirku dengan panas.
"Euhh..." desahanku keluar saat tangan nakal R sudah bergelriya dengan payudarahku yang memang tidak tertutupi oleh bra.
Jari jari nakal R terus mengusap selutuh tubuhkuku dengan nikmat.
Hingga sekarang tangan nya sudah berada di pantatku. Tanpa melepaskan ciuman panas kami, tangan kekar R meremas bohngkahan pantat ku dan sesekali R juga menamparinya. Aku mengram nikmat dengan perlakuannua itu."Aku mambutuhkan tempat yang lebih luas untuk menghujamimu dengan kasar sayang."
Sebelum menjawah permintaannya,Tangan kekar R terlebih dahulu mengangkat tubuhku. Kami tidak melepaskan pergulatan bibir kami, malah pergulatan kami semakin panas. Aku melingkarkan kedua tanganku di leher R, sesekali juga tangan nakalku ini meremas rambut coklatnya.
Dengan lembut R menurunkan tubuhku ke ranjang, tanpa menghentikan ciuman panas kami. R berada diatasku. Tanganku masih melingkar sempurna dileher suamiku, sementara tangannya sedang asik bermain dengan kedua gunung kembarku.
Aku mulai kehabisan nafas, dan R yang tahu maksudku langsung mengangkat wajahnya. Kami berdua terengah engah dengan kringat yang menempel pada tubuh kita. Ini gila padahal kami hanya melakukan for play dan efeknya sudah segini besarnya.
Tanpa kusuruh tangan kananku terulur untuk menghapus kringat yang menempel pada wajahnya.
"Efek tubuhmu selalu luar biasa sayang." Ucap R dengan mencium bibirku sekilas, dan melanjutan dengan mencipakan tanda kepemilikannya di leherku.
Aku yang merasa sudah tak tahan dengan semua sentuhannya berinisyatif membuka kemejanya yang bahkan sudah basah oleh kringat. R membantu meloloskan kemeja biru navy itu dan membuangnya asal. Terpampanglah tubuh atletis yang sangat sexy dan menggoda untuk dirasakan. Walau ini bukan pertama kalinya melihat tubuh itu tetap saja aku masih terpesona.
"Jangan melihatnya seperti itu, kau membuat adikku semakin menegang." Ucap spontan R berhasil mengembalikan kesadaranku. Dan memang benar apa yang diucapkannya. Walau tertutup oleh celana dalam, aku bisa meliha tonjolan besar yang seakan ingin merobek celana itu.
R menarik tubuhku untuk berdiri dari ranjang. Udara dingin kembali menyapa tubuhku yang tak berbusana ini. Ketika kita sama sama berdiri R memintaku untuk berlutut, dan seketika aku tahu maksud dan tujuan yang diminta oleh R. Dan sepertinya aku ingin bermain dulu dengan pria es ini.
"Alexsa, kau tahukan bakwa kau harus mendapatkan hukuman dari tingkamu itu?" Tanya R sambil mencengkram bahuku.
"Kau yang memulainya terkebih dahulu, R." Belaku.
"Tapi tidak dengan menjatuhkan harga diri suamimu, Lexsa!!" Kata R dengan nada datar. Aku tahu R tak akan mungkin bisa memarahiku, sebesar apa pun kesalahanku.
"Aku tidak bermaksud untuk menjatuhkan harga dirimu. Lagi pula yang aku katakan itu benar kaadaannya."
"Iya, dan karena kata kata yang keluar dari mulutmu itu celanaku semakin menyempit. Jadi sekarang terima hukumanmu tanpa ada penolakan." Printah tegas R.
"Selalu saja aku yang salah." Grutuku, walaupun begitu aku tetap menuruti permintaannya.
Aku berlutut didepan tubuhnya, memposisikan wajahku tepat di pusat tubuhnya. Aku mencium sekilas tonjolan itu sebelum akhirnya jari jari lentiku yang menarik turun boxser putih itu.
Batang itu begitu tegang dan keras saat satu jariku mulai mengelusnya membuat pola asbak, memutarnya pelan bahkan menggenggamnya.
"Lexsa, jangan terus menyiksaku. Masukan kedalam muulut..mu.. ahh." Desahan sexy suamiku berhasil menyapa indra pendengaranku.
Aku menuruti permintaannya, juga karena kedua tangannya yang barada di kepalaku terus menerus mendorong wajahku untuk memasukan penis besarnya itu kedalam mulutku.
Lidahkulah yang pertamakali menyambut batang keras itu, lidahku sedikit bermain dengan cara memutari bahkan juga nenyedotnya. Taklupa bibir dan tanganku juga ikut adl dalam memberikan pijata pijatan yang nikmat.
"Sa yangg... jangan ka u teru s me nggo da nyaa, akhhh..."eranhan R membuat aku semangat untuk tetap menggoda adiknya. Namun itu tak berlangsung lama saat aku mulai memaju mundurkan kepalaku. R yang merasakan kenikmatan itu juga ikut memaju mundurkan pinggangnya. Hingga aku merasakan batang R bisa menyapa kerongkoanku.
Kami sama sama menikmati aktifitas ini, sebelum suara nyaring Darren dari luar kamar ini mengumandang.
"Lexsa, badan Dave demam." Seolah sadar aku langsung menghentikan kegiatan kami dan beranjak berdiri.
"Tunggu kami baberapa menit lagi kami akan kesana." Jawab R setelah aku terlebih dahulu menunggalkannya ke arah almari pakaian kami, R mengikutiku setelahnya.
Dengan terburu buru aku memakai pakaian. Berbeda dengan R yang tetap tenang namun tetap cepat dan tepat. Tak butuh waktu lama kami sudah berpakaian lengkap.
"Tenanglah, aku yakin Dave anak yang kuat." Perkataan R sedikit memberikan ketenangan untuk hatiku. Benar jika aku tetap panik semuanya akan bertambah kacau.
Aku memeluk R sejenak yang dibalasi dengan usapan lembut di pundakku. "Terima kasih."
"Tak perlu berterima kasih, justru sebaliknya akulah yang harus mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menjadi istri dan mommy yang baik untuk aku dan Dave. Mending sekarang kita melihat keadaan buah hati kita, semoga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Ya. Semoga tak perlu ada yang dikhawatirkan dengan kondisi Dave.
...