Lagi-lagi, Apa Hari Senin Seseram Itu?

58 1 1
                                    

Hari Senin, mereka bilang itu hari yang membosankan dan menyeramkan dibanding hari-hari lainnya. Mereka bahkan menjuluki hari itu dengan sebutan 'Monster Day'. Mengapa demikian?

Aku rasa dikarenakan hari itu adalah hari Senin. Iya Senin. Hari setelah Minggu.
Maksudku Senin itu hari setelah Minggu (libur) dan Minggu hari setelah Sabtu. Pada hari Sabtu guru akan memberikan tugas akhir pekan yang bejibun banyaknya. [Fase persiapan dan penggilingan awal].

Kemudian Minggu kita gunakan untuk liburan. [Fase penggilingan lanjut dan pengotakkan]. Dan di hari Senin tugas sudah harus dikumpulkan. Jadi kapan mengerjakan tugas? O.o

Tugas biasanya dikerjakan pagi hari sebelum upacara bendera. Disitulah kecepatan dan ketelitian kita dalam mengerjakan tugas. Benar, 'kan? [Ini seperti fase pengolahan.]

Bagi mereka yang belum mengerjakan tugas, disitulah dimana kita harus mempersiapkan mental dan kejiwaan kita, seakan ditempa betul-betul oleh bayangan imajinasi kesangaran para guru dan hukuman mereka yang menyesakkan! [Fase pengepressan]

Lalu saat Upacara Bendera kita diharuskan berdiri tegak berjam-jam lamanya. Sebenarnya hanya beberapa jam sih, tapi itu terasa lama. Bahkan lebih lama dari seorang yang lagi LDR'an menunggu waktu kapan bertemu atau seorang jomblo yang menunggu jodohnya yang kurasa tidak akan pernah datang! Ditambah amanat Pembina Upacara yang terlalu bertele-tele dan teramat panjang yang menambah waku. Belum lagi cuaca pada saat itu cerah dan fuanas. [Fase penganginan dan penjemuran]

Setelah itu kita akan mengikuti kegiatan belajar-mengajar penuh beserta tugas-tugas, plus bonus praktek, dan itu semua untuk seharian penuh. [Fase pehalusan dan pengovenan hingga matang lalu finishing].

Lalu yang terakhir, kita hanya akan selalu melihat jam di dinding dan berharap bell pulang sekolah dibunyikan sesegera mungkin dan buruan!

Begitulah...aku sampai lelah membayangkannya. Dan juga, apa-apaan fase-fase itu? Ini seperti kita sedang membuat Genteng Sokka!

Dan satu pertanyaan: Apakah aku termasuk Genteng Sokka yang unggul dan siap jual?

Brukk!

Aku terlalu focus dengan pemikiran tentang pembuatan Sokka- eh maksudku tentang hari Senin, hingga tanpa sadar aku menabrak seseorang.

Kami berdua sama-sama terjatuh. "Aduh maaf. Aku sedikit melamun tadi. Kamu tidak apa-apa, 'kan?" Aku bangkit dan mengulurkan tanganku memberi bantuan kepada dia yang kutabrak tadi untuk berdiri.

Plakk!

Dia menepis tanganku begitu saja.

Kemudian berdiri dan menyisir rambut hitam yang panjangnya sebahu dengan tangannya. Tanpa sadar mulutku sedikit terbuka. Seorang gadis. Rambutnya begitu lembut dan rapi, seperti habis di rebonding.

Gadis itu menatapku dengan serius dan mulai nampak amarahnya akan datang. Namun sepertinya aku membuat ekpresi tampang blo'on. Karena dipikiranku saat itu adalah bagaimana jawaba dia ya apa bila aku bertanya, "Habis di rebonding ya?", disitulah aku berharap dia menjawab, "Tidak hanya shampoo kok kok."

"Kamu-"

Kata-katanya membuyarkan lamunan bodohku. Mata gadis itu melihat kebawah tepatnya ke arahku. Yah karena aku lebih pendek darinya, sih. Apa? Kenapa tatapanmu seperti itu kepadaku? Apa kau menghina tubuhku yang lebih pendek? Namun tatapannya tidak mengatakan hal itu. Lebih seperti, "Dasar sampah!"

Urgh, itu menusuk.

"Kamu anak kumuh. Kerjanya hanya melamun saja. Apa kalian tidak tahu bagaimana orang tua kalian bekerja keras untuk menyekolahkan kalian? Tapi kalian..." kata-katanya terhenti sejenak. "Kalian hanya bermain-main dan tidak pernah serius!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Langit Cerah, Apakah Selalu Berwarna Biru? (La-Apairu)Where stories live. Discover now