author: xiubaekhan
Chapter 1
This the sequel,, Enjoy!
.
.
.
Sepasang anak adam yang tengah
memangut bibir dengan bibir
menggunakan sapuan lembut,
menggenggam pasang tangan satu
sama lain akhirnya melepaskan
secara tidak rela-perlahan. Diiringi
bunyi nyaring tepukan ratusan
undangan yang hadir disisi lain altar.
Penyanyi terkenal yang tengah naik
daun sebut saja Xi Luhan dan si
Mahasiswa biasa yaitu Byun
Baekhyun meresmikan pernikahan
mereka. Pernikahan yang agaknya
sedikit "tabu" ini sempat
mengundang banyak kontroversi,
dan banyak protes lain terlebih ini
adalah acara milik artis. Luhan juga
tidak mau kalah dan salah pilih
tempat, ia menyewa seluruh hotel
ini. Resort paling mewah dan
eksotis di Korea Selatan. Mau tidak
mau akan diliput ke televisi kan?
Luhan sudah memikirkan semuanya,
tetapi apa pedulinya? Ia mencintai
Baekhyun, dan anak ini pun juga
begitu sebaliknya. Hanya
sesederhana itu, kenapa harus
diperumit, benar? Paling-paling
hanya hujatan dan sejenis bashing
lain dari orang-orang yang kita kenal
istilahnya sebagai 'homophobic'.
Dan akan menghilang juga beritanya
seiring berjalannya waktu, orang-
orang pasti bosan sesuatu yang
monoton saja di media.
Luhan membuka kedua matanya,
terlalu menikmati momen mencium
bibir Baekhyun yang selalu manis
dan terasa sangat manis hari ini. Ia
gugup sebenarnya saat mengucap
sumpah sehidup semati, namun itu
tidak memancing ekspresi apapun
tentang Luhan kecuali seperti biasa.
Arogan dan percaya diri. Hanya
bedanya ia selalu tersenyum
sepanjang acara ini berlangsung.
Tanpa disuruh pun ia sudah
bersumpah pada dirinya sendiri
untuk mencintai Baekhyun,
melindunginya dan begitu
seterusnya. Luhan itu brengsek, tapi
tidak pernah main-main dengan
yang namanya perasaan, okay ?
Jadinya ia tidak sudi menampakan
ekspresi seperti merona malu atau
apalah itu yang- eww, sungguh
menjijikan walaupun sebenarnya
jantungnya tengah meletup-letup.
Baekhyun sangat cantik. Selalu
cantik dimatanya walaupun bocah itu
adalah seorang laki-laki. Justru
yang menunjukkan ekspresi girly itu
malah Baekhyun sendiri. Yah, sebut
saja banyak orang bilang dia adalah
The most lucky fanboy ever. Tapi
memang benar seperti itu adanya.
Luhan tersenyum menatap kedua
kelopak mata suaminya yang masih
tertutup. Dan rona samar dikedua
pipi mulusnya membuatnya semakin
manis seperti anak anjing. Ya Tuhan,
anak ini malu atau bagaimana?
Saking gemasnya Luhan langsung
mengecup kilat bibirnya sekali,
membuat hadirin disana tertawa,
berseru heboh, dan ada yang
berteriak "Jangan lupa malam
pertama!" dan yang paling konyol
"Tayangkan ditelevisi juga!" Luhan
hampir mengumpat mendengar itu.
Baekhyun langsung membuka kedua
matanya, menatap nyalang Luhan
karena respon suami-nya yang
sangat tiba-tiba. Tetapi langsung
menghambur kepelukan Luhan
setelahnya, sambil tersenyum
sangat lebar-jantungnya tak
terkendali. Luhan mengendus aroma
sampo Baekhyun yang selalu seperti
itu, kekanakan. Dan tertawa kecil,
"Aku kira kau marah." Bisiknya.
Baekhyun memukul dada Luhan
dengan malu, "Siapa bilang? Aku
tidak marah! Dasar tidak peka."
.
.
.
.
"Aku benar-benar tidak bisa
mengucapkan antusiasku selain
'Selamat atas pernikahanmu Xi
Luhan'. Kau membuatku tak bisa
berkata apa-apa lagi." seru Jongin
dengan senyum lebar menyambut
Luhan dan Baekhyun yang baru turun
dari altar. Melaksanakan hal sakral
tidak mudah, okay? Mereka tadi
lama-lama diatas untuk bermesraan
dulu. Hanyut dalam suasana
katanya.
