Chapter 1

68 9 0
                                    

Ok here we go~~

Sinar matahari pagi sudah masuk melewati jendela kamar Mingi. Ya seorang gadis pemilik kamar yang bermarga Shin ini atau lebih lengkapnya Shin Mingi. Rambut hitam panjang yang cukup berantakan, memiliki mata berwarna coklat terang dan kulitnya yang seputih susu, bisa dibilang ia adalah gadis yang cantik. Pria mana yang tidak menginginkannya ?. Sinar marahari pagi belum cukup untuk membangunkannya bahkan alarm pun masih berbunyi nyaring.

"Ya! Mingi-yya apa kau sudah bangun ?" Seseorang berteriak dari luar kamar Mingi. Yang tak lain adalah kakak perempuannya yang bernama Shin Hee Bin. Mereka cukup dibilang kakak beradik yang akur, walau kebanyakan memiliki dua anak perempuan adalah hal yang paling merepotkan.

"Sebentar lagi" Ucapnya yang masih dengan posisi terbaring di atas tempat tidur dan mata tertutup.

"Apa kau tidak takut terlambat ? Bukankah hari ini hari pertamamu bersekolah, hmm?" Tanyanya santai. Dan saat itu juga Mingi membuka matanya, ia lupa sekarang adalah hari dimana ia memasuki sekolah barunya. Mereka baru saja pindah dari Busan kemarin mungkin karna ini lah Mingi malas untuk beranjak dari tempat tidurnya.

"Astaga! Aku lupa" Gumanya sambil terduduk disisi tempat tidur. "Baiklah aku akan segera bersiap dan turun" Ucap Mingi sambil menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi ia segera mengenakan seragam tetapi seragam yang ia gunakan adalah seragam sekolahnya waktu masih di Busan, karna belum mendapat seragam baru ia terpaksa memakai seragam ini untuk sementara waktu. Hal terakhir adalah memakai blazer dan mengambil tas lalu segera turun untuk sarapan bersama keluarganya. Sebelum berjalan keluar ia bercermin sebentar apakah ada yang kurang atau tidak.

"Kurasa tidak" Gumamnya sambil tersenyum kepada dirinya yang berada di depan cermin. Ia pun berjalan menuruni tangga dan duduk di kursi meja makan. Setelah menghabiskan sarapan Mingi pun berangkat di antar oleh kakaknya, menaiki mobil. Kakaknya kini bersekolah di universitas seoul yang cukup terkenal, jarang orang yang bisa masuk kesana. Hanya orang yang mempunyai kepintaran yang cukup, bisa dibilang itu alasan mengapa kakaknya bisa masuk ke sana. Sedangkan Mingi kini ia menginjak usia 17 tahun atau kelas 2 SMU. Tak terasa perjalanan sudah mulai dekat dengan sekolah, terlihat disana gerbang yang menjulang tinggi dimana bertuliskan nama sekolah 'Sungwon High School'. Cukup mewah memang. Hee Bin pun memberhentikan kendaraannya tepat di depan gerbang, Mingi membuka pintu mobil dan turun setelah mengucapkan salam perpisahan. Tak lama mobil itu pun melaju dan berjalan kearah tikungan jalan sampai tak terlihat lagi oleh Mingi. Mingi memutar balikan tubuhnya menjadi menghadap sekolah. Ia cukup kagum. Sekolah ini memiliki tiga gedung dengan tiga tingkatan dimana setiap gedung berjajar seperti huruf U terbalik dan di tengahnya terdapat lapangan untuk permainan bola basket. Dari sinipun terlihat sebuah gedung di lantai bawah tepat menghadap Mingi yang bertuliskan 'Cafetaria'. Dan ia rasa mungkin sekolah ini lengkap akan fasilitasnya, siapa yang tidak akan suka ?. Mingi pun melangkahkan kakinya menuju kantor guru. Melewati lapangan tentunya. Terlihat disana terdapat seorang siswa sedang bermain bola basket sendirian sesekali ia memasukan bola kedalam ring. Cukup keren memang orang yang memiliki tinggi tubuh seperti dia tetapi mempunyai skill yang bisa dibilang sempurna.

Mingi pun terus memerhatikan pria itu tanpa memerhatikan langkahnya juga dan akibatnya ia tersandung sebuah batu yang cukup besar dan membuatnya terjatuh, pada bagian lututnya juga sedikit terkena goresan. Ia meringis kesakitan sambil berusaha untuk bangun. Beberapa orang yang lewat didekatnya hanya melihatnya dan pergi tanpa  menolongnya dan ada juga yang menatapnya bingung. Mungkin karna seragamnya yang berbeda dari yang lain. Sebelum ia bisa berdiri sendiri tiba-tiba saja seseorang mengulurkan tangan kepadanya. Mingi hanya melihat kearah tangan itu dan terdiam sejenak lalu beralih menatap wajah pemilik tangan itu. Dia pria, pria yang tadi menjadi pusat perhatiannya dan membuatnya terjatuh. Ia mengulurkan tangannya tanpa mengeluarkan ekspresi sedikit pun atau bisa dibilang datar. Dan lengan kirinya yang memegang bola basket. Karna sudah terlalu lama menunggu pria ini pun berdecak.

[Suga Fanfic] You're The Only OneWhere stories live. Discover now