Taufan yang Malang

1.9K 70 26
                                    

Hari ini Boboiboy bersaudara menjalani hari-hari seperti biasa. Bersekolah di SMA Pulau Rintis, lalu mereka bekerja secara bergantian karena orang tua mereka meninggal satu tahun yang lalu. Mereka tinggal dengan Tok Aba di Pulau Rintis.

Mereka tidak akan membiarkan kakeknya bekerja sendirian bukan. Jadi, Halilintar yang bekerja setelah pulang sekolah jika tidak ada ekskul karate, Gempa yang bekerja jika tidak ada OSIS, Api dan Air membantu Tok Aba berjualan, lalu Taufan kadang-kadang ia ekskul skateboard, ia sudah tidak pernah mengerjai Halilintar lagi. Setelah itu tak ada yang tau apa yang dilakukannya.

Hari ini Taufan mendapat kesialan yang sangat beruntun. Pertama, ia mendapat hukuman karena tidak mengerjakan pr. Kedua, ia terjatuh dari skate-nya. Lalu, yang ini ia lupa membawa kunci rumah khusus miliknya, setiap Boboiboy dan Tok Aba punya masing-masing kunci mengingat semua sering keluar rumah. Tapi kali ini Taufan meninggalkan kunci miliknya di meja belajarnya. Ia berpikir ingin ke kedai Tok Aba saja, tapi ia takut kalau di suruh membantunya (hei, cucu kurang ajar) jadi, ia memutuskan untuk ke taman belakang yang terdapat banyak bunga dandelion. Semenjak kematian orang tuanya ia selalu berbagi hari-harinya dengan bunga tersebut (Memangnya kau sudah gila *abaikan*) Kali ini ia bercerita tentang kesialannya lalu meniup bunga tersebut, berharapa bahwa Tuhan mendengarnya.

Dan ia merasakan tetesan air.

Tunggu tetesan air ?

Oh Ya Tuhan ia kehujanan sekarang.

Ia kehujanan selama hampir 3 jam. Awalnya ia menyukai ini tapi kelamaan kepalanya terasa berat dan pandangannya mengabur. Lalu, kehilangan kesadarannya.

Satu persatu Boboiboy bersaudara berdatangan, saat itu pukul 15.00. Tok Aba belum kembali, biasanya pukul 17.30 beliau baru kembali. Setelah selesai, mereka bingung akan ketidakhadiran Taufan.
"Kenapa kak Taufan belum pulang juga" ucap Gempa khawatir. "Mungkin Taufan sedang bermain, sebentar lagi paling juga pulang" kata Halilintar tenang.
"Bagaimana kakak bisa tenang, jangan lupakan kalau kak Taufan tetap adik kak Hali" kini giliran Air berkomentar.
"Kau tidak berkomentar Api?" Tanya Hali kepada Api.
"Ehm, ya setidak-nya.. k-kak Ta-Taufan tidak pe-pernah mengganggu k-kak Hali lagi i-iya kan?" jawab Api gugup.(;_;)
"Baiklah, aku akan mencarinya. Jujur sebenarnya aku bosan juga tidak ada yang mengerjai... kata Halilintar terpotong saat melihat wajah ketiga adiknya berbinar-binar (?). 'Wah kak Hali berubah' begitulah kira-kira batin mereka. Seakan mendengar, Halilintar melanjutkan kata-katanya. "...dan bosan karena tidak ada yang kupukuli lagi"
"Yah kak Hali gak asik" komen Api.
"Tidak, aku hanya bercanda"
"Kalau begitu dimana kita akan mencari kak Taufan" -Gempa.
Semuanya terdiam.
"Emm begini saja aku dan Air akan mencari disekeliling rumah, Gempa dan Api mencari disekeliling kampung (?)(emang kampung ya? Yaudahlah biarin daripada pulau masa iya?), setuju gak?" -Halilintar
"Em ya-ya baiklah" ucap mereka serempak.

Api dan Gempa mulai mencari dan menelfon semua teman Taufan tapi hasilnya nihil. Sedangkan Air mencari di setiap sudut ruangan rumah, namun tujuan Halilintar yang utama adalah kamar Taufan. Kamar yang dulu sering ia masuki untuk menengok, membalas dendam adiknya yang satu itu, entah berapa lama ia sudah tak memasukinya kembali.

Dikamar Taufan, Halilintar menemukan handphone dan kunci rumah milik Taufan lalu ketika melihat ke jendela ia melihat..

Sesosok tubuh. Memakai kemeja putih dengan jaket biru putih dan topi yang serasi dengan jaketnya.
Halilintar seperti mengenalinya tapi siapa?!

Oh dia adalah Taufan. Apa Taufan?
Halilintar langsung berlari melihat Taufan dan langsung membawanya (baca : menggendong) ala bridal style. Ia pun langsung memanggil saudara yang lain. Mereka semua berkumpul di kamar Taufan. Mereka semua khawatir akan keadaan Taufan yang sedang demam tinggi. Halilintar yang membawa handphone Taufan ia mencari kontak siapa saja dan menemukan Dr. Naufal. Dia langsung menelfon dan..

Taufan yang malangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang