Asisyillia Hermawan

1.2K 57 4
                                    

Seorang gadis yang dulunya terkenal karena kecupuannya, hidupnya berubah 100%. Cupu adalah kamuflase dirinya untuk menyamarkan siapa sebenarnya dirinya. Hidupnya yang dulu hancur setelah takdir merenggutnya.

Takdir yang harus merelakan semua kehidupannya yang dijalaninya dan masa depan yang sudah direncanakan dan sebagian sudah terealisasi.

"Kamu, harus kuat sayang, demi Elia." Support mamanya.

"Iya ma, Elia adalah kekuatanku," jawab Sisi sembari menatap anak usia 3 tahun.

Anak itu adalah Elia Sabila Pramawan. Elia merupakan anak yang ceria dan menggememaskan. Di usianya 2 tahun 6 bulan ia sudah mulai sekolah. Seorang anak yang penuh kasih sayang namun ada satu orang yang belum melimpahkan kasih sayangnya. Namun, ia tidak tau siapa itu.

"Elia, sini sayang."

"Iya nda," jawab Elia sambil mendekat, Sisi tertawa saat melihat Elia berjalan, sebab cara berjalannya yang seperti bebek.

"Ih, Elia lucu banget sih," ucap Sisi sambil mencubit gemas pipi Elia.

"Lucu apa?" tanya Elia.

"Lucu itu ya kayak Elia, bisa buat bunda ketawa." Sisi bingung untuk menjelaskan.

"Ohh..." Elia mengangguk seperti ia paham saja dengan yang Sisi jelaskan.

"Bagaimana perasaanmu untuk saat ini sayang?" tanya Papa Sisi yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya.

"Perasaan Sisi biasa saja pa," jawab Sisi.

"Maksud papa mengenai perasaanmu setelah bertemu dengannya minggu lalu."

"Rasa takut dan trauma itu datang kembali pa, tapi tidak seperti dulu pa," jawab Sisi setelah pertanyaan papanya lebih diperjelas.

Papa Sisi om Andre Hermawan mengelus pucuk kepala sang anak. Om Andre merasa kasihan dengan nasib anaknya.

Om Andre memilih menonton tv sembari memperhatikan Sisi yang menemani Elia bermain. Ia merasa bangga kepada Sisi karena di usianya yang masih muda ia mampu mencurahkan kasih sayang dan perhatian lebih kepada Elia disela kesibukannya.

"Elia main disini dulu ya, bunda mau nyiapin makanannya Elia," ucap Sisi.

"Ikut nda, ikut..." Rengek Elia.

"Elia disini sama opa sayang." Om Andre ingin menggendong Elia namun dengan cepat Elia memeluk kaki sang bunda dengan erat.

"Uh, ya udah sama bunda." Sisi menggendong Elia dan pergi ke dapur.

"Hari ini menu makannya Elia sayur bayam sama ayah suwir." Di usia Elia 12 bulan sisi sudah mulai memberikan Elia nasi tim, bukan bubur kasar lagi.

"Suka nda," jawab Elia girang.

Sisi mengajak Elia pergi ke taman kompleks sambil menyuapinya. Elia bermain dengan anak-anak komplek, sesekali ia juga tertawa girang.

"Elia ayo pulang sayang, udah mau maghrib." Ajak Sisi.

"Ndak mau nda," tolak Elia.

"Besok kita kesini lagi sayang."

"Ndak mau nda."

"Besok kesini lagi, udah mau malam sayang. Waktunya belajar." Sisi memberikan perhatian kepada Elia supaya tidak menjadi kebiasaan.

"Huhuhu..." Elia menangis.

"Kenapa nangis? Kan udah malam, itu teman-temannya Elia juga mau pulang."

"Kak Caca mau pulang ya?" Tanya Sisi ke salah satu anak disitu.

"Iya tante," jawab Caca.

"Tuh Kak Caca udah mau pulang, Elia mau pulang ya atau main disini sendirian? Kalo bunda takut," bujuk Sisi.

"Elia uga pulang bunda." Akhirnya Elia luluh juga.

*******

"Bik, tolong catat bahan apa saja yang habis, biar nanti saya yang belanja," ucap Sisi.

Pagi-pagi sekali Sisi sudah berkutat di dapur. Namun saat membuka kulkas hanya tersisa sedikit saja bahan yang bisa dimasak.

Akhirnya Sisi memutuskan memasak nasi goreng dengan tambahan kornet untuk sarapan mama, papa beserta dirinya dan untuk Elia, ia membuatkan sup ayam.

Tante Riri yang mengetahui Sisi ada di dapur, kemudian ia memutuskannaik ke lantai dua, untuk membangunkan cucu tercintanya.

"Cucu oma yang cantik, bangun yuk. Hari ini Elia kan sekolah." Elia hanya menggeliat.

"Uhhh, ayo bangun sayang." Ulang Tante Riri.

Elia mengucek matanya, kemudian ia duduk, untuk mengumpulkan kesadarannya. Ia kemudian mengulurkan kedua tangannya kepada sang oma.

"Cucu oma minta gendong. Sini.. sini..." Tante Riri kemudian menggendong Elia dan membawanya ke dapur.

*******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kehidupan (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang