Aku sudah siap turun kebawah dengan dress dark blueku beserta converse hitam kesayanganku untuk menemui Mama and Papa. Kalian pasti bingung kenapa aku memakai converse bukan high heels atau wedges. Entahlah, menurutku lebih nyaman begini.
"Sudah siap sayang?" Tanya Papa ketika melihatku turun dari kamarku yang berada dilantai atas. Aku tersenyum dan membalasnya dengan anggukan. "Kalau begitu ayo kita berangkat sebelum pesta malamnya dimulai." Ajak Mama. Aku hanya mengikutinya dari belakang. Dan masuk kedalam mobil sambil mendengarkan music dari Ipodku.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai dirumah teman Mama dan Papa yang mengadakan jamuan makan malam itu. Kalau dilihat dari luar rumah itu sangat besar, indah, simple dan minimalis. Aku suka model rumahnya. Kami-Mama, Papa dan aku- berjalan melewati taman yang ditumbuhi beraneka ragam bunga. Rambut coklat ikal panjangku berterbangan ditiup angin malam. Kami disambut dengan ramah oleh pelayan yang berdiri didepan pintu rumah itu.
Disini cukup ramai. Aku terus mengikuti Mama dan Papa yang berjalan kearah sepasang suami istri yang menurutku seumuran dengan Mama dan Papa. Dibelakang sepasang suami istri itu, aku dapat melihat seorang anak laki - laki yang sepertinya seumuran denganku . Aku tidak dapat melihatnya karena dia memunggungiku. "Hai Lisa, David, lama tak jumpa" Sapa Mama sambil berpelukan dengan wanita yang kuketahui bernama Lisa kemudian berpindah menyalimi pria yang sepertinya bernama David itu. "Oh iya ini Ashila. Kamu masih ingatkan?" Ucap Mama sambil tersenyum. Aku berjalan mendekat sambil tersenyum dan menyalimi kedua orang yang berdiri didekatku. "Ah dia tambah cantik saja." Ucapnya. Aku hanya tersenyum mendengar pujian dari tante Lisa. Aku merasa tidak asing dengan wajah Tante Lisa dan Om David. Tapi aku lupa.
Aku mengalihkan pandanganku kearah yang lain saat Mama sedang asik berbincang dengan Tante Lisa dan Papa dengan Om David. "Oh iya Greyson. Sini dong." Ucap Tante Lisa membuayarkan lamunanku. Aku tersentak mendengar nama yang sudah termaksud dalam daftar nama yangku backlist. Aku melihat sosok yang berdiri dibelakang Tante Lisa memutar badannya. Aku menutup mulutku melihat wajahnya. Sungguh menyakitkan. Tubuhku kaku melihatnya. Orang yang dulu berarti dihidupku. Orang yang tiba - tiba menghilang dari hidupku tanpa kabar sedikitpun. Orang yang merupakan teman masa kecilku yang tanpa kusadari, aku mencintainya. Nama yang sudah ku hapus dengan susah payah. Orang yang meninggalkan banyak kenangan dihidupku. Bahkan ia memberikan kenangan indah sebelum menghilang dihadapanku.
"Chila?" panggilnya. Suaranya sudah berubah. Sangat berbeda dengan 3 tahun yang lalu. 'Chila' panggilan iu masih terngiang dihadapanku. Panggilan masa kecilku. Hanya satu orang yang memanggilku sperti itu. Iya, hanya orang yang berdiri tepat dihadapanku yang memanggilku dengan sebutan 'Chila'. Tanpa kusadari air mataku mengalir. Ada rasa rindu dan benci saat melihatnya. Aku ingin sekali merengkuh tubuhnya tapi disatu sisi aku membencinya. Membenci kenyataan bahwa aku masih mencintainya dan mengharapkannya.
"JANGAN PERNAH MEMANGGILKU DENGAN SEBUTAN CHILA!!" bentakku dan aku berlari keluar dari tempat itu. Mungkin Papa dan yang lain tercengang mendengar bentakanku. Karena setau mereka aku dan-mantan- sahabat kecilku itu baik - baik saja. Hanya Mama yang tau bagaimana keadaanku setelah ia menghilang 3 tahun yang lalu.