The Trioblemaker

1.3K 61 3
                                    

Quill Ash Production

Present

.

.

.

Uptown Girls

WARN : OOC(especially Nev), modern, typo beranak pinak, romens-romens maksa, kadar ke GJ an yang melebihi dosis, dan berbagai kesalahan lain yang bisa dianggap manusiawi.

.

Chapter 1 : TheTrioublemaker

.

06.50

Kamar 5.3 B

Asrama Gryffindor

Hogwarts High

.

"Buku Biologiku hilang!"

"Dimana sepatuku?!"

"Kita tidak sempat sarapan!"

"RON!!"

Suara gaduh terdengar dari kamar 5.3 B di asrama Gryffindor. Suara itu tepatnya berasal dari 3 orang siswa yang sedang bersiap-siap memulai hari mereka. Bisa kita lihat sendiri, alasan mengapa mereka begitu tergesa-gesa. Yup, tidak lain tidak bukan adalah kesiangan. Untuk beberapa alasan, bisa dibilang wajar bila mereka terlambat. Terjaga hingga pukul 2 pagi bukan sesuatu yang bisa membuatmu bangun tepat waktu. Meskipun alarm yang menyala diletakkan tepat di samping telingamu.

Setelah menemukan benda-benda yang hilang secara misterius pagi itu (dan beberapa lembar roti kemudian), mereka mulai berlari menyusuri koridor. Derap langkah mereka menggema di koridor yang sepi itu. Deru nafas terdengar seiring dengan gema lengkah kaki mereka. Adu sikut tidak bisa dihindari, mencoba saling mendahului. Dan akhirnya, setelah berlari kira-kira selama 5 menit penuh,mereka sampai di kelas Profesor McGonagall, Fisika tepatnya. Dengan pelipis yang berkeringat, baju yang berantakan, serta nafas yang masih terengah, mereka mencoba menyelinap ke dalam kelas. Setelah melirik dan memastikan bahwa Profesor McGonagall sedang sibuk menulis sesuatu di papan tulis, mereka mulai berjingkat menuju kursi yang tersisa di bagian belakang kelas. Tepat sebelum bokong mereka menyentuh kursi, suara yang sudah sangat mereka kenal terdengar,

"Aku yakin kalian tidak lupa cara untuk bangun lebih awal, Potter, Weasley, Longbottom?"

Tegas dan jelas. Ya, itu suara Profesor McGonagall.

Gulp

Sekarang, seluruh perhatian kelas tertuju pada mereka, yang masih membatu dalam posisi 'tanggung' nya.

"Temui aku sore ini, kalian bertiga."

Setelah mengatakan itu, perhatian Profesor McGonagall kembali tertuju kepada papan tulis. Dan setelah menghembuskan nafas, mereka mulai menyalin tulisan di papan tulis dalam diam. Setelah beberapa menit, segaris senyum kembali muncul di wajah ketiganya. Kemudian senyum itu berubah menjadi dengusan tawa setelah mereka melirik satu sama lain.

.

.

.

"Aku tidak tahu lagi hukuman apa yang bisa ku berikan."

Kini Ron, Neville, dan Harry tengah berada di kantor Profesor McGonagall. Duduk menghadap sang Professor yang tengah memijit pelipisnya.Menunggu hukuman yang akan mereka dapat.

"Terlambat 30 menit di hari pertama? Aku tidak bisa mengerti bagaimana pikiran kalian bekerja." Imbuhnya. Sekarang tangannya sudah berpindah menuju tumpukan map di meja kerjanya.

"Pikiran kami bekerja seperti biasanya. Kecuali kalau kau memberi kami terlalu banyak PR, Profesor."

Dan segera saja dengusan tawa memenuhi ruangan itu selama beberapa detik. Profesor yang sudah menginjak kepala 5 itu hanya menggeleng-gelengkan kepala begitu mendengar celetukan anak didiknya. Setelah menarik dan menghembuskan nafasnya, Profesor McGonagall akhirnya memutuskan vonisnya,

"Kali ini akan ku maafkan, tapi -

"Tunggu dulu, Profesor. Kau tidak akan menghukum kami?"potong Harry.

"Ya, Potter. Hanya saja -

"Ta-tapi, biasanya kau akan menghukum kami." Kali ini Neville yang menyela.

"Bisakah kalian tidak memotong ucapanku? Kubilang hanya untuk kali ini saja. Tapi mungkin aku akan memberi hukuman jika kalian melakukan ini lagi."

Ketiganya hanya menatap tak percaya pada Profesor dihadapan mereka. Dan beberapa detik kemudian, ketiganya berseru penuh kemenangan dan menjabat tangan Profesor mereka.

"Terima kasih, Profesor!"

"Kami tidak akan melupakan jasamu!"

"Kau adalah Profesor paling baik yang pernah kukenal!"

Dan setelah itu, mereka berlari berhamburan menuju pintu dankeluar dari kantor sang Profesor. Suara tawa segera saja terdengar setelahnya. Mengisi ketenangan sore hari yang hangat di Hogwarts High.

.

.

.

Hei hei! Gimana chapter 1 nya? Kurang memuaskan ya? Hehe, iya iya, aku tau. Apa lagi disini mereka bertiga tuh kayak anak didik nya Fred sama George. Hahaha, tapi seru banget loh, waktu proses penulisannya. Kok jadi curcol ya? #plak Hehe.

Ok, kayaknya cukup segitu aja ya. Vote + Comment, please!

Sign,

Quill_Ash


Uptown Girls - A Hinny, Nuna, and Romione fanfict - [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang