Prolog: Cabernet Sauvignon

305 35 5
                                    

[KrisxTao]

...


Because Cabernet Sauvignon is elegant, as elegant as you

.

.

.

Tidak ada yang lebih baik dari duduk di ruang kerja milikmu dengan ditemani musik jazz dan segelas wine jenis Cabernet Sauvignon. Meski pekerjaan belum selesai sepenuhnya, namun suasana seperti ini cukup membuat lelaki itu merasa santai dan tidak terbebani. Ia meneguk wine miliknya, merasakan rasa sepat yang kuat memenuhi indra pengecapnya saat minuman itu masuk dan turun menuju kerongkongannya.

Tangannya masih setia menari di atas keyboard komputer, sampai tidak sadar jika sedari tadi ada sosok lelaki lain yang memperhatikannya di ambang pintu. Bahkan sampai lelaki itu masuk, ia tak kunjung menyadarinya.

"Kris ge."

Suara itu berhasil menginterupsi sang lelaki dari pekerjaannya. Mendongak, lalu ia melepas kacamatanya sambil tersenyum pada sosok dihadapannya kini. Lelaki bersurai hitam yang sejak tadi memperhatikannya, kini ia perhatikan balik. Keduanya hening dan tidak bersuara sampai beberapa menit.

"Kemari Taozi." Kris akhirnya bersuara dan memecah keheningan, menepuk pahanya sebagai kode agar lelaki yang dipanggilnya Tao itu mendekat.

Dengan patuh, Tao menghampiri Kris lalu duduk di pangkuan lelaki bermarga Wu itu. Ia menyenderkan kepalanya dengan manja di bahu sang kekasih. Kris tidak keberatan dan mengelus-elus perhatian surai hitam Tao. Keduanya memejamkan mata, menikmati.

Tao menghirup wangi yang melekat di tubuh Kris, masih sama. Begitu manly, sukses membuat Tao merasa nyaman dan tidak ingin melepas pelukannya. Mereka jarang melakukan skinship belakangan ini karena Kris yang memang bekerja sebagai CEO cukup sibuk dan memiliki jadwal pertemuan dengan kolega bisnis penting. Bohong jika Tao bilang dia tidak merindukan Kris, dia rindu. Lebih dari apapun.

"Kau belum mandi ya, ge?" tanya Tao pelan. Masih mengendus-endus tubuh Kris layaknya kucing.

Terdengar kekehan pelan dari bibir Kris, lalu ia menarik pelan bahu Tao agar mereka bisa bertatapan. "Kau tidak lihat seberapa banyak pekerjaanku ini, hm?"

Tao mengerucutkan bibirnya, menyilangkan tangannya di depan dada. "Kau bau."

"Tapi, kau tetap suka kan?" goda Kris.

Wajah Tao agak merona mendengarnya, namun ia memilih tidak menjawab dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Memandang segelas anggur merah di atas meja kerja Kris. Dahinya mengerut tak suka.

"Hey, sudah berapa kali kubilang untuk tidak lagi meminum wine?" Nada suara Tao terdengar kesal.

Kris hanya tersenyum kecil lalu bergerak untuk mengambil gelas wine-nya. Menatap gelas itu lama, lalu meminumnya dalam sekali teguk. Tao mendelik marah dan segera merebut gelasnya dari tangan Kris.

Well, menurut Tao minuman semacam ini tidak baik untuk kesehatan. Kris punya banyak pekerjaan dan Tao tidak ingin Kris jatuh sakit karena tidak menjaga kesehatannya.

Lagipula, apa yang istimewa dari segelas Cabernet Sauvignon? Oke, Tao mengetahui namanya karena Kris sering menceritakan mengenai minuman-minuman ini kepadanya. Rasanya aneh dan sepat, Tao lebih suka minuman manis dan red wine yang satu ini benar-benar bukan gayanya.

Itu sebabnya Tao bingung kenapa Kris bisa menyukai minuman ini. Tidakkah ada minuman yang lebih baik dan sehat? Teh misalnya?

Kris senang sekali mengkoleksi wine, oh dan juga kopi. Menurutnya kedua minuman itu sangat cocok untuk seseorang yang sering tidak tidur sepertinya. Gila kerja, yah Tao mengerti kalau Kris memang tipe orang yang seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wine LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang