Saat aku melihatmu di persimpangan jalan itu, membuatku yakin kalau kau tidak mencintaiku lagi. Ya. Aku tahu alasanmu meninggalkanku. Namun melihatmu bersama namja itu, membuatku tak rela dan ingin merebutmu kembali. Walau aku tahu kau tidak akan pernah ingin kembali padaku.
Ruangan ini dipenuhi oleh suasana mencekam. Tidak biasanya ruangan bergaya klasik ini terasa dingin seperti di lemari pendingin. Aura yang disebabkan oleh kedua orang di ruangan tersebut. Dua insan yang sedang terpaku dengan pikiran masing-masing dan saling menundukkan kepala. Menyiapkan ucapan yang akan diucapkan oleh keduanya.
"Mungkin ini akhirnya,"
Ucap Yoonhee memecah keheningan di sana. Sunggyu tersentak. Ia tak menyiapkan diri untuk mendengar ucapan yang melukai hatinya itu. Terasa tergores, menyakitkan, memilukan. Kesedihan di hatinya seakan mengubah aura yang kelam di seluruh ruangan ini.
Yoonhee perlahan menggerakkan kakinya, melangkah menuju pintu keluar. Air matanya tidak bisa ditampung lagi. Air mata indah itu mengalir deras di pipinya. Dan akhirnya meninggalkan Sunggyu sendiri yang masih diliputi kesedihan yang amat dalam setelah mendengar sepotong ucapan yang keluar dari bibir manis gadisnya. Memorinya seketika berputar ketika Yoonhee ada di sampingnya. Senyuman manis gadis itu membuatnya tak henti-hentinya tersenyum bahagia.
"Oppa." Suara lembut Yoonhee menyadarkan lamunan lelaki di depannya. Sunggyu menatap lekat gadis di hadapannya. Ia tersenyum simpul. Ternyata Yoonhee tidak pergi meninggalkannya.
"Chagi-ah," panggilnya lirih seraya tersenyum. Tangannya tergerak untuk menyentuh tangan gadisnya. Namun ia tak dapat menggapainya. Kenapa? Apa itu hanya ilusinya saja?
Lelaki itu terlalu menginginkan Yoonhee kembali ke pelukannya. Namun mengingat gadis itu telah mencampakkan dirinya, ia mengurungkan niat itu. Sunggyu kembali meneteskan air mata. Terlalu pilu untuk ditahan olehnya. Ia menutup matanya perlahan. Mencoba menenangkan diri yang hancur berkeping-keping hanya karena satu kalimat yang dilontarkan Yoonhee. Ia kembali mengingat ketika mereka berjanji untuk selalu bersama, selamanya.
"Oppa, saranghaeyo," ujar gadis pujaannya yang berada tepat di sisinya--Yoonhee--dengan menyandarkan kepalanya manja di pundak Sunggyu.
"Nado, chagi-ah." Sunggyu tersenyum manis menatap gadis di sampingnya. Ia meraih kepala gadis itu dan menciumnya lembut. Memeluk erat tubuh mungil Yoonhee. Seakan gadisnya itu tak boleh pergi dari sisinya. Ia terlalu mencintai Yoonhee. Rasa sayangnya melebihi apapun di dunia ini.
"Kita akan selalu bersama, selamanya." Lelaki itu berucap sambil mengelus puncak kepala gadisnya. Yoonhee hanya menatap lelaki itu dan tersenyum simpul, kemudian mengangguk pelan.
"Yaksok?" Ucapnya lalu mengaitkan jari kelingking mungilnya dengan jari lelaki itu.
"Yaksok," sahutnya tersenyum. Ia mendekatkan wajahnya dengan gadis itu. Menempelkan dahinya hingga hembusan nafas mereka saling menerpa kulit wajah mereka. Perlahan lelaki itu mendekatkan bibirnya untuk mencium bibir pink milik gadisnya. Dengan lembut dan rasa sayang, ia melumat bibir manis itu. Ia begitu mencintai seluruh bagian yang ada pada diri Yoonhee. Ciuman tanpa nafsu, ia hanya ingin menyalurkan perasaan cintanya yang meluap kepada gadis tercintanya ini.
"Nado saranghaeyo..."
Ketika membuka mata, ia tersadar bahwa yang tadi itu hanya memori yang sedang terputar di dalam otaknya. Rasanya itu benar-benar nyata, ciuman lembut itu, hangatnya pelukan itu, sekarang tak bisa didapatkannya lagi. Gadis itu telah pergi jauh darinya. Hanya segores kesalahan yang ia lakukan, namun berdampak hingga seperti ini. Bahkan ia tak sanggup mengatakan kalau itu hanyalah salah paham.
Ia tak sanggup mengatakannya.
Perlahan lelaki itu berdiri, meyakinkan hati untuk mengejar gadisnya. Dengan sekuat tenaga yang ia punya, akhirnya sampai di persimpangan jalan itu. Persimpangan jalan yang membuatnya melihat hal menyakitkan. Yang membuat Yoonhee pergi dari sisinya.
Dan untuk kedua kalinya, ia melihat hal menyakitkan itu lagi. Hatinya kembali hancur ketika melihat gadisnya direngkuh mesra oleh lelaki lain. Bagaimana mungkin? Gadisnya beralih dengan cepat dari dirinya.
Ia terjatuh.
Kakinya tidak kuat menopang tubuh besar itu. Ia hanya bisa menitikkan air mata, lagi. Melihat kedua insan yang berjalan dengan mesra itu semakin menghilang dari hadapannya.
FIN
.
.
Haloww!! Aku bawa cerita baru nih. *eaaa.
Udah lama sih, tapi baru di publish, hehehee. Ini pertama kalinya aku biking ff oneshot. Dan pastinya hancur banget, huwaaa....
Vommets yah, insyaallah aku bales, wkwkwkj... jangan lupa vomments 2 cerita aku Yang lain jugaa...
.
.
Sincerely, Mikki ❤ JLove
KAMU SEDANG MEMBACA
Intersection (Kim Sunggyu Oneshot Fanfiction)
FanfictionSaat aku melihatmu di persimpangan jalan itu, membuatku sadar kalau kau tidak mencintaiku lagi. Namun melihatmu bersama lelaki itu membuatku tak rela dan ingin merebutmu kembali.