seorang cowok tampan keturunan Belanda ini sedang duduk di taman belakang sekolah. ia tampak kesal dan kecewa karena ia tidak terpilih menjadi ketua osis di sekolahnya. amarahnya itu ia lampiaskan pada rumput hijau di taman tersebut.
"sial, kenapa sih gue selalu kalah melawan cowok songong itu. cuma karena ayahnya donatur disekolah ini, ia jadi bersikap sombong dan meremehkan orang lain. liat aja nanti gue pasti bisa lebih baik dari lo. dasar sialan!!!!" gerutu Revi sambil memukul mukul rerumputan disekitarnya.
tadi pagi diadakan pemilihan ketua osis diSMA Karya Bakti. Revi yang mencalonkan diri sebagai ketua osis tidak terpilih dan merasa kesal karena yang terpilih adalah Kevin, musuh bebuyutannya sejak SMP. entah kenapa ia selalu saja bertemu dan satu sekolah dengan Kevin padahal ia sangat membencinya.
ia tidak menyadari bahwa ada seorang cewek yang duduk tidak jauh dari tempatnya. cewek itu sudah sering ketempat ini, bahkan rumput dan segala yg ada ditaman ini seakan sudah menjadi teman dekatnya.
Revipun menyadari bahwa ia tidak sendirian duduk ditaman ini. ada seorang cewek yang belum pernah dilihatnya duduk disampingnya. merasa canggung dengan keadaan yang ada iapun berinisiatif untuk mengajaknya berkenalan.
"hai. lo sering kesini juga yah? gue kok kayak gak pernah liat lo disekolah sih. lo anak kelas berapa? oh ya kenalin gue Revi kelas XI Ipa1." Revi memulai pembicaraan diantara mereka.
Divia yang sedari tadi melamun pun mendengar ada orang yg sedang berbicara dangannya. dengan malas ia menjawab pertanyaan Revi.
"Adivia XI Ipa3."jawabnya malas.
"oh salam kenal Adivia . bdw lo ikut ekskul apaan? kok gue kayak gak pernah liat lo ya?"
"emang penting banget yah buat lo jawaban gue?" jawab Divia judes. "sorry gue harus pergi, permisi." tambahnya lagi
"judes banget . yaudah maaf menganggu ." jawab Revi berusaha sopan. mengingat suasana hatinya saat ini juga sangat tidak baik.
setelah Adivia pergi Revipun ikut berdiri dan bersiap meninggalkan taman dan segera menuju ruang kelasnya.
sementara itu Divia berjalan melewati koridor disekolahnya menuju kelasnya yg terletak diujung koridor. tapi tiba-tiba ada yang menabraknya, karena ia berjalan sambil menunduk sehingga dia tidak mengetahui ada seseorang yg berjalan melawan arah dengannya dan dengan tidak sengaja merekapun bertabrakan.
"aduh sorry banget gue gak sengaja, maaf ya soalnya gue buru-buru nih mau keruang guru"kata cowok yg menabraknya berusaha meminta maaf.
tanpa berniat membalas ucapan cowok itu Divia pun segera pergi menuju kelasnya meninggalkan cowok yg bertabrakan dengannya tadi yang kini sedang bengong karena perlakuan yg Divia berikan kepadanya.
"judes banget. belum pernah gue ketemu cewek seperti dia. bikin gue penasaran aja nih cewek." ucapnya sambil tersenyum penuh arti.
♥♥♥
Sesampainya di kelas Divia langsung duduk di tempat duduknya yang terletak paling belakang. Itu sudah menjadi tempat duduknya selama dikelas XI ini. Dia duduk sendirian karena tidak ada yang mau berteman dengannya .
Tidak hanya itu terkadang dia juga menjadi korban pembullyan di sekolah nya.
hampir setiap hari ia pulang dengan penampilan kusut, padahal dipagi hari ia berpenampilan rapih saat akan kesekolah. tetapi tidak ada yang peduli dengan penampilannya, jangankan peduli di perhatikanpun tidak.
dia sudah terbiasa dengan situasi seperti itu. sebenarnya ia ingin melawan ketika teman-temannya membullynya. tetapi pada akhirnya ia tetap disalahkan oleh pihak sekolah. jadi lebih baik dia diam dan pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
stay in here and look at me
Teen Fictioncerita tentang seorang gadis yang mencintai seseorang tapi seseorang itu tak pernah menganggapnya. Membiarkan gadis ini menunggu lama dalam kesendirian. hingga datanglah seorang lelaki yang selalu ada untuknya, menemani hari hari kelamnya, membuatn...