Aku menatap layar ponselku yang berkedip. Nama Arkha tertera dengan jelas di sana. Aku mengerutkan dahiku. Ini aneh. Selama nyaris satu semester kami sekelas dan nyaris tak pernah benar-benar bicara, tiba-tiba saja cowok itu mengirimkan pesan.
Aku meletakkan pulpenku di atas meja lalu mengambil ponsel dan membuka pesan dari Arkha tadi;
Arkha: Dar
Arkha: Catetan fisika lo lengkap gak?
Aku mendengus geli. Ini pasti gara-gara kejadian tadi pagi saat Devan dan kawan-kawannya mengerjai Arkha yang baru masuk kelas. Mereka selalu senang membuat Arkha terkejut karena ekspresi kagetnya yang ngakak dan tadi pagi mereka bilang bahwa hari ini ada ulangan Fisika padahal Arkha belum belajar bahkan tidak tau menahu tentang adanya ulangan Fisika.
Aku segera mengetikkan jawaban untuk Arkha setelah memeriksa buku catatanku sendiri.
Dara: Lengkap
Dara: Kenapa emang?
Arkha: Yang tentang GLB sama GLBB ada gak? Gue gak nyatet
Dara: Ada
Arkha: Fotoin dong hehe
Dara: Dara sent a photo
Dara: Buat apa sih? Rajin amat
Arkha: Siap tau ntar ada ulangan beneran
Dara: Parno amat mas wkwk
Arkha: Bukan parno tapi jaga jaga
Arkha: Btw, makasih ya
Dara: Iya
Read.
Aku meletakkan ponselku lalu kembali menyalin esai milik Alma yang kata-katanya ku edit supaya tidak menimbulkan kecurigaan.
Pikiranku melayang pada kejadian tadi pagi. Aku teringat ekspresi kaget Arkha. Mulut menganga dan mata melotot. Mungkin dari apa yang ku jelaskan terdengar biasa saja tapi coba kalian liat sendiri pasti bakalan ketawa. Oh, dan jangan lupakan teriakan cowok itu yang membahana karena keseringan dengerin musik rock.
Aku menggelengkan kepalaku. Wajah Arkha saat kaget itu benar-benar priceless.
---
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Aku mendesah lega. Masalahnya dari tadi kepalaku sudah pusing gara-gara rumus Matematika yang tidak ada habisnya menyerbu otakku. Aku merapikan buku-buku dan alat tulisku sambil mendengarkan perkataan Bu Lilis yang siang itu mengajar Matematika memberikan oleh-oleh buat dibawa pulang ke rumah.
"Nanti kerjain di rumah ya halaman 36 di buku cetak nomer satu, lima, sama delapan. Besok di kumpul. Yang ketahuan ngerjain di sekolah, gak boleh ikut pelajaran Ibu."
"Iya, Bu."
Iyain aja biar cepet keluar.
Aku menyampirkan tasku di bahu lalu menunggu Alma yang masih merapikan buku-bukunya. Setelah itu kami keluar kelas dan berjalan bersama menuju gerbang.
"Lo ngerti gak Matematika tadi?" tanyaku.
"Gak ngerti. Angkanya kebanyakan. Pusing gue."
"Hari ini lo les nggak?"
"Iya."
"Ntar kalo udah dikerjain di les fotoin yak kirim ke gue."
"Sip."
Walaupun Alma malu-maluin, kampungan, otaknya gak bener dan sebagainya tapi dia gak pernah yang namanya gak mau nyontekin jawaban PR buat sahabat gak tau terima kasihnya ini.
Berkat Alma, aku pulang dengan keadaan tanpa beban dan bahagia.
---
Malamnya, aku kembali menyalin jawaban Alma yang dengan senang hati ia berikan. Sesekali aku memeriksa grup kelas yang ribut karena PR Matematika yang diberikan oleh Bu Lilis tadi. Rata-rata mengeluh karena soalnya terlalu memusingkan, ada juga yang minta contekan terang-terangan.
Sambil tersenyum bangga aku meletakkan pulpenku lalu menulis pesan di grup;
Dara: Pada belum ya?? Gue sih udah 😏
Alma: Alah lu nyontek sama gue juga
Reza: *Sticker Syahrini* "Sombong"
Devan: Moga moga jawabannya salah semua
Aku sedang mengetikkan balasan untuk Devan ketika pesan lain masuk. Tapi kali ini pesan pribadi. Aku memeriksanya. Ternyata Arkha lagi. Pasti mau nyontek.
Arkha: Dar, lo mtk udah selesai?
Dara: Iya, kenapa?
Arkha: Lo yang nomer lima apa jawabannya? Gue ragu nih
Cih, tai banget.
Dara: Mau nyontek itu bilang aja gak usah malu malu Ar
Arkha: Idih gue udah selesai ko sori ya
Arkha: Gue cuma ragu trus mau bandingin jawabannya sama punya lo
Dara: Yodah yodah gue C
Dara: Gue nyontek Alma si 😝
Arkha: Lah lo sendiri juga nyontek wkwk
Dara: Biarin yang penting gue ngerjain di rumah
Arkha: Idih sewot
Dara: Hih siapa yang sewot
Arkha: Lah itu barusan
Dara: Bodo
Arkha: Amat
Read.
Arkha: Dih marah beneran dia
Arkha: Dar
Arkha: Dar, yah jan marah dong
Arkha: Maap yak
Arkha: Lagi apa?
Lah kok ujungnya begitu? Ini apaan yang gelitikin perut gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
classmate
Teen FictionBagi Dara, cuma ada tiga tipe teman di kelas: Pertama, yang dateng kalo mau curhat. Kedua, yang dateng kalo mau ngutang. Ketiga, yang dateng kalo mau minta contekan. Di kelas, Dara dan Arkha tidak pernah bicara langsung, paling mentok ikutan nimbrun...