S e c r e t

One

Dari arah kejahuan Kayla lari-lari gak jelas ke arahku pagi-pagi buta sambil teriak-teriak panggil namaku.

"Al?Kamu tau gak?Aaaa..," jeritnya.

"Apaan?Kalo mau ngomong diatur dulu nafasnya,"—

"Cogan,"—

"Oh,"—

Yaps, mungkin ini adalah obrolan singkatku dengan Kayla pagi hari ini. Pagi-pagi dia hanya teriak-teriak gak jelas dari koridor sekolah sampai ke kelas. Siang itu aku ke Kantin bersama Kayla. Kayla memesan makanan dan aku duduk sambil memainkan ponselku.

"Ughm, permisi. Boleh duduk disini?," tanyanya

"Eh, eh boleh," jawabku gugup. "Anjiiir, ganteng banget," batinku.

Kami berdua hanya sibuk dengan diri masing-masing cowok itu sibuk dengan bakso serta es teh-nya sedangkan aku sibuk dengan ponselku. Tiba-tiba suara Kayla yang melengking mengkagetkanku. Siang itu setelah dari Kantin, Kayla nerocos gak jelas tentang Ab, Ab siapa itu Abri Abra atau apaan ku tak tau.

Siang itu aku membuka Secret di iPhone-ku, aku menuliskan sesuatu disana.

"God damn it. His eyes killed me slowly"—

Dan setelah aku menuliskan kalimat tersebut iPhone-ku kembali berdering, ketika kubuka terdapat notifikasi Secret.

S: God damn it. Her eyes killed me slowly

Me: Hahaha, siapa?

S: Dia

Me: Lo juga lagi kegirangan ngelihat mata orang?

S: Iya, matanya coklat dan bersinar kayak berlian

Me: Hahaha geblek banget

S: Kenapa?

Me: Nama lo siapa?Anak mana?

S: Gue anak pindahan

Me: Dari?

S: Jerman

Me: Nama lo?

S: Abra

Me: Abraham?

S: Iya kok tau?

Me: SMA mana?

S: Gue 69

S: Heh.....

S: Oey, nama lu siapa?

.......continue

Seketika jantungku udah gak berfungsi lagi dan entah kenapa, aku buru-buru matiin hapeku dan diam dengan pandangan kosong gak jelas emang, dan gak berani buat buka Secret, and shit notif dari Secret terus-terusan.

"Apa-apaan gue habis aja chat sama Abra?Hmmm, God damn it. Sumpah gue gak bakal ngaku kalau itu gue," batinku kesal.

Author's POV

Lanjut gak nih? Vote and comments. Plz jangan jadi silent rider dong;'').

.my]ϲy