"Tapi kau sudah mengatakannya
terlalu banyak Kim Jongin, bodoh!"
"Ya! Kau tetap saja menyebalkan
walaupun sudah menikah begini!"
Baekhyun tidak mampu lagi
menahan tawanya, Luhan dan Jongin
saling mengatai bahkan Jongin
terkena sasaran jitakan Luhan. "Auh,
ya!" Kai balas memukul lengan
Luhan.
"Astaga, Baekhyun, dari sekian
banyak pria dimuka bumi aku tidak
menyangka kau akan menikah
dengan yang modelnya seperti
Luhan!"
"Ya! Apa maksudmu?!" seru Luhan
tak terima. Tapi ia tahu Jongin hanya
bercanda dan begitupun sebaliknya,
jadinya ia hanya mau bermain-main.
Hari ini adalah yang paling
menyenangkan dalam hidupnya.
Baekhyun hanya bisa tertawa
terpingkal-pingkal walaupun ia
sudah bersikeras untuk menahannya
agar terlihat anggun sedikit ya
setidaknya. "Sudah berhenti perutku
sakit!" teriaknya sebal. Tamu-tamu
lain tidak kaget dengan hal seperti
ini. Karena yah, ini kan pernikahan
namja-dengan- namja jadinya tidak
ada yang memasang tampang elegan
seperti pasangan menikah lain yang
normal. Walaupun mereka berdua
dibalut tuksedo mahal, tapi tetap
saja kan? Luhan dan Jongin masih
berdebat dan menggeplak kepala
satu sama lain.
"Kalian jangan membuatku malu
aish, aku punya beberapa tamu
terhormat disini asal kalian tahu!" itu
Minseok yang tiba-tiba datang
dengan segelas anggur tahun lama
koleksi Luhan.
Luhan dan Jongin menghentikan
kegiatan debat-menggeplak mereka,
Baekhyun sendiri mengontrol
nafasnya yang terengah karena lelah
tertawa berlebihan. Tapi ia cemberut
setelah itu. Ya Tuhan, bahkan satu
teguran Minseok saja sudah
membuat mereka berhenti, terutama
Luhan. Ia diabaikan kalau begitu?
"Ya sudah, itukan tamumu, kenapa
harus jadi aku yang repot?" seru
Luhan seperti biasa.
Minseok menatapnya tak
menyangka, "Astaga Baekhyun! Lihat
betapa menyebalkannya orang ini.
Bahkan setelah menikah sikap
sombongnya tetap saja tak
menghilang!" ia bersungut sebal
karena Luhan yang tak pernah
merubah sikap menyebalkan dan
cueknya itu terlebih pada Minseok
yang notabene adalah manajernya
sendiri. "Dasar anak sialan kau!"
Minseok hendak menjitak Luhan juga
karena ia sudah siap berjinjit namun
ia urungkan.
"Aigoo, lihat siapa yang cemberut
disini?" goda Minseok saat melihat
Baekhyun merengut dengan melipat
kedua tangannya didada disaat hari
pernikahannya. Luhan tersadar, "Kau
kenapa baby?" Baekhyun makin
merengut, "Kau menyebalkan!
Daritadi kau mengabaikanku! Tapi
saat Minseok hyung saja kau dan
Jongin langsung berhenti!" serunya
tidak terima.
"Ya Tuhan, kukira apa." -Jongin
berseru sambil memijit pelipisnya
karena si brengsek Luhan.
"Kau cemburu padaku ya?" Minseok
menggoda dengan menaik-turunkan
kedua alisnya. Sangat menyebalkan.
Baekhyun hampir memasang mode-
unmoodnya dengan kabur kekamar
atau tempat lain, tapi lengannya
langsung ditarik oleh Luhan dan
lelaki itu langsung mendekapnya
dari belakang dengan erat. " Aish,
diam kau dasar manajer cerewet!
Pergi sana! Hush~ !"
"YA! Kau mengusirku, eoh?!"
Minseok berseru makin kesal.
Jongin terkekeh melihat
pertengkaran konyol itu terganti
dengan Minseok bukan dirinya lagi.
"Ya, karena kau lah penyebab dari
hampir seluruh kekacauan dalam
hidupku ,hyung ." Baekhyun menahan
tawanya, andai saja ia tidak
mengingat tentang mode-
unmoodnya. Ia pura-pura cemberut.
"Dan kau membuat istriku ini marah,
lihat." Luhan mengecup pipi kiri
Baekhyun membuat yang lebih
pendek jengkel. "Ya! Dasar
menyebalkan aku ini namja!
Mesum!"
"Mesum? Memangnya aku
meng'apa-apa'kanmu ya? Tidak
kan?"
"Maksudku-"
Luhan mendekatkan bibirnya ke
telinga kiri Baekhyun, meniupnya
pelan. Memberi jeda, lalu berbisik
seperti, "Atau kau mau malam
pertama kita diajukan sekarang saja,
ditempat ini? Kebetulan tempat tidur
kita sudah siap. Tinggal kita-"
"Hyung!" Baekhyun mencubit lengan
Luhan yang melingkar diperutnya
dengan kesal dan malu. Sedangkan
Jongin bergidik ngeri apalagi saat
melihat ekspresi mesum Luhan. Ya,
sejak kapan anak itu tidak mesum
coba? Dan Minseok, "Astaga Ya
Tuhan! Sudahlah daripada aku
melihat adegan yang tidak-tidak,
lebih baik aku temui tamuku saja!
Dasar Xi Luhan gila!" Luhan tertawa
puas setelahnya di ikuti dengan
Jongin. Sedangkan Baekhyun masih
menahan rona malunya.
"Eoh, Baekhyun-ah ?" Baekhyun
menoleh sedikit, mendapati appa,
eomma tirinya, Sehun, juga eomma
Luhan datang kearah mereka.
Baekhyun hendak melepaskan
tangan Luhan karena sungkan,
merasa tidak sopan menghadap
kearah orang tua terlebih dengan
posisi yang 'agak' intim dan terlalu
mesra seperti ini. Ya, dan jangan
lupa karena ada mertuanya juga.
Tetapi, Luhan malah makin
menariknya untuk merapat, dan itu
membuat semuanya terkekeh
termasuk Jongin yang masih berada
disitu.
"Sudah, tidak usah malu begitu
menantuku." Yeoja paruh baya itu
tersenyum manis kearah Baekhyun,
dibalas anggukan kikuk yang tidak
nyaman karena efek pelukan Luhan
dibelakangnya. "Aku ikut bahagia
karenamu Baekhyun- ah." Itu suara
eomma tirinya. Kali ini Baekhyun
menanggapinya dengan tersenyum
karena dekapan Luhan saja
membuatnya risih, tapi yeoja itu
tersenyum mengerti. Baekhyun
sudah menerima semuanya. Ia jadi
lebih bahagia dari masa-masanya
yang dulu. Ia sudah bukan anak yang
pendiam lagi, ia bukan orang yang
tertutup lagi. Ini semua karena Luhan
yang awalnya ia anggap awal dari
semua mimpi buruk dalam hidupnya
ke depan. Tapi nyatanya, sekarang
berbanding sangat terbalik bukan?
Awalnya ayahnya agak tidak setuju
walaupun ia merestui Baekhyun
untuk menjalin hubungan sepasang
kekasih dengan Luhan. Namun,
dengan segenap keberanian Luhan
datang dan meyakinkan ayah
Baekhyun untuk mempercayakan
kebahagiaan Baekhyun padanya, dan
ia yakin bisa menjaga Baekhyun
lebih baik dari siapapun. Dan itu
semua benar. Appanya tersenyum,
"Aku juga, kuharap kalian bisa
benar-benar menjaga satu sama
lain," Baekhyun dan Luhan
tersenyum bersamaan. Luhan
mengecup pelipis kanan Baekhyun,
"Tentu saja Abeoji." Semuanya
terkekeh.
Lalu semuanya mengobrol dengan
asyik satu sama lain, tidak
mempedulikan Sehun yang tengah
merinding membayangkan
bagaimana hyung nya melakukan
'itu' dengan suaminya. Dan ouh,
sepertinya Sehun seorang
homophobic. Dan ia tidak menyadari
kalau Jongin tengah menatap penuh
arti kearahnya.
.
.
.
.
