I love you

5.7K 312 7
                                    

Jin terdiam menatap keluar melalui jendela yang memenjaranya. Teralis dingin di genggamnya. Memandang keluar dengan tatapan sedih.
Pepohonan bergoyang dan berbisik seolah mengasihani hidupnya. Awan membebaskan matahari,sehingga matahari mampu menerangi hamparan pohon dan mampu membawa pergi ke sejukkan hidup dari seorang seok jin.
Tak ada udara bahkan hujan yang dapat memadamkan dan memperbaiki kebahagiaan kim seok jin yang telah terbakar oleh api kebodohan ... atau cinta?

Mencintai seseorang terkadang membuatmu seperti berada di dalam sebuah penjara.
"Hyung" panggil seseorang dan jin hanya diam menanggapinya.
"Hyung. Berhenti melakukan hal bodoh" lanjutnya dan seokjin hanya terdiam.
"Dia tidak mencintaimu. Berhenti membuat dirimu terluka. Berhenti membuat dirimu semakin terluka hyung." Ujarnya lagi dan jin masih terdiam,namun sekarang dia sudah berbalik menatap lawan bicaranya.
"Hyung. Hubungan kalian terlihat seperti kau adalah boneka. Terlihat seperti kau tersakiti" jin tersenyum mendengar penuturan dari lawan bicaranya tersebut.
"Hyung. Dia tidak mencintaimu" jin masih setia tersenyum.
"Jungkook.. dia memang tak mencintaiku. Tapi, dia ... menginginkanku"
Lidah seokjin mendadak kelu saat mengucapkan perkataan itu,tersenyum sedih dan menyakitkan.
Bisakan pisau menunjukkan seberapa besar rasa sakit yang di rasakannya? Bisa kah?
"Berhenti mencoba tersenyum bodoh hyung. Kau akan semakin membuat dirimu jauh lebih terluka." Jungkook sang lawan bicara seokjin tadi mulai geram.
"Biarkan semua terbungkus rapih dengan kebahagiaan kookie,walau di dalamnya terdapat sebuah kepahitan yang sangat mendalam. Biarkan dia tidak membuka bungkus itu dan melihat atau bahkan merasakan kepahitan itu" ujar jin dan kembali menatap keluar.
"Kau bahagia hyung? Kau bahagia hidup dalam kebohongan?" Kaget jungkook.
Seokjin hanya tersenyum getir menatap pemandangan di hadapannya.
"Berhenti memperdulikannya hyung. Jauhi dia. Hiduplah-"
"Bahagia?"
Ucapan jungkook di putus oleh jin.
Mereka terdiam.
"Bagaimana aku bisa bahagia tanpa ada orang yang aku cintai kook?" Tanya jin heran.
"Apa kau bahagia hyung?" Balas jungkook dan jin hanya mengangguk ragu.
"Bahkan untuk menjawab hal mudah saja kau masih ragu untuk menyatakan kau BAHAGIA atau TERLUKA?" Penuh penekanan yang di berikan membuat jin terdiam.
Mengingat semua yang terjadi membuatnya hanya dapat tersenyum getir.

-
Jam menunjukkan pukul 2pagi,seokjin tengah tertidur pulas di atas kasurnya.
Drrrtttt
Handphonenya bergetar menandakan telfon masuk.
Terganggu dan berakhir akan terpaksa mengangkat telfon itu. kim seok jin menatap layar handphonenya.
'Namjoon'
Segera dia angkat panggilan itu.
''Hyung''
"Ne?" Sahut jin setengah sadar.
''Kemarilah hyung''
"Untuk apa?" Jin mengusap matanya.
''Temani aku''
"Dia tidak menemanimu? Kenapa tidak dia saja?" Tanya seokjin sedikit miris.
''Aku menginginkanmu hyung''
"Baiklah aku akan kesana. 10 menit lagi aku sampai"
Jin bangun dari kasurnya dan dia hanya menggunakan sebuah baju tidur berwarna soft pink.
Mencuci muka dan Berganti baju,jin menggunakan sebuah kaos pink panjang dan celana pendek yang tertutupi oleh kaos miliknya yang menutupi hampir setengah pahanya.
Memakai sepatu adidas miliknya yang berwarna softpink-pink dan memeluk sebuah boneka beruang berwarna senada.
Jin keluar dari kamarnya dan menguncinya,lalu berjalan kesebuah kamar yang berada di sebrang kamarnya.
Melewati 2 kamar dan berdiri di kamar bernomor 409.
Mengetuknya perlahan dengan tetap memeluk teddy miliknya.
Tak lama Pintu terbuka dan menunjukkan sang pemilik kamar yang 10 menit lalu menelfonnya.
"Masuk hyung"
Jin hanya menangguk dan masuk ke dalam.
Melepas sepatunya dan masuk menuju sebuah ruangan.
"Hyung"
"Ne ?" Jin duduk di sebuah bangku dan menatap namjoon dengan tatapan menggemaskan.
"Aku menginginkanmu"
"Kemarilah"
Jin menaruh teddy miliknya menjauh saat namjoon mulai mendekatinya.
Namjoon duduk tepat di sebelah seokjin dan meraih pinggang seokjin lalu menuntun agar duduk di atas pangkuannya.
Jin duduk di atas pangkuan namjoon dan menghadap namjoon.
"Aku sangat lapar malam ini dan aku menginginkanmu hyung"
Detik berikutnya adalah bibir seokjin yang tengah di 'makan' oleh namjoon dan tangan namjoon yang tengah bermain di balik bajunya.
Jangan lupakan desahan juga erangan yang di keluarkan seokjin.
Namjoon menidurkan seokjin,sehingga seokjin berada di bawahnya. Mengangkat paha seokjin agar kakinya melingkar pada pinggangnya.
"Bercinta di atas sofa tak masalahkan hyung?" Tanya namjoon senduktif dan mulai membuka pakaian seokjin.
-

"Katakan hyung. Kau BAHAGIA atau TERLUKA?" Tanya jungkook untuk ke dua kalinya.
Tertarik kembali kedunia nyata,bahwa namjoon hanya ingin memilikinya.. tanpa cinta.
"Sudahlah kook. Aku tak apa" jawab jin dengan senyum lembutnya.
"Hyung.. dia akan pergi" taehyung tiba-tiba saja muncul di belakang jungkook. Taehyung sudah cukup menyaksikan dinding ego seokjin,dia merasa muak dan kesal di saat yang bersamaan. Menyakitkan melihat orang terdekatmu begitu rapuh namun keras seperti batu...

"Dia ... akan menikah"
Jungkook dan seokjin membeku.
Semburan larva membunuh apapun yang berada di sekelilingnya. Senyuman mentari kini tak berarti.
Bahkan ombak yang akan melahap para perselancarpun kini surut.
Tuhan mencabut seluruh kebahagiannya karna kebodohannya.
"Dia akan menikah. Dengan-"

---
Next >>

Gotta be you [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang