TOLERANSI DALAM ISLAM

5.9K 17 3
                                    

Oleh Basir Ahmad Orchard

Salah satu ciri Islam yang penting adalah ia berusaha untuk menguatkan perdamaian untuk umat manusia dan agar tetap tercapai tujuan ini ia meletakkan dasar toleransi beragama. Salah satu ajaran pokok Islam yang mendapat tempat pertama adalah perngakuan kebenaran semua utusan Tuhan yang diutus-Nya untuk petunjuk bagi manusia yang untuknya mereka diutus sejak masa Adam a.s. Kita baca dalam Alquran Suci: "Dan untuk semua umat ada seorang rasul". (10:48). "Dan untuk setiap kaum ada pemberi petunjuk" (13:8). "Dan sesungguhnya telah kami bangkitkan dalam setiap umat seorang rasul dengan ajaran sembahlah Allah dan jauhilah Thagut." (16:37). "Dan tiada satu umat kecuali telah berlalu di dalamnya eorang pemberi peringatan." (35:25)

Islam adalah agama pertama yang mengakui nabi-nabi dan seluruh agama yang diwahyukan walaupun nabi-nabi agama-agama terdahulu itu memutuskan perhatian mereka hanya kepada bangsa-bangsa dan suku-suku tertentu yang kepadanya mereka diutus. Nabi Suci Islam, Muhamamd saw diutus bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi untuk seluruh manusia.

"Dan kami utus engkau sebagai Rasul bagi sekalian manusia". (4:80)

"Katakanlah 'Hai manusia , sesungguhnya aku Rasulallah untuk kalian semua yang pada-Nya kerajaan langit dan bumi." (7:159)

"Dan tidaklah kami utus engkau melainkan sebagai pembawa kabar suka dan pemberi peringatan kepada seluruh manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ." (34:29)

Mari kita lihat kembali sejarah Islam dan lihatlah betapa prinsip-prinsip toleransi beragama diterapkan. Nabi Muhammad saw dan pengikut beliau menderita bertahun-tahun oleh penganiayaan di Mekkah sebelum berhijrah ke tempat yang yang lebih aman di Madinah yang letaknya 200 mil dari Mekkah. Disana nabi Muhammad saw mengatur masyarakat kaum Muslimin dan salah satu langkah pertama yang beliau ambil adalah mengadakan perjanjian dengan tiap golongan utama di Madinah meliputi kaum Yahudi. Pengikut-pengikut beliau di Madinah (Anshor) dan golongan Muslim dari Mekkah (muhajirin) dalam perjanjian pertama dengan golongan lain, kebebasan beragama diberikan kepada yang bukan muslim. Yahudi Madinah bebas menjalankan agama mereka sendiri. Mereka bebas untuk hidup menurut kepercayaan dan amalan mereka sendiri. Tak diragukan bahwa kemudian mereka dihalau dari Madinah tetapi itu bukanlah disebabkan keprcayaan agama mereka namun disebabkan mereka tidak setia kepada negara.

Nabi Suci saw juga memberi jaminan kebebasan kepada kaum Kristen Najran, menjamin perlindungan terhadap jiwa, harta dan agama mereka. Bahwa gereja-gereja mereka tidak akan dihancurkan dengan cara apapun. Mereka tidak dibenarkan untuk diambil pajak nya secara tidak adil dan tidak ada gereja dibenarkan untuk diruntuhkan untuk tujuan pembangunan Mesjid di tempat itu. Seandainya seorang Muslim menikahi wanita Kristen, wanita itu bebas menjalankan kewajiban agamanya sendri. Orang-orang musim harus siap membantu orang Kristen jika mereka perlu bantuan dalam memperbaiki tempat-tempat ibadah mereka. Kitab Suci Alquran secara jelas menjunjung perlakuan baik semua tempat ibadah dan juga kebebasan dalam memilih dan menjalankan agama:

"Jika Tuhan tidak menolak manusia dengan sebagian yang lain, niscaya diruntuhkan kebanyakan biara dan kuil dan Gereja dan Sinagog dan Mesjid yan dialamnya nama Tuhan banyak diingat. (22:41)

tak ada Paksaan dalam agama" (2:257)

Islam lebih lanjut tidak membatasi keselamatan hanya untuk orang-orang Islam. Ayat berikut ini menunjukkan siapa saja yang beriman kepada Tuhan dan hari akhirat dan tulus serta beramal saleh tidak ada sebab untuk takut dan duka cita:

"Sesungguhnya mereka yang beriman, Yahudi dan Nasrani serta Sabi'in yang percaya kepada Allah dan Hari Akhirat dan beramal saleh akan menerima ganjaran dari Tuhan mereka dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka berduka cita."

Ada satu kesalahpahaman yang berakar kuat bahwa Islam disebarkan dengan pedang, tak ada yang dapat lebih jauh kebenaran. Seperti telah disebutkan Alquran menetapkan tak ada paksaan sama sekali dalam masalah agama.

