ONE SHOOT

151 7 0
                                    

Seorang pria berjalan menelusuri tepi pantai, dia memakai jaket musim dingin, sepatu boots dan juga topi. Musim dingin menyelimuti kota itu, entah apa maksudnya berjalan jalan di tepi pantai. Tapi berjalan jalan di tepi pantai bukanlah salah satu kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan ketika musim dingin tiba. Dia membayangkan sesuatu, ah tidak tepatnya mengingat sesuatu.

***

Suasana kelas sepi, guru-guru sedang rapat di ruang pertemuan.

"Viona apa kau sudah punya pacar?" Tanya Sena

"a aku?" Viona menunjuk dirinya,

"iya benar tidakah kau mempunyai seseorang yang special?" Tanya Mia

"orang yang special ya?" Viona menopang kepalanya dengan tangan, memasang pose berfikir. "kayaknya nggak deh"

"eh..???? masa?" Tanya kedua temannya Viona mengangguk,

"wah sayang sekali padahal umurmu udah mulai tujuh belas tahun lho" kata Mia

"iya juga sih tapi, boro boro suka ama seseorang, yang ada aku nggak laku laku" kata Viona

"ah masa sih? Nggak ada yang suka ama kamu sama sekali?".

Seorang cowok berkacamata mendengar pembicaraan itu. Walau bangkunya cukup jauh dari ketiga cewek tersebut namun dia masih dapat mendengarkan pembicaraan mereka . 'seandainya kamu tau, aku ada di sini' kata cowok itu dalam hati.

***

Semua siswa sedang bersih bersih di kelas, setelah selesai rapat guru mereka menyuruh merek abuat bersihin kelas karna aka nada tamu dari luar kota yang datang ke sekolah mereka, sepertinya tamu itu sangat penting sehingga membuat mereka harus membersihkan kelas mereka. Viona bersama dengan Mia dan beberapa orang cowok sedang membuang sampah. Sreet! BUK!

"ha ha sepertinya aku nggak baik dalam hal apapun" kata Viona sambil bangun, sampah yang ia bawa bersama mia jatuh berserakan.

"nggak pa-pa kok Vio" kata Mia sambil membantu Viona memunguti sampah yang berserakan.

Seorang cowok menatap Viona dengan penuh arti. 'kau sangat hebat dalam hal apapun percayalah'

***

Cowok itu memandang kea rah depan, Guru kimia sedang menulis beberapa soal tentang reaksi kimia. Dia tidak terlalu memperhatikan soal yang ditulis melainkan sedang memperhatikan seorang cewek yang duduk di depannya. Wajahnya yang cantik dan segala tentangnya ia sukai. Secara harfia dia sedang jatuh cinta. 'bagaimana caranya agar aku bisa menarik perhatianku?' pikir cowok itu.

"Gio" cowok itu kembali ke dunia nyata sekitar 31 pasang mata sedang memperhatikannya.

"eh sa- saya?" Gio menunjuk dirinya

"ya tentu saja, sudah berapa kali bapak panggil kamu? Cepat kerjakan soal di papan!" Gio celingukan, dia nggak mengerti dengan soal yang ditulis di papan, jadi dia tetap diam di kursinya.

"GIO!" guru berkumis itu membentaknya. Dengan pasrah dia maju ke depan. Sebagai hukuman karna tak bisa menjawab soal dengan benar, dia harus bediri di depan kelas sambil mengangkat satu kakinya dan memegang telinganya. 'menyebalkan' batinnya, sudah dua jam dia berdiri dengan posisi itu, Guru berkumis tebal itu tak mengijinkannya untuk masuk ke kelas atau setidaknya memberinya istirahat. Dia harus tetap berdiri dengan posisi itu sampai bel pergantian jam berbunyi. Guru berkumis itu keluar dari kelas, mungkin beliau pergi ke kamar kecil sebentar. Gio lalu bernafas lega sambil menurunkan kakinya berlahan,

"hei jangan turunkan kakimu!" Gio terkejut lalu kembali pada posisi semula.

"he he maaf istirahat saja" kata Viona sambil membuang sampah kertas. Jantung Gio berdetak dua kali lebih cepat,

SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang