Dia lagi...

445 23 0
                                    

"Hari terindah dalam hidupku mungkin saat aku harus tidak sengaja bertemu denganmu dan saat itu pulalah hari terburuk ku"

"Prill pulang kuliah nanti anterin gue yuk"
Tanya zeita pada Prilly yang terlihat sibuk tengah merapikan beberapa buku yang berserakan di meja perpustakaan kampus nya.

"Ngapain ?"

"Bia..."
Belum sempat Zeita menjawab pertanyaan Prilly, Sahabatnya itu malah dengan tidak sopan nya memotong ucapan Zeita

"Malam ini kan ada birthday party nya Shella, jadi gue harus tampil maksimal dan anggun biar cowok cowok disana nanti terpesona sama gue dan minta kenalan deh sama gue Hahahaha"
Ucap Prilly menebak dengan menirukan gaya bicara Zeita yang alay

Zeita hanya tertawa garing mendengar ucapan Sahabatnya, Prilly. Menurut Zeita acara Party itu penting untuk di kunjungi karena dengan kesana kita bisa menunjukkan siapa kita, bagaimana kita, dan seperti apa kita, yaahhh itung itung sih sambil liat liat juga.. Iya.. Liat liat siapa tau aja ada cowok ganteng dan tajir yang kecantol nanti sama dirinya. Pikir Zeita melayang membayangkan betapa wajibnya ia tampil cantik dan anggun dalam acara tsb.

"Pokoknya gue harus tampil maksimal biar ngalahin tuh gebetan mantan pacar gue, terus dia sadar bahwa gue lebih cantik dari gebetan nya sekarang dan setelah itu dia balik lagi deh sama gue"
Batin Zeita sambil tersenyum sendiri dengan mata melayang ke atas langit langit ruang perpustakaan

Prilly mulai mengambil tas nya dan membawa buku buku nya lalu pergi keluar perpustakaan. Dengan tidak memperdulikan Zeita sahabatnya yang masih sibuk dengan imajinasi konyol nya sendiri.
Yaa.. Konyol.. Menurut Prilly itu akan menjadi hal terkonyol yang akan dilakukan Zeita. Sumpah demi nama neptunus membayangkan jika nanti Prilly yang menjadi Zeita, harus sibuk membeli gaun baru, berlama lama di salon, dan bersolek dengan make up ? Sungguh itu hal yang paling menjijikan.
Menurut Prilly itu hal yang sangat amat tidak penting. Kalau memang jika untuk menarik perhatian seorang Pria pun tidak perlu terlalu over seperti itu, malah menurutnya Pria mungkin akan illfeel dengan diri kita nantinya.
Berbicara soal menarik perhatian pria, pikiran Prilly pun melayang pada sosok yang sudah hampir dua tahun ini mengisi hati nya. Mengisi ?? Ohh mungkin lebih tepatnya "Terisi"

"Jika tuhan menakdirkan kita tidak untuk bersatu, aku tak apa.. Asal kita selalu bersama, melihat mu saja itu sudah cukup, asal kamu bahagia"
Batin Prilly menerawang jauh

Tak terasa Prilly kini sudah berada di dalam mobil pribadinya yang terparkir di basemant Kampusnya. Kini ia hendak pulang ke rumah nya yang sunyi. Sunyi ?? Yaa.. Karena dirumahnya hanya diisi oleh Dia, Pembantunya yan merupakan pasangan suami istri. Ibunya sibuk bekerja di Luar Negeri mengurus salah satu Restoran peninggalan Alm. Ayah nya. Selepas ayahnya meninggal, hanya ada dua pilihan saat itu. Pertama, Prilly dan Ibu nya pindah ke Seoul untuk melanjutkan usaha Restoran Alm ayahnya. Kedua, Prilly tetap tinggal di Indonesia dan Ibunya yg harus Stay di Seoul meneruskan usaha suaminya yang telah bertahun tahun dirintis itu. Sungguh iti adalah pilihan yang sulit bagi Prilly pada masa itu. Prilly akhirnya memilih pilihan kedua untuknya, Karena tidak mungkin dia meninggalkan pendidikan nya di Indonesia. Karena cuma di Indonesia dia bisa menemukan sahabat macam Zeita yang konyol dan alay, Karena cuma di Indonesia Prilly bisa menemukan kedamaian, Dan hanya di Indonesia Prilly bisa merasakan namanya Mencintai, walau hanya Mencintai bukan Dicintai..

"Bukan ?? Semoga kata Bukan itu akan Berubah menjadi Belum"

Lantunan nyanyian dari John Legend - All of Me menyadarkan Prilly dari pikiran nya yang melayang jauh..

The ImmpossibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang