Secret

95 18 2
                                    

Jangan karena aku bersikap terlalu tidak sopan kepada mu aku membenci mu, salah. Kau salah besar.

Tidak kah kau tau, kau selalu mengingatkan ku kepada gadis kecil ku, maksud ku teman kecil ku.
Teman kecil ku yang sangat ku rindukan.
Teman kecil ku yang sangat aku sayangi.
Teman kecil ku yang membuat ku mengerti apa artinya hidup.
Teman kecil ku yang mengajari ku kebahagian.
Teman kecil ku yang melatih ku agar bisa tertawa bebas.
Teman kecil ku yang selalu mengingatkan ku jika aku adalah laki-laki hebat.
Dan, teman kecil ku yang membuat ku tau apa arti cinta sesungguhnya.

Kau selalu bilang, jika aku menangis butiran-butiran kecil di hati ku akan kecewa dengan ku, karena yang mereka tau aku adalah lelaki yang hebat, bukan lelaki  lemah.

Walau aku tidak bisa melihat mu sekarang aku yakin kau sedang mengukir senyum di wajah indah mu itu.

Eleanor POV

Brukk..

Aku membanting pintu rumah ku, aku tidak menyangka dia akan bersikap seperti itu kepada ku.

"Sial! Sial" gerut ku.

"Hey calm down young girl, what happen to you?" Tanya Liam tiba-tiba saja.
"Kau tau, Gabby! She's a liar!" Ucap ku emosi.
"Hey tenang sudah tidak usah di pikirkan lagi lebih baik sekarang kau istirahat saja, aku tau kau pasti lelah. Aku tidak memaksa mu untuk bercerita sekarang tetapi tetap saja aku akan menunggu cerita mu jika emosi mu itu sudah reda." Ucap nya sembari menyengir dan tiba-tiba saja Liam membawa ku ke pelukannya.

"Thanks Li, of course i'll tell you later." Ucap ku kemudian iya pun segera melepaskan pelukannya.

Aku pun segera menuju ke kamar ku untuk beristirahat. What a tired day.

*skip*

Louis POV

You know I'll be, Your life
Your voice, Your reason to be
My love, My heart
Is breathing for this
Moment, In time
I'll find the words to say
Before you leave me today.

Aku pun terus memetik gitar dengan jemari ku ini sembari mengalunkan lagu.

"Hey mate." Sapa Niall yang tiba-tiba masuk ke ruang musik tanpa permisi reflek saja aku langsung menghentikan permainan ku ini.
"Hey dude, kalau masuk permisi dulu." Ucap ku sebal.
"Oops, sorry. Apakah perlu aku ulang Lou?" Tanya nya. Pertanyaan bodoh macam apa itu.
"Oh c'mon Ni, you don't want to waste my time right?" Ucap ku
"Hehe of course, oh ya sampai lupa bagaimana apa kah kau masih saja berfikir bahwa dia adalah teman kecil mu?" Tanya Niall yang langsung duduk di samping ku dan langsung saja membuat ku membeku.
"Hmm yup, of course." Ucap ku.
"Seberapa yakin kau jika dia benar-benar your princess?"tanya nya.
"Seyakin kau bahwa aku benar-benar jago bermain futsal." Ucap ku.
"Hey itu hanya 5% saja dong." Ucap nya, yang langsung mendapag jitakan dari ku.

"Awww baby Niall kesakitan." Ucap nya dengan wajah puppie facenya.
"Eh, hehe just kidding Lou." Ucapnya setelah melihat perubahan ekspresi ku.
"Ni kau benar-benar selalu memancing emosi ku." Ucap ku
"Sorry peace." Ucapnya sembari menyengir ala kuda (eh) dan menunjukan deretan gigi-gigi rapihnya.

Eleanor POV

Bagaimana rasanya jika orang yang dulu nya sangat dekat dengan mu, tiba-tiba saja menjadi jauh, malah seperti tidak pernah kenal, seperti matahari dan bumi, yang jarak nya sangatlah jauh.

--------- (at campus)

Perempuan berambut coklat itu sedang menikmati udara pagi ini dengan duduk di bawah pepohanan, dengan mata tertutup dia bisa merasakan angin berhembus melawati dirinya dan menyentuh tubuhnya.

Tiba-tiba saja ada yang menyentuh tangan lembutnya itu, sontak saja perempuan itu langsung membuka matanya.

Dia pun langsung melihat ke arah samping dan ternyata di dapatinya Louis yang sedang memejamkan matanya.

"What the hell are you doin' here?!" Ucapnya kaget.

Laki-laki itu tetap saja diam dan tersenyum sembari menutup mata nya dan menikmati hembusan angin sepoi pagi ini.

"Hey, i'm talking with you." Ucap perempuan itu sekali lagi.

"Just relax and enjoying the wind." Ucap laki-laki itu yang masih saja menutup matanya.
"I can't enjoy it if you're here." Ucap perempuan itu.

Eleanor POV

Louis pun langsung membuka matanya dan tersenyum setelah mendengar ucapan ku tadi, hey dia gila ya?

"Really?" Ucap nya sembari menatap ku dengan tangannya yang menopang dagunya.

"Really i can't handle this, if a boy do like that to me." Ucap ku dalam hati, jujur saja aku tidak bisa menahannya ingin rasanya aku tersenyum tapi, hey harga diri ku mau di taruh di mana? Astaga bisa-bisa aku blushing.

"Ha! See, you're blushing." Ucapnya.
"What? Hell no." Ucap ku sembari memalingkan wajah ku darinya.

Oh ya hampir lupa, sekarang aku sedang tidak ada jadwal kelas, free, jadi ya aku hanya tinggal menunggu kelas selanjutnya.

"Haha gottcha, jangan malu-malu gitu haha." Tawanya.
"Huh, dasar laki-laki aneh." Ucap ku.
"Sit beside me please." Ucapnya sembari memberikan tatapan puppy face nya. Huh jerk!
"What? No!" Ucap ku cemberut.
"Please." Ucapnya sekali lagi sembari menunjukan tatapan puppy face nya, huh okay i'm give up! I really can't handle this again. Aku pun segera duduk di sampingnya.

To be continued...

Akhirnya nge-publish lagi! Wii haha okay don't forget to give your vomment as usually. And don't be a sider please.

Enemy In Love // l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang