Masih dengan pikiran dan hati yang tak pernah mampu untuk berjalan beriringan.
X : Benar kataku kemarin, ia pasti akan menyakitimu jauh lebih dalam. Pisaunya tepat diarahkannya ke jantungmu. Lalu masih mampu kau sebut dirimu bertahan?
Y : Biarlah raganya yang pergi meninggalkan. Beberapa potongan hatinya sudah saya simpan pada laci kenangan.
X : Haha coba lihat! Ia masih saja mengabaikan perasaanmu. Padahal di setiap langkah kakimu, kau selalu membawa cinta untuknya. Agar kau selalu disadarkan, bahwa ada hati yang perlu kau jaga.
Y : Biarlah. Wanita itu sedang bahagia karena telah menang. Tapi saya, memilikinya dengan kekal. Saya tak akan pernah benar-benar kehilangannya. Karena saya masih akan terus mendekapnya lewat doa di setiap sepertiga malam.
X : Baiklah, kau memang petarung sejati. Kalah untuk memenangkannya, selamanya.