"Haha.. lo keren yo! Sumpah! Gue ga nyangka..," suara seseorang menggema dikelas yang masih sepi. aku mengalihkan pandangan dari buku dipangkuanku. Sekilas aku melirik kearah pintu masuk kelas. Ah itu Alvin, sahabatnya.... Rio. Mataku langsung tertuju pada pahatan sempurna didepan itu. Ah Rio masih saja tampan seperti beberapa tahun lalu.
Sekarang aku menduduki kelas 2 SMA. Hhh iyaa aku Sudah mulai menyukai Rio ketika aku baru menjejaki bangku SMP. Aku ingat betul pertama kalinya aku mengetahui namanya. Dan jatuh cinta pada pandangan pertama tentu saja. Waktu itu masa orientasi siswa dihari pertama, entah kesalahan apa yang di lakukan Rio sampai ia harus di arak keliling kelas lain untuk memperkenalan diri, kebetulan aku tidak sekelas dengannya atau semua itu hanya keisengan senior saja yang sengaja mencari perhatiannya entahlah.
Hal itu menjadi pemuncak ketika kami masuk SMA. Aku tidak tahu kenapa bisa mendapatkan kelas yang sama seperti yang di tempatinya.
Disinilah berawal rasa yang mulai melebihi rasa suka, yang bahkan aku sendiri tidak bisa mendefinisikannya dengan jelas. aku masih saja menjadi pengagumnya sampai sekarang. seorang pengagum yang hanya melihat dari kejauhan tanpa bisa apa-apa."gak usah lebay deh!" Ah suara baritone itu sukses membuyarkan lamunanku.
"kita gak nyangka aja lo bisa naklukin kak ify" temannya menyahuti. Kulihat Rio hanya tersenyum miring. Senyuman yang entah kenapa seolah menjadi candu bagiku. Hhh pikiranku kembali melalang buana, entah keberapa kalinya Rio berpacaran dengan gadis-gadis di SMA. Sekarang dengan Senior cantik pula? Hn. aku bisa apa? ck bahkan kau tidak tahu akan berbuat apapun kan Shilla? Kembali sajalah pada rutinitas memuakkanmu itu.bel pulang sudah bergema aku melangkahkan kaki gontai menuju gerbang, menuju halte dekat sekolahku lebih tepatnya. Sembari menunggu bus datang aku memilih untuk duduk sebentar dihalte. Kemudian mata ku tertumpu pada pemandangan yang menyesakkan. Lihat! Rio baru saja melewatiku dengan membonceng senior yang nampak mesra memeluk pinggangnya. Hah benar-benar menyebalkan.
*
Rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi kulihat langit begitu mendung tanpa adanya hiasan hiasan kecil yang biasa menemani. Kemudian Rintik itu menjadi sekumpulan hujan yang siap menyerang tanpa tahu kapan mengakhiri.*
Paginya sang surya memancarkan kilauan yang menyilaukan mata. Kukira hujan semalam akan terus berlanjut.Pagi ini, teman sekelas heboh karena guru bidang studi sejarah tidak datang. Mereka beranggapan pelajaran semacam itu sangat membosankan, pelajaran yang seolah sebagai pengantar mereka kealam mimpi. Padahal mereka tidak tahu saja bagaimana sejarah sangat berdampak untuk mengubah masa depan bukan? Tentu saja iya.
Kelas terasa sepi, murid-murid sudah berbondong-bondong untuk memenuhi kantin. Aku yang awalnya berkutat dengan buku pelajaran, mulai terusik dengan nada-nada yang mengalun begitu lembut tidak kurang dengan suara pemainnya yang terdengar merdu ditelinga. Ah inilah salah satu kebiasaan Rio memainkan gitar tuanya di waktu senggang. keahlian Rio yang selalu menyejukkan hatiku, kadang aku berharap supaya ada saja guru yang tidak hadir supaya aku bisa lebih lama lagi terbuai olehnya. Kulihat Rio begitu menghayati setiap lirik yang ia senandungkan. Aku tersenyum kecil. Ah andai saja... suatu saat nanti suara itulah yang mengantarku tidur dimalam hari. Haha jelas tidak mungkin shilla. Bermimpilah terus kau tau sendiri bukan kau tidak termasuk daftar kategori gadis idaman Rio."Sayang.."
cih kulihat kak ify baru saja memasuki kelas kami, tanpa segan ia bergelayut manja ditangan Rio. Jelas saja menghentikan permainan gitar Rio, dasar pengusik. Ehem maksudku kenapa tidak diam dan duduk manis kemudian dengarkan saja. lalu apa ia tidak mengikuti pelajaran dikelasnya? Ia sudah kelas tiga bukan? Harusnya ia lebih rajin dan berkutat dengan buku.
Hai Rio tegurlah gadismu itu! Hahhh bilang saja kau cemburu Shilla.*
lonceng pulang baru saja berbunyi, murid-murid berhamburan keluar kelas.
Aku merenggangkan kedua tangan yang sedikit penat kemudian memasukkan alat-alat tulis ke dalam tas. Kulihat sekeliling, hm sudah sepi. Kemudian mata ku tertumpu pada sosok yang tidak asing lagi sedang menelungkupkan kepalanya ke meja.
sepertinya Rio sedang tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
secret admirer
Randommenceritakan seorang gadis bernama Ashilla yang mengagumi teman sekelasnya Mario.