Bagian 1

66 5 0
                                    


"Kriiiingg....kriinggg.."

Jam bekerku mulai berdering kencang berusaha membangunkan aku dari peraduanku, yaitu ranjang. Kulirik jam. Ah! Masih pukul 04.00. Aku pun langsung kembali menarik selimut dan berencana untuk melanjutkan kembali tidurku. Tapi, tiba-tiba Mama berteriak dari lantai bawah membuatku mengurungkan niatku untuk kembali tidur.

"Maya..Ayo bangun,,katanya mau bangun pagi ! Ayo mandi.." teriak Mama.

Oh ya! Aku lupa kalau hari ini aku ada kegiatan di sekolah. Aku pun segera melompat dari ranjang dan menuju tempat seterikaan dan mencari baju seragam abu-abuku. Sial ! nggak ketemu. Kesal karna tidak menjumpai seragamku, aku pun langsung berteriak memanggil teteh.

"Teteh,,baju Maya dimana ya? Teteeeehhh..."

Teteh dimana sih? Gerutuku dalam hati.

"Teteh,,teteh dimana sih? Maya butuh nih.." Tak ada jawaban. Hening. Aku kembali mengobrak-abrik seterikaan teteh. Tanpa sadar, Mama dataang tergopoh-gopoh dan memarahiku.

"Maya! Kamu belum mandi juga? Kapan mau mandinya? " tanya Mama.

" Ini mau mandi Ma, tapi baju abu-abu Maya nggak ada, teteh kemana coba?" jawabku sambil bersungut-sungut.

" Lho? Kamu lupa? Teteh kan pulang kampung, anaknya sakitt. Kamu sudah besar Maya..siapkan bajumu sendiri lah !" kata Mama.

"Iya Ma." Hanya kata itu yang keluar dari mulutku sebelum aku kembali ke kamarku. Sesampainya di kamar, aku langsung membuka lemari pakaianku dan menemukan bajuku di sana. Aku pun langsung menyambar handuk dan pergi mandi. Tak sampai 10 menit, aku pun selesai dan segera memakai seragamku dan menyiapkan keperluan untuk kegiatan nanti.

Aku pun turun ke ruang makan. Disana telah menunggu Mama yang juga sudah siap berangkat bekerja. Ayahku sedang keluar kota. Jadi kami hanya bertiga dirumah bersama Abangku. Aku pun langsung ke meja makan dan sarapan bersama Mama.

"Ma, Bang Joe mana? Katanya mau anterin Dede?" tanyaku sambil menyuap nasi ke dalam mulutku.

Tiba-tiba ada yang menjitakku, Dan terdengar suara anak laki-laki yang serak-serak basa itu. Abangku.

"Bang Joe !" teriakku sambil meringis kesakitan.

"Udah biasa dijitak aja masih kesakitan terus kamu dek? Haha ,," abangku malah tertawa geli melihatku meringis kesakitan.

"Lagian abang jitaknya nggak kira-kira. Sakit tau bang !" teriakku sambil mencubit tangannya.

"Awww..awww..awww..udah dek, sakit !" teriak abangku kesakitan. Biasanya kalau sudah begini, Mama turun tangan melerai anak bujang dan perawannya ini.

"Sudah-sudah, kalian ini, kalau lagi bareng berantem mulu, tapi kalau jauh pengennya ketemu terus !" lerai Mama.

"Kan adek kalau jauh dari abang pasti kangen sama abang yang ganteng kayak Shiwon ini. Hahaha.." jawab abangku sambil mengelus-elus wajahnya..Ewwww,,

"Shiwon darimana kayak gitu? Yang ada abang kayak Aming noohhh,,haha..!" tawaku puas.

" Sudahlah, anak Mama ini semuanya cantik dan ganteng entah mau ngaku mirip siapa yang jelas kalian itu mirip sama Mama sama Papa." Jawab Mama melerai perdebatan kami.

"Iya dong Ma," kataku. Lalu aku pun melanjutkan makan kembali. Bang Joe sudah selesai dan langsung meninggalkan ruang makan.

Setelah makanku selesai, aku pun langsung berpamitan pada Mama.

"Ma, Maya berangkat dullu ya. Assalamualaikum," pamitku sambil mencium tangan Mama dan mencium pipinya.

"Iya sayang, hati-hati ya. Bilang Bang Joe jangan ngebut bawa motornya," nasihat Mama.

See? How Much I Love U (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang