awal dan akhir

179 16 9
                                    


Cerita asli pemikiran sendiri.

----->

Derai tawa Liliane membuat ketiga temanya bingung sekaligus merasa heran, bagaimana mungkin dia tertawa saat Valenina baru saja selesai menceritakan kisah seram yang

menakutkan? Pikiran itu melintas dibenak ketiganya.

"Kau tertawa seperti aku baru saja menceritakan hal yang lucu" sindir Valenina yang tak digubris sama sekali oleh Liliane

Liliane meredakan tawanya susah payah "Maaf Valen, tapi ceritamu tadi sangat konyol"

"Dimana letak kekonyolannya?" sambar Eveline dengan raut muka yang disiniskan.

"Cerita itu konyol, karna mana mungkin seseorang bisa meninggal hanya karna dia mengalami lucid dream? Dan soal hantu. Aku tidak percaya! Coba kalian fikir dengan logika kalian, tentang mimpi konyol yang bisa membuat orang meninggal? Itu sangat mustahil bukan"

"Terserah kau mau mempercayainya atau tidak Liliane, tapi jangan meremehkannya kau bisa kena tulah tau" peringat Luna dengan kalemnya.

"Aku tidak meremehkannya. Sudah lah mari kita kekantin, aku sudah sangat lapar karna mendengar certia valen yang panjang lebar itu" ajak Liliane mengakhiri pembicaraan mereka.

Ajakan Liliane diangguki ketiganya tanpa protes, karna jujur saja mereka juga merasa kelaparan akibat cerita berkepanjangan dari Valenina. Mereka segera meningalkan bangku kelas yang mereka duduki dan berjalan keluar kelas menuju kantin sekolah.

***

Liliane melepar asal tas selempangnya kesembarang tempat dikamar tidurnya. Dihempaskanya tubuh yang lelah setelah seharian menimba ilmu di salah satu SMA negri dikotanya. "Lucid dream? Hahaha konyol" gumam Liliane sembari menerawang langit-langit kamarnya yang dicat biru muda. Warna faforitnya.

Masih dengan seragam putih abu-abunya Liliane terbaring diatas ranjang berukuran Queen size. Lama kelamaan Liliane merasakan kantuk menguasainya, tak berselang lama kegelapan pun menyergapnya ke alam lain yang dinamakan mimpi.

Liliane bangun malam harinya, dengan keadaan masih setegah sadar Liliane meliahat kearah jam weker hello kitty yang bertengger manis diatas meja kecil samping tempat tidur. Jarum jam menunjuk tepat kearah angka 12 'ini sudah tengah malam? Cepat sekali perasaan baru sebentar aku tidur' batin Liliane kemudian bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi yang masih berada dalam kamar.

Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian. Liliane berniat turun kelantai satu rumahnya berharap menemukan sesuatu didapur untuk dimakan. Liliane sangat kelaparan karna telah melewatkan makan malam. Entahlah kenapa mamah dan papahnya tidak membangunkan Liliane untuk makan malam.

Liliane membuka perlahan pintu kamarnya menghasilkan bunyi decitan yang membuat buluk kuduknya meremang. Tak biasanya dia jadi penakut seperti ini.

Setelah pintu terbuka sempurna Liliane dikejutkan dengan apa yang ada didepannya ini. Bibirnya menggumamkan ketidakpercayaannya akan apa yang baru dilihatnya. "Tidak mungkin"

Seketika Liliane menjadi linglung sendiri, benarkah ini rumahnya? Dilihatnya kembali kamar yang tadi ditempatinya memastikan benarkah itu kamarnya. Tapi itu memang benar kamarnya, dibuktikan dengan adanya foto berukuran besar yang menghiasi dinding atas kepala ranjang, foto dirinya dan kedua orangtua nya tersenyum bahagia. "Apa-apaan ini? Apa ada yang sedang mengerjaiku? Ini bukan april moop dan ini sungguh tidak lucu" dumel Liliane masih berdiri diambang pintu kamar.

"Mamah.. Papah.. Ini tidak lucu kalian tahu!" teriak Liliane tapi tak ada yang menyahuti. Liliane kesal sendiri dibuatnya. Liliane memandang ngeri ruangan aneh serba hitam putih ini. Entah sejak kapan ada ruangan seperti ini dirumahnya. Seharusnya yang pertama kali dilihat Liliane saat keluar dari kamar adalah tangga menuju lantai satu? Tapi apa ini? Ini jelas bukan rumahnya. 'Apa ini mimpi?' pikir Liliane.

DARK SLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang