Naruto Pov
Sebenarnya aku malas berada di sini, mendatangi tempat ramai seperti ini, bukan karena aku seperti si Teme yang tidak suka keramaian, diantara mereka akulah si rajanya pembuat onar, aku malah yang sering membuat keadaan menjadi ramai, hanya saja untuk sekarang acara reuni ini menyesakkan bagiku, bagaimana tidak? Setiap kali aku melangkah mereka akan selalu menyapaku, dan yang membuat hatiku terasa perih adalah ketika aku mendengar mereka membicarakan tentang wanita yang sangat aku cintai, dan hatiku selalu terkoyak jika mengingatnya. Mengingat bahwa kami mungkin tak akan pernah bersatu kembali. Karena itu aku memutuskan untuk mengambil tempat duduk di pojok, setidaknya dengan begitu aku tidak akan mendengar mereka menyebut nama -mantan- gadisku.
End Naruto POV
"Hai Naruto" sapa seorang gadis pirang padaku dari kejauhan, ia melambaikan tangan saat melihatku, lalu melangkah kearahku dengan kaki jenjangnya.
"Kau sendiri saja?" tanya gadis itu, ketika dia sudah menghempaskan tubuhnya pada kursi di hadapanku.
"..."
"Naruto, aku bicara denganmu." Ucap Ino sambil mencubit bahuku.
"Itai, kenapa kau mencubitku Ino?" gerutuku sambil mengusap bahu yang terasa sakit karena di cubit oleh si gadis pirang.
"Kau mengabaikanku Naruto." ucap Ino sambil mengerutkan bibirnya.
"Gomen ne, hehehhe" cengirku saat aku menyadari bahwa Ino mencubitku karena aku mengabaikannya.
"Kau sendiri? Mana Sai?" tanyaku balik pada si gadis pirang, jujur saja aku waswas jika dia akan menanyakan tentang -mantan- gadisku.
"Sai-kun sedang mengambil minum, karena aku melihatmu makanya aku kemari." Jawab gadis yang bernama Yamanaka Ino itu.
"Sakura juga datang." tambah Ino lagi.
"Benarkah? Dimana dia?" tanyaku, kali ini aku benar-benar sudah seperti si Teme yang mulai irit bicara.
"Sebentar lagi dia akan datang."
Baru saja Ino mengatakan bahwa Sakura akan datang ternyata gadis yang identik dengan musim semi itu kini telah menghampiri kami yang berada di pojok ruangan.
"Kau sudah menghubunginya?" tanya Ino ketika Sakura tiba di meja kami, gadis itu bahkan belum sempat menyapaku dan mendudukan dirinya di kursi.
"Sudah, dia akan datang, kau tahu dia akan membawa kejutan katanya." jawab Sakura dengan wajah cerianya.
Aku hanya dapat mengerutkan kening menyaksikan kedua gadis berbeda warna rambut itu asik membicarakan hal yang sangat menarik menurut mereka.
"Kau tidak suka Naruto?" kali ini Sakura menanyakanku, saat menyadari ekspresiku yang datar, tak menanggapi pembicaraan mereka. Aku tahu apa yang mereka ceritakan, itu tentang pangeran sekolah yang dulunya adalah sahabat sekaligus rivalku. Siapa lagi kalau bukan si bungsu Uchiha, kedua gadis ini adalah fans girl Sasuke. walaupun kini Ino sudah menjalin hubungan dengan Sai dan melupakan Sasuke, tapi dia akan selalu antusias jika bertemu dengan pangeran es itu.
"Aku suka, kapan dia akan datang?" tanyaku basa basi, untuk menanggapi pembicaraan mereka.
"Sebentar lagi, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya." Kata Sakura.
"Kira-kira kejutan apa ya yang dimaksud Sasuke-kun?" tanya Ino penasaran.
"Entahlah," jawab Sakura
"Aku juga penasaran." Sambung gadis itu lagi. Aku dapat melihat garis-garis kebahagiaan tampak di wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Campunction
FanfictionKarena penyesalan adalah hal yang sia-sia dan menyia-nyiakanmu adalah kebodohan terbesar dalam hidupku. sasuhina dan naruhina.