I'm waiting for a chance, we met again..

12 2 1
                                    

Aku mengenakan sebuah kemeja berwarna coklat dan celana ketat bewarna gelapp dengan sebuah syal melingkari leherku. Dengan cepat aku mengambil tas dan payung transparanku keluar kamar dormku. Di luar hujan sangat deras. Aku membuka payung dan berlari keluar untuk mencari taksi. Hari ini aku akan menemui seseorang di sebuah bandara, seseorang yang belum pernah kutemui sebelumnya. Aku mengenalnya melalui situs jejaring sosial. Dia Namja yang menyenagkan, umurnya 25 tahun, 5 tahun di atasku. Sayangnya ia tidak pernah memasang foto dirinya di sana dan menurut khayalanku, ia adalah seorang Namja yang tampan, tinggi, dan putih, mengingat bahwa ia mengaku dirinya adalah keturunan chinese, sama denganku.

Setelah kurang lebih satu tahun aku mengenalnya, aku merasa aku mulai menyukainya, bahkan bisa dibilang aku jatuh cinta padanya. Konyol, memang, tapi aku tau hatiku tidak pernah berbohong. Kami tinggal di kota yang sama, tapi aku tidak pernah sekalipun menerima ajakannya untuk bertemu. Aku takut kecewa, takut bila semuanya tidak sesuai dengan harapanku, takut dia juga tidak menyukaiku dan hubungan kami akan kandas begitu saja. Dia memaklumi alasanku untuk tidak menemuinya. Aku senang ia mau memahamiku.

Namun kemarin saat kami sedang mengobrol di chatting, kabar buruk itu datang secara mendadak. Namja itu bilang bahwa ia akan keluar negeri untuk waktu yang lumayan lama dan kemungkinan kami untuk sering ngobrol pun akan berkurang. Aku sedih sekali mendengarnya, aku ingin sekali bertemu dengannya untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Oleh karena itulah aku memutuskan untuk menyusulnya ke bandara hari ini. Aku juga sudah memberitahunya hal ini dan ia sangat antusias dengan keputusanku ini.

Sialnya hari ini aku bangun kesiangan. Pesawat akan berangkat pukul 11 dan aku baru bangun pukul 10. Dengan cepat aku mandi, mungkin mandi tercepat yang pernah kulakukan dan langsung berangkat ke bandara. Dan di sinilah aku berada, di dalam taksi yang tengah melewati jalanan yang ramai menuju bandara. Hatiku sangat gelisah. Aku terus saja memandangi jam tangan, sebentar lagi pukul 11 dan aku masih setengah perjalanan.

Singkat cerita, aku sampai di bandara pukul 11.15, pupus sudah harapanku untuk bertemu dengannya. Tapi aku masih berharap bisa bertemu dengannya, aku berharap pesawatnya akan mengalami delay. Aku langsung berlari menuju sebuah cafe di mana aku dan dia berjanji untuk bertemu kemarin. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling cafe, berusaha mencari sosok Namja yang kucari, walaupun aku belum pernah bertemu dengannya, tapi aku berharap instingku bisa diandalkan kali ini. Begitu banyak pengunjung di cafe itu dan aku tidak tau Namja itu di mana.

"Ada yang bisa saya bantu?" seorang Yeoja pelayan cafe menghampiriku.

"Ah, aku sedang mencari seseorang."

"Apakah anda yang bernama Xiu Liu Fan?"

"Ah iya! Dari mana anda tau?"

"Tadi ada seorang Namja yang menitipkan pesan bahwa ia sudah harus pergi ke ruang tunggu pesawat dan ia menitipkan surat ini."

Aku kecewa dan kakiku langsung lemas. Sudah terlambat, aku tidak bisa lagi menemuinya.

"Tapi tadi saya dengar pesawat yang ditumpangi Namja itu mengalami delay setengah jam. Anda pasti mengharapkan seperti itu bukan? Namja itu juga berharap begitu, tadi ia mengatakannya padaku."

"Benarkah?"

"Pergilah."

"Apa?"

"Kejar dia. Mungkin dia masih ada di ruang tunggu pesawat."

Aku mematung sejenak kemudian tersenyum gembira.

"Baiklah, terima kasih!"

Aku pun berlari sambil menangis. Aku sungguh berharap aku masih sempat. Sambil menggenggam surat darinya, aku tidak berhenti berlari. Sesampainya di ruang tunggu aku mengedarkan padanganku. Aku terus berdoa dalam hati, kembali mengandalkan instingku untuk mengenalinya. Aku menutup mata, meminta bantuan Tuhan untuk menemukannya. Tapi saat kubuka mataku dan kembali memandangi seluruh ruangan, aku belum juga menemukannya. Ya, Tuhan, yang mana dirinya? Mengapa susah sekali mengenalinya? Kenapa dia tidak pernah memasang fotonya di situs sosial itu? Dasar bodoh!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Will Waiting..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang