i dont want to losing you

182 8 2
                                    

"ya."

respon sangat singkat yang diucapkan lelaki yang sedang berada di depanku dan sepertinya sedang melihat ke arahku. Aku terus meremas rok sekolah ku sambil menahan nafsuku sendiri, berkeringat dingin dan seperti memanjat tebing yang tingginya beribu-ribu kaki.
Berbeda dengan orang yang sedang ada di depan ku terdengar suara lompatan kecil yang aku yakin itu pasti dia yang sedang berlompat.

"aku pergi duluan An!" suaranya yang menganggetkan ku lalu terdengar langkahan cepat dan hilang begitu saja, aku yakin pasti ia pergi lagi, bodoh. Disaat seperti ini saja ia menganggap seperti tidak ada yang terjadi. Dia, Ron teman sekaligus sahabat sejak aku kecil dan satu-satunya bagiku, tidak ada yang mau berteman denganku lagi semenjak aku mendapat Kecelakaan hebat saat SMP yang membuat kebutaan pada kedua mataku.
Syukur masih ada dia yang selalu dan mau menemaniku, membantu, dan mendengar ceritaku.

Tadi Ron bercerita padaku katanya ia senang ada siswi baru di kelasnya, dia bilang siswi itu dekat dengannya. Aku hanya merespon senyuman dan memberinya saran, tapi dia malah menjawab "ya."
Sebenarnya aku sedikit sakit hati mendengar siswi yang sedang dekat dengan Ron itu, tapi mau bagaimana lagi?Ron pasti jauh lebih menyukai gadis yang normal, cantik, baik dan tidak cacat sepertiku. Makanya sedari tadi aku menahan nafsuku untuk menangis dengan meremas rokku sendiri. Seharusnya aku tidak mencintai laki-laki seperti Ron, karena aku takut dia menjauhki ku kalau dia tahu aku mencintainya, berharap dia juga mencintaiku dan kita hidup bersama sampai akhir, tapi itu hanya khayalan gadis buta sepertiku.

---

"Anna, hati-hati."

ucap laki-laki yang sedang menuntunku berjalan memasuki ruang guru di sekolahnya. Hari ini aku menjadi siswi baru disekolahnya Ron, makanya tadi aku sempat beberapa kali tersandung dan dimarahi Ron karena terlalu bersemangat.

"oh.. jadi kau gadis yang diceritakan Ron ya?" tanya guru padaku, aku hanya mengangguk pelan

"Ron, kelihatannya kau cocok dengan dia ya. ha ha ha" canda gurau guru itu, membuatku sedikit bahagia

"tante, aku tinggal Anna disini ya. aku harus menyiapkan sesuatu dulu" jelas Ron pada gurunya yang ternyata adalah Tante Ron sendiri "Anna, kau mau kan tunggu disini sebentar? nanti aku akan menjemputmu lagi, huh?" jelasnya padaku dan kelihatannya terburu-buru, aku mengangguk mengerti.

Aku kira sekelas dengan kelas Ron tapi ternyata tidak, ruang kelasku beda 1 kelas dengannya. Terpaksa aku menerimanya, dikelas ini kelas yang hanya menerima murid buta sepertiku tapi itu tidak masalah yang penting aku dan Ron bisa bertemu satu sama lain.

"teman-teman baruku mau menerimaku, semuanya bersikap baik padaku Ron, aku menyukainya!" jawabku dengan penuh semangat, karena Ron tadi bertanya bagaimana suasana kelas baruku.

"syukurlah Anna, aku juga menyukainya."

"Anna, ada sesuatu yang harus aku.."

"Ron!!"

suara teriakan seseorang memanggil Ron, aku tidak bisa melihat siapa dia tapi aku mendengar seperti suara perempuan.

"Ron, katanya kau mau men--" ucapnya tiba-tiba terhenti, aku tidak tahu kenapa tapi sepertinya mencurigakan.

"sabar Nay, aku mengantarnya dulu ya. kau tunggu sini." suara ron terdengar samar-samar di telingaku, sepertinya ia bicara dengan sangat pelan.

"An, kau mau kan kembali ke kelas? aku harus ke kantin dulu. huh?"

Aku mengangguk pelan seeakan mengerti, dia menuntunku untuk kembali ke kelas dan meninggalkanku sendiri disini, aku pikir dengan sekolah di sekolah yang sama aku bisa dekat dengan Ron saat seperti di SD dan SMP, tapi ternyata?tidak.
Aku mulai mengerti mungkin gadis tadi adalah seseorang yang kemarin Ron ceritakan padaku, andai saja aku bisa melihat Ron dan gadis itu bahagia mungkin aku akan lebih memilih untuk buta. dasar aku ini memang bodoh.

ObssesionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang