1

543 19 3
                                    

Tania POV

Pagi ini aku bangun pagi hal yang kulakukan selama menjadi seorang istri untuk membuat sarapan pagi dan menyiapkan baju untuk suamiku pergi bekerja ,menyiapkan perlengkapan kerja suamiku adalah hal yang sangat menyenangkan .

Ketatap suamiku yang ada di sampingku yang sedang memeluk tubuhku ,aku merasa sedih belum bisa memberi buah hati untuknya. Aku sangat beruntung mempunyai suami seperti Mas Dikta orang yang sangat baik ,tulus ,setia ,dan amat sangat mencintai dan menyayangiku.

Suamiku masih sangat tampan diusianya yang ke 33 tahun ,suamiku memiliki alis tebal ,bola mata berwarna hitam bersinar ,hidung mancung ,bibir penuh berwarna merah dan bulu-bulu halus yang dicukur rapi di bagian janggutnya apalagi badannya yang sixpack sunguh tampan bukan ,jangan kira suamiku tidak dikagumi banyak wanita ? Tentu banyak dan rata-rata mereka masih muda dan cantik tapi suamiku sama sekali tidak terpesona dengan mereka atau mungkin belum.

Suamiku ini adalah anggota kepolisian pasti sangat banyak penggemarnya apalagi anak ABG. Kadang aku cemas jika suamiku pergi bekerja, karena pasti Mas Dikta akan bertemu dengan para polwan-polwan cantik dan muda itu, tapi aku berusaha untuk tidak cemburu karena suamiku sangat mencintaiku.

Aku sangat mencintai suamiku, orang yang telah mendampingiku selama dua tahun dan menerima kelebihan dan kekuranganku. Kami kenal karena Mas Dikta pernah bertugas dijalan dan karena aku melanggar tata tertib lalu lintas akhirnya aku ditilang dan nggak tau kenapa kita jadi kenal dan deket. Bahkan kita selalu jalan bersama dan akhirnya kami memutuskan menikah padahal aku baru lulus SMA waktu itu. Kukecup kening ,mata,hidung ,dan bibir suamiku. Tapi tiba-tiba saat aku ingin melepaskan ciuman dibibir ada tangan yang menahanku ,suamiku.

"Emmh.. mas lee..pasi..in" ucapku terbata-bata karena Mas Dikta belum melepaskan tangannya,aku sedikit meronta dan Mas Dikta melepasnya.

"Kenapa sih sayang lagi enek juga malah kayak gitu, mau lagi nih."ucap suamiku dan akan menciumku tapi aku menutup mulutnya yang sudah monyong seperti ikan.

"Ihh stop mas, Tania nggak mau belum mandi masih bau nggak cantik."ucapku

"Cantik dan nggak bau kok ,kamu itu mau nggak mandi satu abad ya tetep cantik dan wangi sayang jadi sini aku cium."ucap suamiku mesum

"Nggak mau Tania mau mandi terus buat sarapan ,dasar mesum."ucapku dan lolos dari dekapan suamiku yang besarnya bak kingkong hutan dan masuk ke kamar mandi dan ku dengar suara tawa mengelegar dari kamar, dasar suamiku itu.

***

Aku lagi masak buat sarapan suamiku tercinta,eaa.. cinta, emang iya kan aku cinta mati sama mas Dikta Hanafi Mahendra yang mau memerima aku apa adanaya. Suamiku itu kalau pagi suka banget sarapan sama nasi goreng telur mata sapi telurnya harus mata sapai kalau enggak dia bakalan ngambek kayak anak kecil malah lebih mending anak kecil dari pada dia. Makanaya aku nggak pernah lupa buat bikinin dia telur mata sapi spesial.

Tiba-tiba....

Nahloh kok ada tangan nemplok di pinggangku, jangan- jangan dedemit penunggu rumah ini tapi kok wangi. Kutengok eh ternyata kingkongku tersayang.

"Ihh mas lepas,susah gerak.nih ntar masakannya gosong gimana kita nggak jadi sarapan, kamu ngambek lagi." Kuomeli saja sumaiku siapa suruh peluk-peluk seenaknya, ntar kalau nggak jadi sarapannya ntar ngambek.

"Iya deh sayangnya aku, masak yang enak ya mas tunggu dimeja makan." Mas Dikta mencium puncak kepalaku yang tertutup hijab maroon bunga-bunga.

"Siap suamiku." Ucapku semangat sambil mnagacungakan kedua jempolku.

Setelah selesai memasak aku sama sumaiku tersayang sarapan nasi goreng yang kubuat tadi. Dimeja makan kita nggak ada yang bersuara kecuali garpu sama sendok yang kita pakai buat makan. Kulihat Mas Dikta udah selesai makan, kok cepet banget ya makannya perasaan aku lagi makan empat sendok. Tapi nggak heran juga sih sumikukan orangnya rakus, upps maaf mas bercanda kok.

"Nia, nanti mas lembur sampe jam limanan jadi nggak bisa makan siang dirumah, nggak papa ya." Aku yang lagi diajak ngomong sama Mas Dikta berhenti makan.

"Iya mas, yang penting mas semangat kerja biar uangnya banyakkk hehee." Ucapku sambil nyengir kayak kuda lumping, eh

"Iya, harus semangatlah. Yaudah mas berangkat dulu ya kamu hati-hati dirumah, makan yang banyak,dan jangan kecapekan, oke." Nasehatnya panjang kali lebar, rumus matematika kalik.

"Iya ayangku." Balasku gemes, kuvubit saja pipinya yang gembil kayak bakapao kacang, suamiku setelah menikah jadi lebih gendut kayaknya naik spuluh kilo ada kali ya,hahah.

"Ya udah aku berangkat, Assalamualaikum yang." Kucium tanganya dan dibalas Mas Dikta mencium hidup dan keningku. Jadi nggak rela sumaiku pergi masih pengen anget-angetan.

"Ehh, iya wassalamualaikum mas.

***
Menyendiri lagi menyendiri lagi

Ditinggal suami cari duit

Buat beli rumah baru

Buat beli mobil baru

Buat beli baju baru, hoooo

Ditinggal suami kerja, aku cuma sendiri dirumah mau main ketetangga yang ada ntar aku dibikin sakit hati sama Bu RT yang suka nanya-nanyain aku kenapa belum hamil-hamil.
Kalau ibu yang lain mah mending nanyanya baik dan enak didengar lha Bu RT bukan tanya tapi kayak ngejekin aku gitu,ihhs nyebelin. Mending nyanyi-nyanyi.

Untung aku punya mertua yang baik banget sama aku. Bukannya benci sama aku karena belum ngasih cucu buat mereka. Tapi Mama sama Papa selalu ngasih aku motifasi, dan aku disuruh bersabar mungkin belum rezeki tapi aku tau mereka juga menunggu lahirnya cucu pertama.

Iya cucu pertama, karena suamiku itu anak pertama punya adik cewek tali masih kuliah semuranlah sama aku tuaan Aria iya namanya Aria.adik iparku itu.

Kok ada yang ketuk pintu ya?
Buka aja siapa tau tamu.
Dan ternyata Bu RT yang mulutnya nggak bisa direm ini yang tadi lagi aku ngomongin Astaghfirallh..

"Iya Bu RT ada apa ?







Hayy aku muncul lagi ✌ setelah lama nngak nulis, judul dan alur yang baru ya semoga bisa samapai ending.

Vomenntnya ya 😁😁😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENCINTAIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang