Namaku Indri Cahaya Wicaksana, aku terlahir dari keluarga kaya raya di Indonesia. Hidupku berkecukupan, bahkan lebih. Mungkin orang lain beranggapan hidupku sempurna, karena memiliki segalanya. Namun itu salah, aku hanya boneka investasi orangtuaku.
Ya, mereka tidak pernah mengharapkanku. Mereka hanya menyayangi kakak laki-lakiku. Aku dianggap tidak berguna.
Tidak mungkin CEO perusahaan seorang perempuan? itu yang slalu orangtuaku ucapkan jika aku mengatakan ingin menjadi seperti Ayah. Apa aku masih boleh memanggilnya 'Ayah' , sepertinya tidak. Jika ia seorang ayah, tidak mungkin ia tegah meninggalkan anaknya di rumah sakit akibat terjatuh dan kritis hanya untuk menghadiri wisudah Kak Alan.
Dan apa aku masih boleh memanggilnya 'Ibu', jika ia pergi meninggalkanku dengan keadaan demam tinggi, hanya untuk berkumpul dengan tenan sosialutanya.
Dan apakah aku masih boleh menyebut mereka 'OrangTua' jika mereka hanya berkata " Mama Papa sedang sibuk, ada urusan penting" saat aku ingin mereka menghadiri acara disekolahku.
Apakah aku tidak berhak bahagia?, aku ingin disayang, dipeluk dan dimanja. Aku pun sudah lupa bagaimana hangatnya seluarga.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KEDUAKU
RandomAku Indri Cahaya Wicaksono, hidupku tidaklah penting lagi. Saat hidup dibeli maka jiwa orang tersebut sudah mati. Itulah hidupku, aku akan dinikahkan dengan laki-laki beristri. Ya dia membeliku..