"Dan Jika Tuhan engkau mau memaksakan kehendak-Nya pasti akan beriman mereka semua yang ada di bumi. Apakah engkau kemudian akan memaksa manusia menjadi beriman." (10:100)

"Barangsiapa menghendaki biarlah dia beriman dan barangsiapa menghendaki biarlah dia kafir". (18:30)

"Katakanlah: 'Hai Manusia, telah datang kebenaran keapadamu dari Tuhanmu. Maka barangsiapa mengikuti petunjuk adalah untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barangsiapa sesat adalah merugikan dirirnya sendiri. Dan aku tidak menjadi penjaga atas kamu." (10:109)

"Tak ada paksaan dalam agama sesungguhnya telah nyata petunjuk dari pada kesesatan." (2:257)

"Jangan kalian mencaci maki berhala-berhala yang diseru selain Allah, sebab bila kalian melakukannya, mereka akan balas mencaci maki Allah disebabkan mereka tidak mengetahui." (6:109)

Benar bahwa kaum musimin berperang tetapi mereka hanya dibenarkan melakukan di bawah ketentuan-ketentuan tertentu. Kitab Suci Alquran menyatakan:

"Diizinkan berperang bagi mereka yang diperangi sebab mereka telah dianiaya dan seesungguhnya Allah berkuasa untuk menolong mereka. Yakni mereka yang diusir dari rumah-rumah mereka secara tidak adil hanya karena mereka mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah" (22: 40-41)

"Dan perangilah di jalana Allah orang-orang yang telah memerangi kamu tetapi janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Ayat-ayat ini mengizinkan kaum muslimin untuk berperang hanya ketika mereka menjadi korban agresi dan kemerdekaan beragama ada dalam bahaya. Setiap orang yang mempelajari sejarah Islam mengetahui bahwa untuk waktu lama nabi Suci Muhammad saw dan para pengikut beliau dianiaya oleh para penentang dalam usaha mereka untuk menghapuskan Islam dan kaum muslimin awal di tanah Arab.

Islam berarti damai dan nabi Suci Muhammad saw selalu berusaha untuk menegakkan perdamaian dan akan membuat perjanjian-perjanjian damai dengan orang-orang yang memusuhi beliau, diantaranya adalah perjanjian Hudaibiah yang disetujui bahwa jika seorang kafir pergi kepada kaum muslimi dia harus dikembalikan. Perjanjian ini membuktikan bahwa tidak ada pemaksaan yang digunakan terhadap orang kafir. Itu merupakan perjanjian toleransi beragama, Alquran hanya mengizinkan perang mempertahankan diri. Sungguh tidak benar bahwa Islam mengizinkan memasukkan orang bukan islam dengan kekerasan dan paksaan, kenyataannya musuh-musuh Islam yang mengangkat senjata memerangi kaum muslimin.

Ketika pasukan Salib Kristen merebut Yerusalem dari tangan kaum muslimin, mereka tanpa belas kasihan membantai penduduknya, tetapi ketika Salahuddin merebut kembali kota itu beliau memberi kebebasan kepada semua orang Kristen, membantu mereka dengan makanan dan uang serta memberi mereka kebebasan untuk pergi dan suatu jaminan untuk diri, harta dan gereja-Gereja mereka dan kepada setiap orang mereka membayar jizyah yang ditetapkan bagi mereka.

Khalifah Umar mengeluarkan perintah berikut ini kepada pasukan Islam:

"Jangan menghancurkan pohon-pohon buah atau tanah pertanian di jalan yang kalian lalui. Adillah dan jagalah perasaan -orang lemah. Hormatilah pemuka-pemuka agama-agama yang tinggal di biara atau pertapaaan dan berilah tempat di gedung mereka. (Church History by Andrew Miller).

Bukan hanya orang-orang itu menikmati kehidupan toleransi Islam dibawah peemerintah Muslim tetapi juga perlakuan baik, pertimbangan dan pemikiran yang jujur. Toleransi pemerintah-pemerintah Islam ini telah diletakkan dengan tepat oleh H.J. Schoops:

"Derajat toleransi yang dmikian tetap asing untuk (pemerintah) Kristen Eropa selama berabad-abad. (The Religion of Mankind)

kadang-kaadang dinyatakan bahwa Islam tidak mengizinkan kaum muslimin menjalin hubungan dengan orang-oang dari agama-agama lain. Ini tidak benar dan tak ada dasar untuk keberatan ini.

Sepanjang sejarah kita dapati orang-orang bukan Islam hidup di bawah pemerintahan-pemerintah Islam dengan menikmati perlakuan hormat dan penghargaan. Khlifah kedua, umar r.a. Mengeluarkan perintah bahwa orang-orang Kristen dan Yahudi yang miskin harus dibantu dari perbendaharaan kaum Muslimin (Baiul Maal)

Banyak contoh toleransi Islam dapat dicatat dari sejarah Islam dan dapat juga dilihat di masa sekarang. Kaum muslimin telah dapat memenangkan orang-orang kepada Islam dengan kasih sayang, simpati dan kerendahan hati mereka.

(Dikutip dari Review of Religion) (Darsus no 15, 12 April 2002, Jemaat Ahmadiyah Indonesia)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2011 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOLERANSI DALAM ISLAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang