Dia adalah dara kelahiran Makassar 16 tahun yang lalu, namanya Risania Putri Anwar. Hari ini merupakan hari pertamanya di SMA 21, salah satu sekolah favorit di kota kembang ini. Risa dan keluarganya memang baru saja pindah dari Makassar ke Bandung dikarenakan ayahnya yang seorang tentara, di pindah tugaskan di kota ini. Risa berharap dia bisa cepat beradaptasi dengan sekolah dan lingkungan barunya, serta memiliki banyak teman.
***
Hari demi hari sudah Risa lalui di kota ini, tak terasa sudah 4 bulan dia tinggal di sini dan bersekolah di SMA 21. Sekarang Risa sudah mulai terbiasa dengan suasana kota ini, di sekolah pun dia sudah punya seorang sahabat dan banyak teman.
Titania Queena Darmawan, alias Tita begitulah ia biasa disapa, merupakan siswi pertama yang menyapa Risa di hari pertamanya di SMA 21, sekaligus yang menjadi sahabat pertamanya pula. Kebersamaan yang hampir setiap hari terjalin antara mereka, dan juga kecocokan dalam berbagai hal membuat dua dara ini nyaman menjalin hubungan persahabatan. Hubungan yang kian hari kian akrab membuat Risa dan Tita tak hanya terlihat seperti sahabat, lebih dari itu mereka sudah layaknya dua orang saudara perempuan. Mereka selalu mengerjakan segala sesuatunya secara bersama-sama, mulai dari kerja tugas, hang out, bahkan dalam berorganisasi. Seperti hari ini, mereka sudah punya agenda bersama yakni, mengerjakan tugas Bahasa Inggris di rumah Tita sore nanti.
***
Sudah tiga minggu berlalu sejak insiden pertemuan Risa dan Rafan. Insiden itu terjadi ketika Risa dalam perjalanan menuju ke rumah Tita untuk mengerjakan tugas Bahasa Inggris, tak sengaja ia terjatuh, dan ada seorang pria bermotor yang menolongnya. Ketika sampai di rumah Tita, tanpa disangka-sangka, Risa bertemu lagi dengan pria bermotor itu. Ternyata pria bermotor itu bernama Rafan, kakak sepupu Tita yang baru datang dari luar kota. Ahh, dunia begitu sempit batin Risa sore itu.
Sejak saat itu pula mereka semakin intens bertemu, entah itu pertemuan yang disengaja maupun tidak. Tak heran memang jika mereka semakin sering bertemu, karena ternyata kedatangan Rafan ke Bandung memang telah diniatkan untuk menetap dan menuntut ilmu di Kota kembang. Rafan juga masuk di sekolah yang sama dengan Risa dan Tita, yakni SMA 21. Hanya saja Rafan duduk di bangku kelas XII, sedang Risa dan Tita duduk di bangku kelas XI.
Sekilas hubungan Risa dan Rafan terlihat biasa, tak ada yang spesial di antara mereka. Hubungan keduanya hanya terlihat tak lebih dari hubungan seorang kakak kelas dan adik kelas. Namun, siapa yang sangka kalau ternyata Risa menyimpan rasa untuk Rafan. Diam-diam Risa sering curi-curi pandang ke arah Rafan, disetiap mereka berada di tempat yang sama dan terjangkau oleh mata. Dalam diam pula Risa selalu mencari informasi tentang Rafan. Tak jarang Risa kegirangan sendiri saat Rafan mengirimkannya pesan singkat, meski hanya berisi informasi-informasi biasa yang tak ada spesialnya sama sekali. Suasana hati Risa yang tadinya galau ria akan berubah 180 derajat, jika ia mendapati Rafan membalas tweetnya atau sekedar memberi komentar pada postingan-postingannya di media sosial yang lain.
***
Sungguh Risa bukanlah gadis polos nan lugu, yang harus bertanya sana-sini untuk mengetahui perasaan apa yang dia miliki untuk Rafan. Risa tahu perasaannya itu cinta, lalu mengapa? Mengapa jika itu cinta? Mengapa jika dia diam-diam mencintai Rafan? Mengapa jika cinta itu terus dia pelihara dan jaga untuk tetap bertengger di jendela hatinya? Bukankah cinta diam-diamnya ini tak merugikan siapapun? Bukankah cinta tak harus digembar-gemborkan di media massa, seperti apa yang sering dilakukan oleh selebriti tanah air? Cinta tak harus diumbar bukan? Jadi, biarkanlah dia tetap menjaga cintanya untuk Rafan, biarkan dia menjaga kesucian cintanya dalam diam, biarkan cintanya terus beriringan dengan waktu, hingga saatnya nanti, cinta itu terungkap pada waktu yang tepat dan dengan cara yang halal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta: Diam-diam, hati kami telah mengikat janji
Short StoryIni adalah tentang kisah cinta dalam diam.