Baekhyun melenguh tatkala
merasakan kedua lengan Luhan
melingkar disekitar perut dan
lehernya sambil sibuk mengecupi
inci daun telinga Baekhyun. "Hyung !"
ia berseru karena rasa menggelitik
ditelinganya terus membuat kakinya
semakin lemas seperti jeli secara
perlahan. Mereka sudah tiba didepan
kamar vip yang Luhan pesankan.
Sambil sibuk mengambil keycard
pintu kamarnya, ia menggesekkan
secara pelan tempurung lututnya
kearah sekitar paha belakang lelaki
yang lebih kecil. Baekhyun rasanya
tak sanggup lagi menahan
semuanya, tapi ia hanya menggeram
kecil.
Pintu kamarnya terbuka, Luhan
langsung menuntut Baekhyun dari
belakang sambil berbisik, "Aku
sudah tidak tahan,"
"Mmmhh-"
Luhan membenarkan ucapannya itu
karena ia langsung menarik dagu
Baekhyun kebelakang setelah
menendang pintu agar tertutup.
Menciumnya dalam-dalam, penuh
tuntutan dan sedikit kasar. Lalu
membalik tubuh suami nya itu dan
mendorongnya dengan tak
manusiawi ke atas ranjang. Belum
sempat Baekhyun mengambil nafas,
tubuh kecilnya sudah ditindih yang
lebih tua. Luhan melepaskan tuxedo ,
atasan bawahan dan segala pakaian
dalam yang Baekhyun gunakan
dengan kasar bahkan hampir
merobeknya. Namun, mengelus
dengan lembut paha dan
selangkangan Baekhyun, sengaja
menggodanya. "Mmhh-"
desahannya tersumpal diantara bibir
dengan bibir. Luhan masih
menggunakan pakaian dengan
lengkap, sedangkan dirinya sudah
telanjang bulat itu justru
membuatnya gemas sendiri.
Baekhyun mendorong bahu Luhan
dengan susah payah walaupun ia
tidak rela melepaskan sentuhan
nikmat karena elusan dipahanya.
"Hyung!"
Luhan mendengus, "Apa?" Ish,
suaminya ini merusak suasana saja.
"Lepas pakaianmu, cepat!" Baekhyun
masih sama pada posisinya, Luhan
terduduk sambil menyeringai.
"Lepaskan untukku, sayang."
"Tidak mau!"
Luhan mengernyit sebentar,
"Kenapa?"
"Pokoknya tidak mau, cepat lepas
pakaianmu. Ya Tuhan, aku sudah
tidak tahan!" Luhan terdiam
sebentar. Namun, selintas ide
muncul dibenaknya. "Yasudah kalau
tidak mau, batalkan saja. Lagipula
aku mau mandi dan-"
"Baiklah jika kau memaksa!" seru
Baekhyun setelah memotong ucapan
Luhan dengan kesal. Luhan tidak
mengerti cara menanggapi ucapan
Baekhyun karena semuanya terlalu
cepat. Baekhyun bangkit dari
posisinya dan langsung menerjang
tubuh Luhan hingga berbalik. Kedua
kaki mereka berada tepat dibagian
headbed, mereka berbalik dari posisi
kasur. Belum sempat menjawab,
Baekhyun sudah mencumbu
bibirnya. Dengan kasar, dan oh
sungguh kali ini Baekhyun sangat
agresif.
Biasanya kan dia pasrah saja kalau
diapa-apakan Luhan.
Namun, bukan Luhan namanya kalau
ia tidak ikut membalas ciuman
Baekhyun dan menggerayai dengan
kasar punggung mulus pasangannya
secara acak. Anak diatasnya
mendesah tertahan. Ciumannya
semakin dalam dan kasar saja
seiring bertambahnya detik dan
menit. Baekhyun menjejalkan
lidahnya dengan susah payah,
walaupun ia berada diatas Luhan
namun tetap saja lidah Luhan yang
paling unggul. He's a good kisser . Ia
merasa sedikit menyesal, walaupun
ciumannya sungguh memabukkan
tapi ia juga manusia yang butuh
oksigen untuk bernafas. Dan Luhan
tidak mau melepas bibir Baekhyun
barang sedikitpun!
Anak itu mencari pengalihan lain,
seperti tujuan awalnya ia akhirnya
melepaskan dari kaos kaki, celana
dan pakaian yang Luhan pakai
dengan susah payah. Ciuman itu
terlepas, membuat benang liur yang
sangat panjang dari dagu dan sudut
bibir mereka. Nafas Baekhyun dan
Luhan sama-sama terengah.
Baekhyun duduk diatas Luhan, dan
suaminya itu berbaring dibawahnya.
"Kau nakal," seru Luhan dengan
suara serak menggoda.
Dirasa cukup, Baekhyun menunduk
sambil menunduk, "Kau yang
memaksa,"
"Tapi kau tak bisa lebih nakal
daripada aku." Baekhyun sempat
berpikir apa maksudnya namun
tubuhnya sudah dibalik dengan
kasar. Luhan menindihnya lagi. Lalu
mencium bibirnya dengan kasar,
memaksa lidahnya masuk saat mulut
Baekhyun terbuka. Mengajak
lidahnya menari, membelit, dan
mengecek satu persatu yang ada
didalamnya. Keduanya memejamkan
mata. Luhan meraba dada Baekhyun
lalu meremasnya dengan keras,
Baekhyun memekik dalam
ciumannya.
Lalu ia melepaskan bibir Baekhyun,
beralih turun kearah lehernya
seperti biasa. Mengecap, menjilat
dengan lidah memutar secara
perlahan. Menggigit, menghisap kuat
hingga menimbulkan cap-cap merah
keunguan. "Mhhh... hyunghh-"
Baekhyun tak bisa menolak
semuanya. Ini terlalu nikmat untuk
dijabarkan seperti nikmatnya susu
stoberi kesukaannya. Luhan benar-
benar membuatnya gila. Sentuhan
yang selalu ia suka. Mulutnya
terbuka, kedua tangannya
menangkup dan menarik-narik
rambut Luhan sebagai pengalihan
walaupun rasanya tidak cukup.
Ciuman Luhan turun secara beruntun,
menghisap putingnya dengan kuat
membuat dadanya terangkat dengan
indah. "Ahhh-ahh-Luhan hyung!" ia
menjerit-jerit kala merasakan
sensasi nikmat didadanya menjalar
keseluruh tubuh hanya karena ulah
nakal lidah Luhan dan tangan Luhan
yang sudah mengelus kemaluannya
dengan yang satunya lagi menusuk-
nusuk lubangnya dari luar.
Libidonya naik secara drastis.
"Baek-" Luhan berbicara dengan
nafas terengah. Ia sudah
menahannya sejak tadi, "Aku mau
langsung ke inti."
Mendengar itu Baekhyun mengontrol
nafasnya sebentar, wajahnya sudah
memerah padam, " Hu'um ." Ia
mengangguk kecil. Luhan langsung
mencium bibirnya yang terbuka itu.
Hanya melumat, tidak lebih.
Baekhyun mendorong bahu Luhan
lagi, ciuman mereka terlepas.
Keduanya saling menukar pandangan
dan menatap dalam, "Aku mau kita
melakukannya perlahan."
Baekhyun memeluk Luhan erat,
lelaki diatasnya mengangguk. "Aku
mengerti,"
"Tidak, maksudku-"
"Apa Baek?" Luhan mengernyit,
"Maksudnya dengan pelan, sangat
pelan."
Akhirnya lelaki berdarah cina itu
tersenyum kecil, mengecup ujung
hidung Baekhyun dengan gemas
seolah lupa dengan bagian bawah
keduanya yang sudah tegang.
Baekhyun hendak mempersiapkan
dirinya sebelum Luhan menyeretnya,
memutar balik tubuhnya dengan
posisi yang benar. Bukan terbalik
dengan kepala kasur. "Nghh-"
lenguhnya ketika Luhan tak sengaja
mengelus titik sensitifnya saat
merengkuh tubuhnya.
"Hyung," Baekhyun menarik
nafasnya, "Spreinya berantakan."
Luhan tertawa diatas Baekhyun,
mengusap pelipis pasangannya yang
sudah basah dengan peluh, "Kan
biasanya juga begini."
Baekhyun mengangguk lucu, ia
mengalungkan kedua tangannya
dileher Luhan, "Ayo cepat!"
"Katanya tadi pelan-pelan," Luhan
tersenyum miring.
"Aish, maksudku-"
"Yayaya, aku tahu."
Luhan sudah memposisikan
penisnya didepan lubang Baekhyun,
sedangkan anak itu menumpukkan
kedua tangannya dipundak tegap
suaminya. Luhan mengecup bibirnya
sebelum, "AaargHhh!" Baekhyun
menjerit. Rasanya panas, Luhan
benar-benar memasukkan secara
perlahan. Ini menyiksa dirinya, lebih
dari itu Baekhyun menyukai ini. ia
benar-benar merasakan segalanya.
Miliknya Luhan masuk separuh,
namun lelaki itu berhenti. Dan itu
tidak mempengaruhi apapun karena
lubang Baekhyun sudah terlanjur
perih. Ia meringis kecil, "Apa aku
menyakitimu?" Luhan mengusap
peluhnya lagi. Baekhyun menggeleng
lemah.
"Kenapa berhenti? Lanjutkan saja."
Katanya. Luhan mencium kening
suaminya itu. "Baiklah."
"Arghhhh!" Luhan masuk secara
perlahan, terus dan terus. Kedua
kaki Baekhyun menegang dilihat dari
jari-jarinya yang merapat menahan
sakit, sedangkan Luhan mencoba
sekuat mungkin mendorong
pinggulnya secara perlahan. Ia tahu
Baekhyun kesakitan dan ia tak tahan
mendengar itu semua, tapi ia juga
suka dengan sensasi yang
didapatkan. Luhan merasakan
sesuatunya yang berbeda saat ia
melakukannya dengan perlahan.
"Luhan hyung!" Baekhyun melemah
setelahnya. Junior Luhan sudah
sepenuhnya masuk.
"Bergerak hyung."
"Huh?" Luhan menengadah sedikit,
"Bergeraklah, perlahan sampai kita
pada puncaknya.."
"Kau yakin?"
Baekhyun mengangguk. "Pegangan!"
Baekhyun mengeratkan pegangannya
pada bahu Luhan. Luhan bersiap, ia
kemudian menarik juniornya hingga
ujungnya lalu mendorongnya
kedalam. Baekhyun mendesah,
"Ahhhh-aaaahh.."
Desahannya bersahut terus
menerus, Luhan mengerang kala
merasakan penisnya yang terjepit
dan masuk perlahan. Ada sensasi
tersendiri, seperti listrik-listrik
menyetrum mereka dengan watt
kecil secara bertubi-tubi.
Sedangkan Baekhyun merasakan
lubangnya penuh dengan elusan
pelan didalamnya. Ini semua
membuat mereka berdua gila.
"Ahhh hyunghh... ahh... ah..!"
cengkeraman dipundak Luhan
semakin erat, menciptakan garis-
garis merah karena kuku Baekhyun
sendiri. Luhan tak
mempermasalahkan itu. Semuanya
terasa indah, jika mereka melakukan
secara cepat, kenikmatan yang
didapatkan juga akan begitu saja.
Dan ini terasa seolah dunia hanya
milik mereka berdua tanpa
mendengar denting waktu,
kenikmatan ini terasa seperti
selamanya.
"Baekhyun-" Luhan menciumi kecil-
kecil leher Baekhyun.
"Hyunghhh-nghh.. ahh.."
"Baek.. Hhh-"
"Hyung-Hmmphh!" Luhan mengunci
mulutnya, membuat desahannya
teredam. Ini membuatnya semakin
tersiksa. Rasanya seperti setiap
gerakan maju mundurnya memiliki
waktu 5 detik untuk sekedar keluar
dan masuk. Apa itu tidak terlalu
pelan? Tapi sungguh nikmat.
"Ahh.. ahh.. L-Luhan hyung-ahh.."
"Baekhyunie, ahh-rghh!"
Masuk, keluar..
"Anghh-yah-mhh.."
Masuk, keluar..
"Ahh-ahh-Ah!"
Masuk, keluar..
Luhan makin merapat, dan Baekhyun
makin mengerat. Mereka berdua tak
memilik jarak sedikitpun, semuanya
menyatu. Benar-benar menyatu.
"Hyunghh-aku m-mau,"
"HHhh, bersama.. baby ."
Masuk, keluar..
"Ahh.. ah.. ahh.. argh.."
"Baek-hhh, baby .."
Masuk, keluar..
"Hyungie, nghh.. ahh ahh ahh!"
"Ahh, Baek, kau be-nar.. benar.."
Ranjang mereka ikut bergerak pelan
seiring gerakan mereka. "AHH!"
keduanya menjerit bersama. Cairan
Luhan masuk jauh kedalam lubang
senggama Baekhyun, sedangkan
milik Baekhyun membasahi perut
mereka. Keduanya terengah. Luhan
mengecup pucuk kepala Baekhyun
sambil mengusap lagi peluh yang
ada. Keduanya sama-sama basah
keringat.
Baekhyun mengusap pipi suaminya
yang tampan, "Aku belum lelah."
Ia tersenyum, Luhan mengecup
bibirnya. "Baiklah."
Ia mengangkat tubuhnya, lalu
membalik tubuh Baekhyun hingga
membelakanginya. Dengan
tengkurap.
Luhan menggegam kedua jemarinya
dari belakang, sambil mengecupi
dari tengkuk turun ke punggungnya,
membuat hickey sambil menggesek-
gesekkan penisnya disela belahan
pantat Baekhyun. "Ahh- hyung.."
Baekhyun mengeratkan genggaman
keduanya sebagai pengalihan. Luhan
tiba di tulang ekor Baekhyun,
menjulurkan lidahnya lalu turun
hingga belahan indah yang paling ia
sukai. "Aahh!" Baekhyun tak tahan
dengan semua sentuhan lembut,
sensual yang bertubi-tubi ini. Luhan
melakukannya lagi. " Hyung!"
kepalanya terangkat, menjerit
dengan kedua mata terpejam.
Akhirnya Luhan memasukkan
juniornya lagi, menggesek rektum
milik Baekhyun dengan perlahan.
Membuatnya mendesah dengan
keras lagi karena sentuhan
perlahannya. Malam yang begitu
panjang.
.
.
.
.
Baekhyun terbangun saat merasakan
angin dingin pagi menyapa kulitnya
dengan halus. Dengan gusar ia
menggeser posisinya hingga
menghadap samping kiri, tetapi
langsung disambut dengan
masuknya secara paksa bias cahaya
kearah matanya. Mendesaknya
untuk segera membuka kedua
kelopak matanya sendiri. Baekhyun
mendengus tanpa sadar, setengah
mengumpulkan nyawa ia tidak
terpejam lagi. Benar dugaan nya
tentang bagaimana jendela kearah
balkon tempatnya menginap sudah
terbuka, membuat angin pantai entah
angin darat itu masuk dengan
leluasa. Mendadak badannya jadi
kedinginan walaupun nyatanya jam
sudah menampakkan pukul enam
pagi dan matahari jelas sudah terbit.
Kulitnya benar-benar sensitif sampai
pada akhirnya ia lebih merapat
kearah suaminya dan menutup
seluruh wajahnya kearah dada
Luhan. Suaminya mendengkur halus,
dan itu tidak mengurangi pesona
tampan Luhan dipagi hari. Xi Luhan
seperti pangeran yang tengah tidur.
Kedua pipinya menampilkan rona
samar, ouh ia malu entah kenapa.
Padahal tidak jarang kan mereka
melakukan seks, ia ingat sekali
apalagi saat liburan musim panas
tahun ini. Dan harusnya ia tidak
kaget apalagi malu saat sadar
bangun dengan keadaan seluruh
kamar kacau, dirinya dan Luhan
hanya ditutupi selimut dan mereka
tidur berpelukan. Dengan bau
sperma bertebaran tentu saja. Tapi
entah kenapa ini rasanya berbeda.
Mungkin saja efek euphorianya
karena pernikahannya. Ya Tuhan,
rasanya benar-benar bermimpi.
Padahal ini nyata.
Baekhyun juga menduga ini karena
suasana yang berbeda, biasanya kan
diapartemen Luhan atau rumah
Luhan yang ada di Busan. Tapi ini?
Luhan bahkan tidak tanggung-
tanggung menyewa penuh resort
termewah ini, Baekhyun tidak perlu
meminta yang muluk seperti ke
Italia atau Prancis. Tapi sungguh, ia
tidak pernah mengira akan ada orang
yang rela berkorban banyak demi
dirinya. Rasa sanksi selalu
menghantuinya dengan pertanyaan
ragu-ragu tentang Xi Luhan, tapi
dengan semua ini sudah cukup
membuktikan semuanya untuk
Baekhyun. Perasaan, dan cinta
Luhan untuknya. Semuanya lebih
dari cukup. Baekhyun mengusak-
usakkan hidungnya karena gemas
sendiri karena membayangkan
semua hal yang dialaminya, tapi ia
tersentak saat menyadari Luhan
sudah menciumi puncak kepalanya
dan merapatkan lengannya di
pinggang Baekhyun, seperti tak ada
hari esok saja.
"Kau sudah bangun, hm ? Terlalu
terpesona denganku kah?" goda
Luhan dengan suara serak karena
bangun tidurnya. Baekhyun merengut
sambil mendongak, "Narsis sekali
kau hyung!" ia mencubit perut Luhan
sebal dan suaminya mengaduh
sakit. "Ya Tuhan, Baek! Sakit!"
Baekhyun terkikik geli lalu
membenamkan lagi seluruh
wajahnya, Luhan tertawa setelahnya.
"Aku senang sekali hari ini, aku
ditemani lelaki manis yang tidur
sambil memelukku."
"Ya! Kan kita sudah sering seperti
ini!"
"Tapi rasanya berbeda saat
membayangkan kalau kemarin kau
baru saja meresmikan pernikahan."
Baekhyun merona mendengarnya.
Benar, Luhan benar. Luhan mencetak
sedikit jarak diantara mereka,
membuat Baekhyun agak bingung
tapi setelahnya anak itu mengerti.
Luhan hendak merendah,
mensejajarkan posisi mereka. Ia
menciumi pipi Baekhyun bertubi-
tubi. " Hyung!" Baekhyun berseru
kegelian, Luhan malah makin gemas
melihat pasangannya.
"Ya Tuhan, aku mencintaimu Baek!"
Baekhyun menatap Luhan sebentar
setelah mengatakan itu. Suaminya
itu lalu mengecup bibirnya singkat,
lalu tersenyum tampan. "Kita
melalukan berapa ronde semalam?"
"Ya!" Baekhyun memukul dada
Luhan menahan malu. Walaupun
begitu, bisa saja kan ada cctv atau
kamera lain yang tersembunyi
karena- hell, ini malam pertama
seorang Xi Luhan! Luhan mencium
pipinya sekali lagi dengan lembut.
"Aku serius Baek, aku takut
membuat bokongmu sakit."
"Kau selalu biadap saat diranjang!"
"Tapi kau menyukainya kan?" Luhan
menyeringai, Baekhyun jadi malu
sendiri. " Aish, istriku cantik
sekali~!" cubitnya gemas. "Aku
bukan perempuan!" Baekhyun
menjerit tak terima. Pasangan ini,
masih pagi sudah ribut, sungguh
benar-benar!
"Yayaya, aku harus bilang berapa
ribu kali lagi kalau kau itu lebih
cantik dari perempuan Xi Baixian!"
"Namaku Baekhyun, bukan Baixian!"
"Itu nama cinamu Baek! Terimalah
sedikit kalau kau menjadi istri orang
cina!"
"Tapi ibumu orang korea hyung! Dan
berhenti memanggilku seperti itu!"
"Tapi ayahku orang cina baby, pasti
aku memakai marga ayahku. Kau
sangat menggemaskan!"
Baekhyun terus mempermasalahkan
tentang nama cina, marga barunya,
dan panggilan 'istri' yang sangat
menggelikan itu dengan tidak
terima. Luhan juga menandingi dan
mengajaknya berdebat pula sambil
mencuri kesempatan mengecupi pipi
Baekhyun bertubi-tubi ataupun
bibirnya. Padahal mereka masih
sama-sama berbaring diatas kasur,
tapi sudah seperti ini.
"Baek, kenapa kau jadi cerewet
sekali sih?" tanya Luhan sambil
mencium pipinya lagi. "Biarkan saja!
Kau menyebalkan!" Baekhyun
bangun setelahnya menuju kamar
mandi tanpa peduli tubuh mulusnya
yang kemungkinan tampak dari luar
jendela balkon yang terbuka. Apa
pedulinya? Luhan jadi tegang
sendiri. "YA! Kau mau kemana?!" ia
berteriak mengikuti Baekhyun dan
berhasil sampai didalam kamar
mandi tepat sebelum Baekhyun- nya
menutup pintu.
"Apa yang kau lakukan disini?!"
"Aku ingin mandi bersamamu!"
"Mwo ? Tid-Hmmpph!"
.
.
.
.
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
LuBaek
Fanfictionauthor: xiubaekhan ini hanya copyan ff LuBaek dari FFN. Bukan berniat untuk plagiat.. . . . request: byunee_vc