Meet The Red Ravens

912 62 23
                                    

Quill Ash Production

Present

.

.

.

Uptown Girls

Sebelumnya di Uptown Girls....

Dan setelah itu, mereka berlari berhamburan menuju pintu dan keluar dari kantor sang Profesor. Suara tawa segera saja terdengar setelahnya. Mengisi ketenangan sore hari yang hangat di Hogwarts High.

.

Chapter 2 : Meet The Red Ravens

.

"Aku masih tidak bisa mempercayai nasib kita." Ujar seorang anak bersurai merah.

"Nasib kita ini memang selalu tidak terduga, 'kan?" Timpal anak lain yang bersurai hitam.

"Ya, tapi hari ini benar-benar tidak terduga." Imbuh anak bersurai merah lagi.

"Benar juga. Selama 4 tahun disini kita belum pernah datang terlambat hingga 30 menit di hari pertama." Kali ini anak bersurai cokelat yang berujar. Kedua tangannya sibuk menata buku-buku mata pelajaran untuk hari ini di dalam tasnya.

"Itulah mengapa aku masih tidak percaya dengan nasib kita hari ini."

Kekehan kecil terdengar setelahnya.

"...-lambat..."
"...kau tahu jadwalku..."
"...aku harus me-..."

Sayup-sayup terdengar suara di ujung koridor. Sedetik kemudian mereka melihat sekelebat warna cokelat, merah, dan pirang. Tapi itu tidak berlangsung lama karena beberapa saat saja setelahnya terdengar..

Brak!!

Suara itu menggema di koridor yang sepi. Beberapa suara pengiring seperti "Aduh!", "Ouch!", atau "Ah!" terdengar tepat setelahnya.

"Hei, hati-hati dong!" Seru anak yang bersurai merah sembari membersihkan celananya yang pasti berlumuran debu.

"Maaf, kami sedang terburu-buru." Ujar gadis bersurai cokelat sambil meraih tasnya yang tergeletak di lantai.

"Tapi kalian tidak perlu berlari kan?" Timpal si anak bersurai merah lagi.

"Temanku kan sudah bi- Ron?" Sahut seorang gadis bersurai merah. Warna rambutnya sangat identik dengan anak laki-laki di hadapannya.

"Ginny? Ngapain kau disini?" Tanya Ron.

"Aku bersekolah disini juga, Ron. Jika kau lupa. Jadi, aku bisa berada dimana saja disini."

Telinga Ron memerah. Si gadis bersurai cokelat menggulirkan irisnya secara melingkar. Gambaran-gambaran saat Ginny mencurahkan 'unek-unek' tentang kakaknya bermunculan di dalam benaknya. Jadi ini yang namanya Ron Weasley? Pikirnya.

"Kau pasti kakak Ginny ya?" Celetuknya. Ron mengalihkan pandangannya.

"Iya, memang kenapa?" Tanyanya.

"Tidak kenapa-kenapa. Hanya, pantas saja Ginny menyebutmu menyebalkan. Terlihat dari wajahmu kok. Aku Hermione Granger." Kata Hermione.

Mendengar ini, Ron menaikkan alisnya. "Oh." Katanya.
"Ini anggota girlbandmu yang namanya - apa tuh - Red Vines?" Katanya lagi.

Hermione langsung memprotes, "Red Ravens, bukan Red Vines! Kami itu manusia, bukan makanan. Dan kami bukan girlband. Kau bisa bedakan tidak? Ginny, kenapa kau tidak bilang kalau kakakmu sebodoh ini?"

"Siapa yang kau panggil bodoh, Sok Pintar? Lagipula, kalian ini memang seperti girlband! Bukan hanya aku yang berpikir seperti itu, tahu!" Balas Ron.

"Oh! Kalau kami adalah girlband seperti yang kau bilang tadi, lalu kalian apa? Boyband?" Hermione meninggikan suaranya.

"Apa kau bilang?! Kami bukan-

"Kami buru-buru, jadi permisi. Ayo Ginny, Luna." Hermione langsung menarik kedua lengan sahabatnya.

"Dasar sok pintar!" Seru Ron.

"Hei, sudahlah." Kata si surai hitam sambil mendorong kacamata bulatnya.

"Iya. Ayo jalan, aku harus mengerjakan PR kimiaku." Kini giliran si surai cokelat yang berujar.

"Untung saja aku tidak dapat kelas yang sama dengan si Sok Pintar itu. Kalau iya, aku lebih baik keluar dari Hogwarts." Gerutu Ron.

"Serius? Masuk Hogwarts kan mahal. Ibumu pasti marah besar. Sudah bosan hidup, ya?" Timpal si surai hitam.

Ron bergidik seketika.

"Lagipula, menurutku temannya Ginny benar. Red Vines dan Red Ravens kan berbeda." Ujar si surai cokelat.

"Kau ini kenapa jadi membela dia, Nev? Dia yang sok pintar!" Balas Ron.

"Iya deh, iya." Jawab Neville.
"Eh Harry, bantu aku mengerjakan PR Kimia ya. Kau kan lumayan."

Dan disertai dengan anggukan kepala Harry, mereka pun menghilang di ujung koridor.
.
.
.
.
Ok, aku emang penasaran sama rasa Red Vines. Ada yang udah pernah nyoba?

Hola! Udah lama banget nggak update ya? Ya abis mau gimana, writer's block.

Tapi, makasih banget ya yang udah ngevote. Comment juga dong, kan kasian yang ngomen cuma seorang aja. Jadi, kalau kalian beneran suka sama cerita ini, comment ya. Comment tuh sumber inspirasi lho.

Segitu dulu aja kali ya. Vomment, please!

Sign,

Quill Ash

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uptown Girls - A Hinny, Nuna, and Romione fanfict - [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang