Home

47 1 0
                                    

Similir angin menerpa permukaan wajahku. Memberikan ketenangan dan kenyamanan pada diri dan hati ini. Aku menyandarkan kepalaku ke bahu lelaki tercintaku, Fajar. Aku Senja Aurelia, sedang duduk ditempat yang sama seperti kemarin. Menikmati keindahan sang jingga yang sebentar lagi akan tenggelam di upuk barat. Mataku berbinar saat menyaksikan detik-detik terbenamnya jingga, pandanganku tak lepas darinya sampai dia benar-benar hilang ditelan gelap malam yang perlahan-lahan muncul.



Aku mendengar hela'an nafas berat dari kekasihku, Fajar. "Apakah kita akan tetap bisa seperti ini nja?" aku mengernyitkan dahiku saat mendengar kata-katanya, apa maksud perkataannya. "Apa maksudmu njar ? Tentu saja kita akan bisa tetap seperti ini, menyaksikan jingga kita pulang setiap hari." jawabku kepadanya yang dihadiahi senyuman kecil darinya. Pandangannya masih lurus kedepan walaupun aku sekarang sedang memperhatikannya, tapi ia tak menoleh sedikitpun.



"Bagaimana jika jingga memintaku untuk kembali kepadanya nja?" dan sekali lagi aku dibuat bingung dengan pernyataan kekasihku ini. Sebenarnya apa maksud ucapannya itu sih. "Pulang?" kataku mengulang perkataannya. Ahh aku baru mengerti apa maksud dari ucapannya. "Iya pulang, pulang untuk menemaninya." Fajar menoleh ke arahku yang sejak tadi memperhatikannya, lalu tersenyum sangat manis. "Tidak njar, kita akan tetap disini bersama, tidak mungkin kita akan terpisah. Aku percaya kekuatan cinta yang diberikan tuhan ini akan membuat kita selalu bersama hidup dan mati njar."  ucapku tulus, aku tersenyum melihat wajah tampannya.



"Stukurlah kalau kau percaya kekuatan cinta itu, aku hanya takut nja." jawabnya. Aku masih tidak mengerti, takut apa? Takut untuk berpisah huh? Tidak mungkin! "Tidak njar, buat semua pikiran mu itu. Kamu tidak harus takut, aku berjanji akan selalu bersamamu, selalu ada untukmu hari ini, besok, lusa, dan selamanya." aku tersenyum berbinar saat tiba-tiba dia mengecup bibirku lembut, melumat dengan penuh perasaan dan mengakhiri dengan senyuman yang tersungging dibibir manisnya, ohh fajarku kau sangat tampan. "Ya aku juga berjanji nja, aku berjanji untuk selalu menjagamu hari ini, besok, lusa, dan selamanya. I love you Senja Aurelia." dia menatapku dengan mata berbinar." i love you too Fajar Juliano" balasku kepadanya.



Dia lalu tersenyum, menggenggam tanganku lalu mengajakku berdiri. "Hari sudah gelap nja, sebaiknya kita pulang." Fajar menoleh kearahku yang masih duduk. "Yak baiklah, ayo kita pulang." jawabku sambil berdiri mengayunkan tanganku yang digenggam Fajar. Kami lalu tertawa bersama.



Kami berjalan menuju mobil Fajar yang diparkir disisi jalan bukit dipinggir kota ini. Kami memang selalu menyempatkan diri untuk melihat sunset pada sore hari bila tak sibuk. Warna jingga nya matahari membuatku jatuh cinta, sama halnya dengan fajar , dia juga sangat menyukai jingga. Ahh kami memang berjodoh.



Fajar menyalakan mesin mobil mobilio nya, lalu melajukan dengan kecepatan normah. Malam yang indah dengan fajarku ditemani musik klasik kesukaan kami membuat perasaan tenang, perjalanan pun menjadi menyenangkan.





To be continue. . .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang