e-m-p-a-t

228 40 1
                                    

Membawa kembali


Dengan langkah selebar-lebarnya Austin berjalan menuju rumah Audrey. Setelah yang terjadi tadi, Austin merasa ia harus meminta maaf pada Audrey.

"Tuhan, kuatkan aku." bisik Austin sebelum akhirnya berjalan menuju pintu depan rumah Audrey.

Austin mengetuk pintu rumah Audrey secara perlahan, sumpah ia sangat tegang saat ini. Namun setelah beberapa ketukan, Audrey tidak kunjung merespon. Apa ia baik-baik saja? Atau ia sedang pergi?

"Audrey, ini aku." Kata Austin seraya memutar kenop pintu rumah Audrey yang ternyata tidak dikunci.

"Audrey" panggil Austin lagi, melihat rumah Audrey yang sekarang rasanya Austin baru pertama kali memasuki rumahnya, terasa asing namun tidak asing. Yah, kurang lebih begitu.

"Aud.. Ya tuhan.. Audrey, hey.." Austin menghampiri Audrey yang tengah terkapar di lantai dapur rumahnya sendiri.

"Audrey, hey ada apa?" Tangan Austin menepuk pelan pipi Audrey, ia khawatir.

"Austin, maaf. Aku.. Aku.. Aku.." Kalimat itulah yang Austin dengar sebelum Audrey kembali tidak sadar.


















∆∆∆


Audrey mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian menggeliat. Ia berada di kamarnya, ia kembali teringat bahwa tadi ia menangis kemudian tertidur di lantai, miris memang. Tapi, kenapa sekarang ia berada di tempat tidur?

Dengan malas ia melirik jam, ternyata sudah malam. Beraapa lama ia tertidur. Menggunakan tenaga seadanya, Audrey berjalan menuju dapur.

"A..ustin?"

"Oh, hei. Aku tadinya berniat membuatkanmu makanan, tapi sepertinya lebih baik kita memesan makanan" kata Austin menggaruk batang hidungnya yang tidak gatal. Kebiasaan yang tidak pernah berubah, batin Audrey.

"Tidak, kita makan saja makananmu. Kelihatannya enak" kata Audrey.

"Apa kau yakin?" Audrey mengangguk tanda ia yakin.

"Baiklah, maaf aku menggunakaan dapur dan beberapa makanan tanpa seizinmu" kata Austin yang lagi-lagi menggaruk batang hidungnya.

"Tidak, tidak apa. Terima kasih" seulas senyum terulas di wajah Audrey.

Selama memakan masakan buatan Austin, baik Audrey maupun Austin saling berdiam diri. Audrey ingin bertanya namun ia takut. Sedangkan Austin, ia merasa gerogi setengah mati.

"Kenapa kau.. ada dirumahku?" Akhirnya Audrey melontarkan pertanyaan yang sudah ia tahan sedari tadi.

"Oh.. Kau tahu, tadi siang aku memang sangat berlebihan. Sorry for being a jerk. For being so mean to you" Audrey tahu, Austin bersungguh-sungguh mengatakannya. Ia pun tersenyum, "Tidak apa, A. Aku memang salah"

"Tidak.. Aku akan membantumu, permintaanmu masih berlakukan?"

"Apa? Sudah tidak apa, lupa.."

"Kumohon, Audrey biarkan teman lamamu ini menolongmu. Apakah itu salah?

Audrey tersenyum, "Yang benar saja, tentu.. Dan, terima kasih"

"Jadi kau memaafkanku kan?" Tanya Austin memastikan.

"Tidak, kau harus membelikanku es krim baru ku maafkan" canda Audrey, Austin terkekeh mendengarnya.

"Tentu saja, aku punya es krim. Ada di dalam kulkasmu"

Tidak percaya, Audrey memastikan sendiri apakah ada es krim di dalam kulkas rumahnya atau tidak. Dan ternyata memang ada.

"Baiklah, baiklah. Aku memaafkanmu" kata Audrey.

"Sudah seharusnya, haha" Audrey mendengus mendengarnya.

"Oh ya, omong-omong tadi kau kenapa?"

"Oooh, itu.. Aku hanya pusing" bohong Audrey.

"Matamu sembab, apa kau menangis?" Tanya Austin.

"Tidak, aku memang sering begini" Audrey tahu Austin tidak percaya namun Austin tetap mengangguk pada jawabannya.

"Tadi kau berat sekali"

"Suruh siapa menggendongku" Audrey memutar mata. Melihatnya Austin tertawa,

"Dasar pemarah.."

"Tidak"

"Iya"

"Tidak, Austin kau tetap menyebalkan"

Mereka menyantap makan malam dengan keadaan yang jauh berbeda dengan keadaan tadi siang. Membuat baik Austin ataupun Audrey menorehkan seulas senyum bahagia. Malam ini, mereka membawa kembali pertemanan yang telah lama hilang.

"Ibu ku menelepon. Pasti karena aku belum pulang" Ups! Austin akan kena masalah.

∆∆∆
A/N
Hai-hai!
GUYS SERIOUSLY WE JUST HIT 2K READS:') THANK YOU SO MUCH TO EVERYONE WHO READ THIS STORY! VOTE(S), COMMENT(S). I LOVE EVERY SINGLE ONE OF YOU GUYS!


AGAIN, THANKS.

LOVE, CIA.

buat part ini, maaf kalo masih banyak kekurangan karena memang langsung di publish. Xoxo See you :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Audrey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang