Fanfic Jelsa

892 42 27
                                    


PROLOG

Elsa, ratu dari Arendelle yang mempunyai kekuatan sihir istimewa. Ia dapat membuat es, salju, sampai badai salju. Karena kekuatannya itu lah, ia menjadi awet muda. Penuaannya berhenti pada umurnya yang ke-1 9 tahun.

Saat ia berumur 79, adiknya, Anna, meninggal dunia. Membuatnya terpuruk dalam jurang kesedihan yang amat dalam. Tapi, sebuah musim dingin panjang yang menyengsarakan rakyatnya membuat Elsa sadar bahwa rakyatnya membutuhkannya.

Dan pada umur 124 tahun, ia meninggal. Semua rakyatnya berduka cita atas kematian ratu yang mereka cintai. Mereka berkabung selama berminggu-minggu sampai keadaan pulih kembali.

Elsa pikir, ia akan menyusul Anna. Tapi dia salah. Man in The Moon mengangkatnya menjadi symbol emosi yang abadi, namun hanya terlihat oleh yang mempercayainya. Emosi itu adalah cinta, cinta yang mampu melelehkan hati yang beku sekalipun.

Selama bertahun-tahun, ia melihat perkembangan dunia dalam keabadiannya yang sunyi, sepi, dan sendiri. Semua orang hanya menganggapnya sebagai mitos. Tak ada yang mempercayainya.

Ia melihat semua symbol yang lain, para guardian. Santa yang ditunggu-tunggu, Peri Gigi yang dinanti, sampai Kelinci Paskah yang telurnya dicari-cari. Semua anak menantikan mereka. Bahkan, pada zaman kegelapan, orang-orang melihat Pitch Black.

Tiada yang mengenalinya sampai suatu tragedy terjadi.
CHAPTER I

GUARDIAN

"Ahhh!" teriak seorang anak laki-laki yang sedang menggunakan tap water. Tapi, ada yang salah, lidahnya terjepit dalam air yang tiba-tiba membeku. Dan setelah bunyi teriakan anak tersebut, terdengar suara tawa pria.

Pasti itu Jack, pikir Elsa. Musuh terbesar Elsa di dunia ini adalah Jack Frost. Walaupun ia seorang guardian orang-orang mulai mempercayainya, ia tetap saja suka berbuat jahil, terutama pada orang yang tidak memercayainya. Dan biasanya, Elsa lah yang membetulkan segala hal yang dirusaknya.

Sebagai sesama pengguna es, Jack dan Elsa tidak menjadi teman dan malah bermusuhan. Semuanya karena tingkah Jack yang kekanak-kanakan. Padahal, mereka bisa menjadi pasangan abadi yang serasi kalau mereka mau.

"Hei perempuan, apa yang kau lakukan?!" hardik Jack.

"Memangnya apa? Apa kau tak tahu kalau membekukan lidah orang itu menyakitkan?"

"Aku tidak tahu. Dan tidak mau tahu. Lagi pula, anak itu tidak mempercayaiku,"

Sekejab saja, setelah Jack berkata begitu, lidaknya membeku. "Sekarang kau sudah merasakannya, kan? Jadi jangan kau ulangi lagi perbuatan mu itu. Bahkan pada orang yang tidak mempercayai mu!" ucap Elsa dengan senyum kemenangan.

"Itukah ucapan seseorang yang bahkan tak dipercayai oleh siapapun? Kau harus sadar kalau kau itu tak di percayai oleh siapapun!" kata Jack setelah lidahnya mencair kembali.

"Ka... Kau..," ucap Elsa tergagap saking marahnya.

"Eh, maaf. Aku tidak sengaja mengatakannya," ucap Jack menyesal.

Tapi terlambat, Elsa sudah terlanjur marah dan pergi begitu saja meninggalkan butiran-butiran salju halus yang menerpa Jack dengan kencang. Sebenarnya, Jack tidak bermaksud berkata begitu. Ia hanya ingin berbicara dengan Elsa, karena entah mengapa, Elsa membuatnya nyaman. Bahkan saat bertengkar.

Elsa membencinya. Dia sangat sombong hanya karena ia telah di percaya beberapa orang. Hah! Beberapa orang sudah lebih baik daripada tidak sama sekali. Ratusan tahun ia di dunia ini dalam wujud abadi, dan tiada seorang pun yang mempercayainya. Dunia memang tidak adil!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Frozen StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang