Aku menguap malas, Pak Gani benar benar jahat. Aku kan hanya bolos satu setengah jam dikelasnya, yang pentingkan aku tetap masuk kelasnya walau hanya setengah jam terakhir. Hehe.Aku mendengus kesal, dan disinilah aku, sendirian diruang dance dengan sebuah sapu dan kain lap dikedua tangan. Yeah. . .selamat datang hukuman.
Sudah biasa sih sebenarnya karna aku tidak menyukai kelas dance jadi aku bolos kelas.
Kalian tau menggerak gerak badan, lompat sana lompat sini, aku tidak bisa melakukannya.Aku mulai merapikan CD musik disekitar dvd player, sebenarnya tidak terlalu kotor juga tempat ini.
KREK. . .
Tiba tiba pintu terbuka,
"Sedang apa kau disini?". tanya seorang cowok yang nampak kaget, sama sepertiku.
"Aku sedang membersihkan ruangan ini?". jawab ku seraya kembali merapikan CD.Kenapa suasananya jadi canggung begini ya.? Kami diam cukup lama.
"Hukuman ya"?. aku meliriknya.
"Ya begitulah, kau sendiri kenapa masih disini.?" basa basi, tidak perlu ditanya lagi kenapa dia masih disini.
"Sebentar lagi pulang." dia melangkah ke arah tasnya yang bersandar di tembok kaca dibelakangku.Ya ini ruang dance jadi 3 dinding ruangan ini dilapisi kaca. Dan hanya itu satu satunya alasan aku bisa betah dikelas dance. Oh ya . . dan laki laki tadi salah satu anggota ekskul dance, dan dia . . masih tampan seperti dulu. Tidak banyak berubah hanya sedikit kurus.
"Kau masih tidak berubah ya.!"
"Apa?." aku menoleh padanya.
"Kau masih tidak suka kelas dance, dan hukuman ini pasti karna kau bolos." dia masih hafal saja dengan tabiatku. Aku hanya tersenyum.
"Kau juga tidak berubah!" kini dia yang menatapku dengan alis terangkat.
"Masih sangat menyukai dance." dia tertawa, manis. Yah tertawanya pun masih sama.Aku melirik saat dia merapikan isi tasnya, dan memakai sepatunya. Sepatu....,itu.
"Sepertinya kau harus segera mengganti sepatumu." ucapku sambil terus mengelap meja.
"Sayang kalau diganti." aku menoleh. Dia tersenyum sambil merapikan tali sepatu.
"Kenapa? itu kan sudah hampir rusak, memangnya nyaman dance dengan sepatu seperti itu."
"Ini hadiah dari orang yang kusayang, aku tidak berniat untuk menggantinya. Sama seperti aku tidak mau mengganti pemberi sepatu ini dengan yang lain." aku menelan ludah kikuk. "Dan lagi Karna dengan sepatu ini aku jadi lebih semangat dance."
"Sepertinya kau sangat menyayangi pemberi sepatu itu?"
"Sangat, aku sangat menyayanginya, sayangnya kita berpisah." dia masih tersenyum memandang sepatunya.
"Kenapa berpisah?"
"Karna salah paham, dia menuduhku berselingkuh, padahal gadis yang bersamaku itu sepupuku." seakan tercubit dengan kata salah paham aku pun berbalik meraih lapku lagi.
"Kenapa kau tidak memintanya untuk kembali.?" aku hanya asal bertanya. Hening lama.
"Menurutmu dia akan menerimaku lagi?" tanyanya semangat.Aku menaikan kedua bahuku.
"Mungkin, entahlah. Kenapa tidak kau coba.!" suara langkahnya mendekat berhenti disampingku, membuatku menoleh menatapnya."Apa kau mau menjadi kekasihku lagi?" matanya berharap penuh padaku.
Aku memutar memoryku lagi. Yah aku tau itu hanya salah paham, aku juga tau gadis itu adalah sepupunya, tapi dia sudah terlanjur berbohong padaku dengan tidak bilang jika dia hanya membantu sepupunya menjadi pacar sandiwara di pesta malam itu.
Aku tidak bisa, aku terlanjur sakit hati. Siapa yang tidak sakit hati dibohongi kekasihnya sendiri.
Tapi setelah tiga bulan berlalu tanpanya, rasanya berbeda.Aku menatap ujung sepatunya, mengingat lagi sepatu pemberian dariku itu. Bahkan dia masih terus memakainya.
"Kurasa begitu." dia berdecak gemas.
"Lihat aku dan katakan yang jelas." aku melihatnya cemberut seperti biasanya jika dia kesal.
Aku mengangguk mantap.
"Iya." Langsung tanpa kuduga dia menarikku kepelukannya. Bahkan aroma dan hangat tubuhnya masih sama. Aku merindukannya. Hanya satu yang nampak beda."Kau kurusan, bahumu tidak senyaman dulu saat dipeluk."
"Seorang gadis membuatku kehilangan nafsu makan selama tiga bulan ini." dia mengeratkan pelukannya.
Aku hanya tertawa melingkarkan kedua tanganku dipinggangnya.
"Maaf."
"Permintaan maaf diterima."END
Clbk g7 deh . .
Siapa yang pernah gitu sama mantan? Hihi