Kim Han Bin menatap langit-langit dengan gelisah. Rasanya kini empuknya matras yang ia gunakan tak seempuk dahulu. Berkali-kali ia terlihat membalik-balikan tubuhnya tak tenang. Ia gelisah. Berulang kali ia menatap ponselnya yang seharusnya ia gunakan untuk memanggil seseorang di sana. Lee Na Hyun.
Gadis itu akan pergi. Pergi jauh. Dan entah apa yang membuatnya akan pergi dan lantas tak mengatakan apapun meski Kim Han Bin sempat melihat sebuah tiket keberangkatan menuju Los Angeles pada hari ini. Kim Han Bin menarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia menghentakkan tubuhnya untuk duduk tepi ranjang. Ia mengusap wajahnya frustasi.
Lee Na Hyun. Ia adalah salah seorang sahabat yang berteman dengannya sejak tahun pertama di Sekolah Menengah Atas bersama Bobby. Setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama. Semuanya milik mereka bertiga. Namun, tak dapat ia pungkiri bahwa kini ia tak lagi melihat Na Hyun sebagai sahabatnya, lebih dari itu.
"Aku harus menjemputnya," Kim Han Bin beranjak dari ranjangnya dan bersiap menyerbu pintu, namun selangkah lain ia lantas kembali mengurungkan niatnya. Ia mendengus pelan menatap daun pintuyang baru saja ia buka. Bobby di sana.
Kim Han Bin menyeringai pasrah. Ia tak dapat membohongi diri untuk kemungkinan Na Hyun dan Bobby memiliki sesuatu yang mereka sengaja rahasiakan darinya. Sebuah hubungan rumit yang tak ingin ia ketahui. Lalu kini mengenai kepergian Na Hyun, apakah pantas kini ia yang harus menghentikan kepergian gadis itu jika kini Bobby mungkin saja yang berhak melakukan itu?
"Persetan!" Kim Han Bin meraih jaketnya dari ujung kamarnya dan menghambur keluar. Ia tak peduli. Tak peduli bagaimana Na Hyun akan memandangnya atau entahlah. Ia tak tahu pasti namun satu hal yang pasti, persetan dengan semuanya. Sejak kapan ia begitu peduli dengan apa yang dikatakan orang?
Kim Han Bin semakin melajukan kakinya, menerobos kerumunan orang sesaat ia turun dari taxi yang ia tumpangi. Meski Na Hyun mungkin bukan untuknya. Meski bukan yang Na Hyun tunggu. Ya, meskipun bukan namanya yang pertama kali terlintas di pikiran gadis itu. .
Bisakah gadis menayadari bahwa kini ia-lah yang ingin gadis itu tinggal? Bukan. Ia hanya ingin gadis itu tinggal lebih lama. Meski hanya sebentaer saja, guna dirinya untuk mengatakan sesuatu. Mengatakan akan sesuatu mengenai dirinya yang mulai menyukai gadis itu. Ia ingin menatap senyumnya lebih lama. Menatap mata gadis itu lebih lama dan mengatakan semuanya. Ia bisa gila jika ia tak melakukannya. Sekarang atau tak selamanya.
Kim Han Bin menghentikan langkahnya saat sosok Bobby menatapnya dalam diam namun berbeda dengan dirinya yang biasa, wajahnya begitu lesu. Mengetahui bukan pertanda baik, Han Bin lantas melajukan kakinya lebih cepat lagi tak peduli dengan rutuk beberapa orang di sekitarnya.
Namun. .
Kim Han Bin menghentikan nafasnya sesaat sebelum ia benar-benar menghentikan langkahnya kini. Sebuah jendela kaca besar bandara memperlihtkan sebuah pesawat dengan begitu tenang mulai lepas landas. Kim Han Bin menarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia mengusap rambutnya frustasi. Benar, ia terlambat.
Kim Han Bin menyeringai menatap pemandangan itu pasrah. Sudah tak mungkin lagi kiranya. Lalu seperti ini, apa yang bisa ia lakukan? Haruskah ia mngehntikan pesawat itu kali ini? Bodoh.
Kim Han Bin menarik nafasnya dalam-dalam sekali lagi.
"Bisakah kau berhenti sejenak Mr. Airplane?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-Fin-
YOU ARE READING
Mr. Airplane
RandomTitle: Mr. Aiplane Author: ts_sora Genre: Friendship, Romance Length: Drabble Cast: Ikon’s B. I (Kim Han Bin), Ikon’s Bobby, OC’s Lee Na Hyun Disclaimer: This fanfiction is inspired by IKON’s mv Airplane. The Casts belong to their entertainment comp...