Ancaman!

370 33 2
                                    

Karena merasa terbebani oleh perkataan kaptennya, Kinal. Andela jadi merasa tidak tenang, ia terus memikirkan apa yang harus ia perbuat. Usai makan malam, Andela memutuskan untuk bertanya pada teman-temannya karena ia merasa gelisah.

Tok.. Tok.. Tok..

"masuk!" seru Gracia. Setelah mendengar suara ketukan dipintu kamar nya dan Michelle.

"Andela?"

"maaf ya ganggu malem-malem?" ucap Andela setelah masuk kekamar mereka.

"iya, santai aja, ada apa Ndel?, kok cemberut gitu?" tanya Michelle.

"hmmmm,, aku lemah ya Le?"dengan wajah yang semakin cemberut, Andela membuka obrolan.

"loh, kok ngomong gitu sih Ndel?, kamu kepikiran kata kapten tadi ya?" Andela hanya menanggapi pertanyaan Michelle dengan anggukan.

"udah, gak usah terlalu dipikirin, aku yakin kapten cuman nguji mental kita" kini Gracia yang berusaha menenangkan Andela.

"iya, aku juga mikirnya gitu, kalo dipikir ulang, kapten kayak sengaja ngebiarin kita bertarung melawan senior kita, mungkin itu yang kapten maksud kemarin malam soal melihat kemampuan kita" lanjut Michelle.

"tapi. . . gak gitu juga kan?, terus aku harus menghadap komandan besok?" Andela benar-benar merasa gelisah.

"hmmmm,, yaa. . . kamu pergi aja, bilang apa yang diperintahkan sama kapten, tapi aku yakin kamu gak akan diturunkan dari jabatan kamu sekarang"

"aku maunya diturunkan, kalo kayak gini, aku gak mau jadi wakil kapten!"

"gak boleh gitu dong Ndel, masa gitu aja mental kamu udah jatuh, lagian komandan pasti punya alasan tersendiri kenapa bisa nunjuk kamu sebagai wakil kapten divisi 2, apalagi sekarang tugas divisi kita tambah berat, pasti dia liat ada yang spesial sama kamu" bujuk Gracia.

"spesial spesial!, kayak martabak aja spesial!" canda Andela.

"laahh, tadi cemberut sekarang senyum?, udah ahh pengen tidur, punggung aku masih sakit!" gerutu Michelle melihat rekannya yang begitu mudah merubah ekspresi.

"iihh!, Lele jahat!" gerutu Andela.

"hahaha, Ndelu Ndelu, udah gih tidur, besok ngadap komandan loh"

"hmm, yaudah, makasih ya mau dengerin aku, dah~"

Andela pun pergi dari kamar Michelle dan Gracia.

Sementara itu dikamar Viny dan Yuvi, mereka masih asik saja bercanda, hingga perlahan masuk ke obrolan yang sedikit serius.

"hmmmm, kak Kinal. . . apa orangnya emang gitu ya?, kalo ngomong langsung jleb banget dihati?"

"kayaknya sih gitu, tapi enggak juga ahh, setau aku kak Kinal orangnya suka bercanda kok" jawab Viny.

"iihh, jawabnya gak jelas gitu"

"kalo menurut aku pribadi sih, kak Kinal kayak gitu karena ingin memberikan tekanan mental, supaya anak baru itu bisa bertahan walaupun dalam keadaan terdesak, terus supaya mental mereka gak gampang jatuh saat pertarungan nyata, belakangan ini kan, demon mulai menyerang lagi, yaa,, walaupun prajurit penjaga dari divisi satu bisa mengatasinya sih, cuman kan kita gak tau kedepannya gimana" Jelas Viny panjang.

Kroookkk~ kroookk~

"iihhh!, Yuvi resek!, orang lagi ngomong malah tidur!, pake ngorok lagi!" ucap Viny sambil melempar bantal ke arah Yuvi, namun Yuvi sama sekali tak bergeming.

**

Keesokan paginya, diruang makan, anggota grup khusus divisi 2 serta kapten mereka berkumpul untuk sarapan, kecuali Andela, sepertinya ia bangun sedikit kesiangan.

The Guardian SocietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang