Sstt, what?

686 30 0
                                    

Cahaya sang mentari udah menggapai angkasa yang menandakan malam telah usai, gue sama Billy udah siap buat jalan lagi. Hari ini, kita mau belanja-belanja aja sambil menikmati liburan ini dengan semangat. Gue berharap hal kayak kemarin ga akan terjadi lagi.

Tiba-tiba hp gue bunyi, ada line masuk dari orang. Oh, Varo. "Lo sakit? Gue khawatir banget Kel."

Gue bales lah, "Iya, cie, kangen mah ngomong aja Varoo."

Terus.. Billy ngambil hp. Gatau kenapa Billy marah, kenapa Billy emosian banget. Gue capek lah dia gini terus. I wonder how many times I forgive someone just because I don't want to lose Billy. But, in the end, Billy doesn't deserve my forginveness.

"Bil, kamu makin besar kenapa makin emosian, Kelia capeklah kalau kamu gitu terus."

"Yaudah Kel, terserah kamu aja iya."

"Kenapa? Billy ga sayang lagi sama Kelia? Oke."

"Bukan gitu Kel, tapi gue tuh capek lo kayak nyalahin gue mulu. Lo pikir gue selalu salah."

"Gue ga bilang gitu oi."

"Ye terserah lo aja." Hening sesaat. "Kel maafin, emosi tadi."

"Ga Ma-u" Dengan cepatnya dia meluk. Billy jangan meluk terus sih, ga kuat Kelia mah.

"Mamah dari anak Billy kok diem aja?"

What the hell, kata-katanya ituloh, otak gue belum 100% mencerna tapi ga tau kenapa ada lekukan aneh di bibir gue. I love you Bil. Itu doang yang bisa gue sampein, tapi gue harap lo bisa tau bukti sayang gue sama lo Bil.

Bosen banget sih tapi, lama-lama gue sama Billy kayak drama. Tapi gue suka jalan ceritanya, ga akan pernah gue lupain tulisan-tulisan skripsi khayalan di otak gue dan apa yang Billy ucapin. Oh god, I love him so much.

Can I be the last part of yours?

Can you be my and your children hero?

Can you love me till my part is the end?

I hope so Bil

Ternyata bener, gue ga perlu cari yang lain. Yang lain cuma bakal jadi pelampiasan. Yang lain cuma bakal jadi penghalang, tapi segala penghalang bakal kita laluin. I'll always hold your hands wherever we go. Anything can't stop our love. I'll come to Jannah with you.

"Kita ngedate yok."

"Lah? Emang ini bukan ngedate ya?"

"Bukanlah, kita berantem terus perasaan."

"Tuh Billy tau, kenapa masih ngajak ribut."

"Kelia yang ngajak."

"Tuh kan, udah ah." Billy ngacak-ngacak rambut gue. Gue pun refleks gandeng tangan Billy, pipi gue kok ngerasa panas gitu. Kenapa selalu gini, seakan-akan ini kali pertama gue digituin, kenapa Billy selalu bisa sih.

You'll be the last. He's my everything right now.

Jadi keinget deh waktu Billy mutusin, udah nangis, mata bengkak, diliatin Billy, delivery pizza yang niatnya gangguin mba sama masnya wkwk. Sekarang hubungan kita malah ga ada beda sama sekali.

Orang bilang masa SMA masa paling indah, tapi menurut gue masa indah itu ga cuma SMA, tapi semua masa yang gue lewatin bareng Aa' Billy tercinta.

IH KELIA LEBAY.

Biarin, yang penting hepi. *korban iklan mele Kel.

--- B I L L Y ---

Hari ini, gue sama Kelia pulang. Kalian tau ga, tadi pas di pesawat Kelia ketiduran gitu, lucu banget, pengen gue cium. Eh apaan Bil, gaboleh sebelum sah. Lo sayang sama dia jadi gaboleh. Eh tapi sempet gue foto dua jepretan.

Still Love You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang