Dua

17 0 0
                                    

                      (Jupiter)

  Aku dan Alfez jalan menyusuri koridor kelas IPS Rana dan Aku, yap, itu berarti Alfez adalah anak IPA.Jarak kelasku dan Rana cuma tiga kelas dari kelasku, dan kami berhasil menjumpai Rana disana.Rana sedang berada didepan kelasnya berdiri memandangi lapangan sekolah dari pagar besi hitam pembatas yang menyusuri koridor lantai tiga.
"Hai Rana !" Sapa Alfez dan langsung menghampirinya, "ngapain ?" Sambung Alfez saat sudah didekat Rana,
"Oh nggak ada kok, tadinya sih mau belajar matematika buat ulangan harian nanti, tapi..... ya udah deh, ga jadi ", jawab Rana dengan jelas.
"Oh sama nih, aku juga mau belajar matematika, ayo kita belajar bareng ?" Ajak Alfez pada Rana, Rana hanya bisa mengangkat alisnya sambil berkata "emangnya kamu bisa ?"
"Bisa dong, kan anak IPA" kata Alfez keliatan menyombong, sambil menunjukkan buku yg ia bawa alfez berkata "ini nih, ayok kita belajar"
"Hah!?, kita mau belajar ini ?" Tanya Rana heran sambil menunjuk buku yang Alfez tunjukkan,
"Iya, emang kenapa ?"
"Kimia, Alfez, kamu suruh aku belajar Kimia ? Plis deh Alfez, matematika aja udah buat aku pusing, lah kamu malah ngajakin aku belajar itu" keluh Rana,
  Aku pun tak bisa menahan tawa saat Alfez menepuk kepalanya atas kelakuan konyolnya itu, aku cekakak cekikik setiap sepuluh detik sekali gara-gara hal itu, sampai tiba bel masuk telah dibunyikan.
  Pelajaran pertamaku pagi hari ini di awalai dengan pelajaran bahasa indonesia.Aku sangat gemar menulis, karna itu aku menyukai pelajaran bahasa indonesia.Mulai dari menulis cerita, pantun, dan sebagainya.Aku pernah beberapa kali menulis cerita buatanku, tapi sayangnya satu pun tak pernah selesai, alhasil tulisan-tulisan tersebut terbengkalai dirumahku, sesekali aku membacanya dan aku tidak tau cara melanjutkannya.
  Aku selalu berangan-angan untuk membuat sebuah cerita, yang dibaca banyak orang, tapi aku sendiri pun tidak tau harus mulai dari mana.Aku memang tak mahir mengembangkan sebuah cerita, aku memang payah dalam hal itu.
  Sepulang sekolah aku pergi ke Mall untuk mencari buku baru untuk kubaca dirumah.Aku mengelilingi tokoh itu, mencari-cari seolah-olah sudah tau buku berjudul apa yang kucari.Sampai akhirnya aku melihat didekat tumpukan buku baru ada seorang wanita berhijab sejang berdiri disana.Dia memakai pakaian kelabu panjang dan hijab yang berwarna biru dongker.
  Aku mencoba melihat wanita itu dari berbagai sisi dan mencoba mengenalinya,dan akhirnya aku mengenali wajah tersebut, itu sahabatku waktu Smp, "Wita?" Panggilku pada wanita itu
Wanita itu menoleh dan kelihatan bingung melihatku, dan akhirnya dia tersenyum "Jupi, ya ?" Tanyanya kelihatan senang,
"Apa kabar, Wit ?" Tanyaku senang melihatnya lagi sejak perpisahan waktu Smp
"Syukur alhamdulillah baik, kamu sendiri ?",
"Alhamdulillah aku juga, oh iya, mau cari apa disini ?" Tanyaku padanya,
"Oh ini, mau cari buku baru kalau saja ada yang namanya Jupiter Dirgantara", jawab Wita yang membuatku sedikit terkejut,
"Ah bisa aja kamu Wit," kataku sambil garut-garut kepala,
"Oh, iya aku kebetulan mau ketemu temenku nih, sebelum itu aku mau makan siang, mau ikut ?" Katanya menawarkan
"Boleh boleh" kataku menyetujui, dan kami pun pergi keluar dari toko buku itu untuk pergi makan siang.

Rahasia AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang