PART 1
“Sarapannya sudah siap, Tuan.” Kata seorang butler kepada seorang pria –atau sebut saja majikannya—yang ada di depannya. Pria itu berambut hitam lurus dan pendek, berperawakan tegap, ideal, tinggi, dan… ganteng. Semua orang memujinya. Tapi, apakah kata Author ini benar?
“Ah, arigatou gozaimasu (terima kasih), Aiba-san. Aku akan segera ke sana.” Ucap pria itu. Dia menutup leptopnya dan keluar dari kamarnya. Butler itu –yah, sebut aja Aiba—menunduk ketika pria itu melewatinya. Well, pria itu memang terhormat. Lalu Aiba mengiringi pria itu berjalan menuju ke ruang makan. “Ah ya, Aiba-san.”
“Hai? (Ya?)”
“Aiba-san tidak ikut makan juga?”
“Ah~ ahaha, nan demo nai, Ouji-sama (tidak apa-apa, Pangeran). Aku bisa makan nanti.” Ucap Aiba sedikit tersipu. Well, berdasarkan perkataan Aiba tadi, pria itu adalah pangeran di negeri ini.
“Kalau begitu, aku akan menyisakannya untukmu.”
“Ah! Tidak usah repot-repot, Ouji-sama.”
“Tapi aku memaksamu, Aiba-san. Lagipula kemarin kan aku menyuruhmu untuk memanggilku dengan namaku, bukan ‘Ouji-sama’”
“Demo… (Tapi…) bagaimana dengan Jo’ou-sama (Ratu) dan Ou-sama (Raja)? Aku tidak berhak untuk memanggil namamu, Ouji-sama…”
“Aku akan bicara dengan mereka. Aku memaksamu, Aiba-san.”
“A-ah… wakarimashita (aku mengerti)… Jun-sama.” Aiba mau tidak mau harus menuruti anak dari Raja di negeri ini. Yah, sebut aja dia Pangeran Jun. Jun Matsumoto.
“Ohayou (selamat pagi), Jun-kun.” Sapa Ratu dari tempat duduknya setelah melihat Jun masuk ke ruang makan yang mewah itu.
“Ohayou, Okaa-sama, otou-sama (Selamat pagi, Ibu, Ayah)” Jun mendekati kedua orangtuanya itu, yang bukan lain adalah Raja dan Ratu dari negeri ini. Lalu Jun mencium kedua tangan orang besar itu.
“Mana Acchan?” Tanya Raja ke anak sulungnya itu.
“Acchan? Aku tidak tahu.”
“Ya sudah, kamu duduk saja dulu. Nanti dia juga bakal turun, kok.” Ucap Ratu sambil menepuk pundak anak laki-lakinya itu.
“Hai (Baiklah).” Jun pun duduk di depan Ratu dan menunggu adik perempuannya itu. Sambil menunggunya, Jun teringat dengan obolannya tadi dengan Aiba. “Ano… Okaa-sama (Mm.. Ibu).”
“Hai? (ya?)”
“Boleh tidak Aiba-san ikut makan dengan kita?”
“Aiba-san?” Ratu menoleh ke belakangnya untuk melihat Aiba. “Boleh. Kenapa tidak?”
Mendengar itu, Jun pun tersenyum lalu mempersilahkan Aiba duduk di sampingnya. Yah, berhubung Aiba adalah butler Jun semenjak Jun masih kecil. Tapi umur Aiba juga gak beda jauh dari Jun. Jun masih 15 tahun dan Aiba… 27 tahun, sih.
Beberapa saat kemudian, akhirnya Acchan, yang bernama lengkap Atsuko Maeda, masuk ke ruang makan dengan gaun pink kesukaannya bersama dengan butlernya yang bernama Kanata Hongo.
“Ah, gomennasai, minna-san (maafkan aku, semuanya).” Ucap Acchan sambil berjalan dengan terburu-buru ke arah Raja dan Ratu. Lalu dia mengecup kedua tangan orangtuanya.
“Doushita no? (Kenapa?)” Tanya Jun ke adik perempuan satu-satunya itu.
“Ah~ ehehe.” Tapi Acchan cuma cengengesan sambil berjalan ke tempat duduk di sebelah Jun.
YOU ARE READING
To Be Free
FanfictionSeorang pangeran. Berumur 15 tahun. Tapi selama 15 tahun itu juga dia tidak pernah keluar dari istana. Karena itu, beberapa masyarakat di luar istana mengatakan bahwa si pangeran itu punya sifat yang 'aneh-aneh'. Tapi apakah itu benar? Udah, baca aj...