ACCOUSTIC

1.8K 96 51
                                    

Aku berjalan menyusuri jalanan Hongdae yang tak pernah sepi dipenuhi oleh pejalan kaki yang ingin menikmati suasana Hongdae di malam hari. Aku sedikit kerepotan berjalan diantara kerumunan orang ramai dengan menjinjing gitarku yang terbalut dalam hardcase, sambil berjalan sesekali aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling mencari lokasi yang bagus agar aku bisa mengistirahatkan kakiku sebentar. Mataku menyipit tanda bahwa aku menemukan sebuah tempat yang pas, aku mempercepat langkahku, meski aku harus terkena senggolan dari orang-orang yang berlalu lalang.

Aku sampai di tempat yang kutemukan, ada sebuah bangku panjang yang beruntung masih kosong, langsung saja aku menghempaskan pantatku ke bangku tersebut, rasa penat seketika hilang ketika aku sudah menemukan posisi duduk yang nyaman. Aku menaruh gitarku di sampingku, lalu membuka isi tasku mengeluarkan sebuah buku bersampul merah muda dengan gambar bintang di covernya. Buku yang tak pernah lupa untuk selalu aku bawa kemanapun, sebuah buku yang selalu setia menampung segala inspirasiku saat aku tengah membuat lagu. Aku membuka buku tersebut membukanya dengan cepat untuk mencari halaman yang kosong, sayang aku lupa buku itu sudah habis, hanya tersisa satu lembar, saat itulah mataku menangkap sebuah daun maple yang menguning dan telah mengering terselip diantara lembaran kertas itu. Aku mengambilnya perlahan, daun itu bisa saja hancur jika aku mengambilnya dengan kasar.

Satu detik...

Dua detik ...

Tiga Detik...

Hingga detik kesepuluh mataku tak lepas memandangi daun maple yang kini ada ditanganku.
Aku merasakan saat ini juga waktu berjalan mundur, aku merasa waktu kembali pada jalanan Hongdae tepat tiga tahun lalu. Tepat disaat musim gugur membuat sekeliling tempat dipenuhi oleh warna jingga dari pohon maple
Waktu dimana aku bertemu dengamu...

🍁🍁🍁

"Only you are not by my side
No you, only me"

Riuh tepuk tangan dari beberapa orang yang terkesima dengan penampilan dari seorang murid sekolah dengan gitarnya. Gadis berseragam itu mengembangkan senyumnya hingga terlihat jelas lesung pipinya, Ia tak menyangka lagu yang baru Ia nyanyikan mendapat banyak apresiasi. Jalanan Hongdae memang tempat yang tepat untuknya menampilkan kemampuannya.

"Suaramu indah."

Eunkyung sang gadis berseragam dengan gitarnya menoleh ke belakang, Ia tak sadar ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya, entah baru atau sudah lama dia berdiam disitu. Pria tinggi dengan rambut blondenya melemparkan senyum kearah Eunkyung yang masih menatapnya dengan bingung.
Para penonton yang setia melihat dan menikmati alunan merdu suara Eunkyung satu persatu membubarkan diri sambil bergilir melontarkan kalimat pujian pada Eunkyung yang hanya bisa dibalas dengan ucapan terimakasih dari Eunkyung sendiri. Eunkyung kembali menoleh ke belakang, pria blonde itu masih terus berdiri tepat dibelakangnya.

"Kau tidak dengar yang aku katakan tadi? Suaramu indah." Ujar pria blonde itu mengulang ucapannya yang belum ditanggapi oleh Eunkyung.

"Terima kasih."

"Kau hanya bisa mengucapkan kalimat terima kasih?"

Eunkyung mendengus "Thank you very much"

Pria itu mendesah sambil mengacak-acak rambut blondenya.

"Kau siapa?" Tanya Eunkyung.

"Menurutmu siapa?"

"Manusia." Jawab Eunkyung dengan polos.

"Haiisshh sulit juga berbicara dengan bocah polos seperti ini."

Eunkyung yang jelas mendengarnya hanya mencibir dan tak merespon apapun, Ia lebih memilih merapikan bawaannya, Ia menaruh gitar akustik berwarna biru laut miliknya ke dalam Hardcase yang Ia bawa.

[DAY6-FF] ACCOUSTIC (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang